Chapter 15 - Babu ???

4.6K 244 22
                                    

Fiana baru saja keluar dari tempat perbelanjaan. Ia membeli beberapa barang yang dibutuhkan untuk keperlua tugas sekolah dan beberapa makanan ringan yang ia belo untuk stok dirumahnya.

Kali ini Fiana mengendarai mobilnya sendiri. Ya. Biasanya Fiana memilih untuk menaiki angkutan umum atau berjalan kaki. Tapi kali ini ia mengendarai mobil miliknya sendiri. Setelah memasukkan semua barang belanjaannya kedalam mobilnya. fiana langsung melajukan kendaraannya dengan cepat.

Dan untuk pertama kalinya ia harus mengutuk para pengendara yang selalu menyerobot jalanan dan mengutuk ketertiban lalu lintas yang sangat padat dan sehingga membuat kemacetan yang panjang dan menyebabkan Fiana mengalamai kram pada bokongnya karena berlama-lama untuk setia duduk di kursi kemudinya.

"Ck kenapa harus macet sih." Kesal Fiana.

Jalanan sangat ramai. Semua orang berlalu lalang di sana. Ada yang sedang mengais rezeki dengan suara yang sangat pas-pasan dan alat musik yang penuh dengan tambalan karena rusak, ada yang sedang mengais rezeki dengan beberapa makanan yang digantung di lehernya dengan sebuah kotak dan mengitari sesekali mengetuk semua mobil yang sedang terjejer acak di karenakan macet untuk meminta agar makanan itu di beli oleh para pemilik mobil tersebut.

Pandangan Fiana mengedar ke arah pinggiran jalan yang terdapat beberapa anak kecil yang juga mengais rezeki. Miris rasanya ia melihat keadaan di sekitarnya. Seorang anak kecil dengan sebuah kotak kayu serta sikat semir sepatu sedang menggosok sepasang sepatu milik oranglain, dan juga beberapa anak yang berjalan kesana kemari sambil membawa koran.

Hah. Inikah indonesia? Yang katanya sudah merdeka tapi rakyatnya masih menderita?

Apa yang di lakukan para pejabat negeri ini?

Jabatan? Gaji yang besar? Kekuasaan? Itu yang mereka butuhkan?

Terkadang masih belum puas, mereka dengan teganya mengambil hak milik rakyat kecil hanya untuk memenuhi kepuasaan mereka tersendiri.

Sungguh manusia yang tidak punya hati!!!

Setelah kemacetan sudah mulai berkurang Fiana pun langsung melajukan kendaraannya lagi dan meninggalkan keramaian yang sangat menyedihkan jika ia lihat terlalu lama.

Tiba-tiba ia melihat sosok perempuan yang sanagt ia kenal memasuki sebuah Rumah Sakit yang cukup besar di kota ini seorang diri. Fiana yang tidak mengetahui untuk apa wanita itu kesana hnya bertanya-tanya dalam hatinya.

"Manda? Ngapain dia kesitu?" gumam Fiana.

Suara klakson mobil membuyarkan lamunannya. Dan ia pun langsung melajukan mobilnya dan merutuki dirinya karena ia berhenti tepat di tengah jalan karena melamun memikirkan Manda yang berkunjung ke sebuah Rumah Sakit.

'Mungkin keluarganya yang sakit' batin Fiana.

******

"BANGKONG ALAAAYYYYY........ SETAANNN LUTUNG..... BAKSO GUE NGAPAIN LO COMOT HAH!!!!" Teriak Yura.

"Heh Mak Siput!!! Gue punya nama kelles... keren lagi.... ELVINO CHANDRAWINATA!!!!" Ucapnya kesal penuh penekanan.

"Bodolah mau nama lo siapa kek... Elvino kek Alvina kek Almarhum sekalian aja lebih bagus!!! Yang penting balikin bakso gue CEPETAN!!!" teriak Fiana lagi.

Vino pun langsung menyembunyikan Mangkuk bakso Yura di balik punggungnya. "Gak!! Gak bakal gue balikkin!! Sembarangan lo kalo ngomong ngatain gue almarhum. Kalo gue beneran jadi almarhum orang pertama yang gue gentayangin elo sih!!!" ancam Vino.

Gendis yang sedari tadi hanya menyimakperdebatan konyol antara dua makhluk setengah waras setengah jadi-jadian itu menghela nafasnya kasar dan mneggeleng tanda tidak mengerti dengan apa yang mereka debatkan.

BE ONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang