"woy yang bener dong bantuinnya. Cepetan bantuin gue!!! Gue udah telat nih.. lu mau apa gue masuk keruang BK lagi dan ketemu sama tuh pak mahmud. WOIII KUNYUK!!! Pan malah bengong aje lo kayak kambing congek. Dengerin gua gak lo?" bentaknya.
"I-iya be-bentar kak.. ma-masalahnya aku gak tau caranya kak." Ucapnya gemetar sambil menunduk. Beruntung mereka terhalang oleh pagar sekolahnya. Jika tidak... Maka tamatlah riwayatnya.
Frustasi dibuatnya. Akhirnya ia memilih jalan terakhir.
"Argh... Bodoh banget sih lo.. bilang kek klo gak tau.. jadi gak buang-buang waktu gue aja!!" omelnya lalu pergi ke arah belakang sekolah.
Gadis itu langsung menghela nafas lega karna ia sudah lepas dari cengkraman singa lapar.
Sementara itu, dibelakang sekolah seorang siswi tadi sedang menatap tembok beton yang menghalanginya seraya berpikir.
"Gimana caranya gue ngelewatin tembok ini. Sementara itu, ini sudah semakin siang. Argh seharusnya tadi gue gak kesiangan. Jadinya begini deh." Gumamnya sambil mengetuk-ngetukkan dagunya.
Ia mengedarkan pandangannya. Lalu ia melihat ada tangga yang tergeletak.
"Gosh!!! Akhirnya gue nemuin juga. Huh begini caranya kan gue gak bakalan telat."
Tanpa babibu ia langsung mengambil tangga itu dan menyenderkannya ke tembok. Setelah itu, ia naik tangga dan melewati tembok itu. Setelah berhasil loncat dari tembok yang cukup tinggi itu. Akhirnya ia bisa juga memasuki kawasan sekolah.
Ia menepuk-nepukkan roknya membersihkan debu yang menempel ketika ia melewati tembok. Setelah merasa sudah bersih ia membalikkan badannya dan berniat untuk pergi ke kelasnya. Tapi, tiba-tiba ada seseorang yang menghadangnya sambil berkacak pinggang. Orang itu menatapnya dengan tatapan siap membunuh. Sedangkan yang ditatap hanya menyengir kuda seperti tak memiliki salah apapun.
" FIANA FREDELLA ALEXANDRA " Ucap pak Mahmud penuh penekanan.
" Hadir pak." Jawabnya yang tak lain dia adalah Fiana.
" Hadir hadir... udah jam berapa ini Fiana? Jam segini kamu baru hadir? Dan kamu nekat manjat tembok sekolahan. Astaga Fiana apa kamu gak bosan apa setiap hari dihukum sama saya? Saya aja bosan ngehukum kamu terus." Ucapnya marah.
Tetapi Fiana hanya menganggapnya angin lalu. Karna omelan seperti itu sudah biasa ia dengar. Bhakan ia sudah hafal setiap kata yang pak mahmud ucapkan.
"Yaelah pak kalo bosen yaudah jangan ngehukum saya. Kan gampangkan dan masalah selesai. Beres deh." Jawab Fiana enteng.
"kamu yah kalo dinasihatin tuh dengerin baik-baik. Pokoknya saya gak mau denger alasan kamu. Cepat pergi kelapangan. Hornat ke tiang bendera sampai jam istirahat tiba." Tegas pak mahmud.
"yaelah bapa mah. Gak asik lah.. kalo disuruh hormat ketiang bendera mulu saya bakalan bisa hitam pak kulit saya. Nanti si ketua osis gak bakalan ngelirik saya pak." Rengeknya.
" Siapa yang mau ngelirk kamu? Kalo tingkah laku kamu aja kayak gitu. Udah cepetan sebelum saya berubah fikiran untuk menambah hukuman kamu."
"yaudah deh iya iya..." pasrahnya sambil berjalan ke arah lapangan meninggalkan pak mahmud. "Gue doain tuh kumis tumbuh makin lebat bahkan sampe kaki terus keslimpet deh tuh kaki, nyungsruk deh nyungsep mampus hahaha" gerutunya.
Dan ternyata pak mahmud mendengarnya. Karna ia tepat berada dibelakang Fiana.
"FIANAAAA!!!!!!!! Apa yang tadi kau katakan???" geramnya.
Fiana yang mendengarnya langsung lari terbirit-birit dan berteriak dikoridor sekolah.
"TIDAK PAK.. PAK MAHMUD YANG PALING GAN TENG DAN KECE........... TAPI BOHOONGGGGGG HAHAHAHA" Lanjutnya lagi. Sedangkan Pak Mahmud hanya menghela nafas pasrah dan menggelengkan kepalanya. Ia heran dengan tingkah laku siswinya itu yang tak pernah berubah-ubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE ONE [COMPLETED]
Ficção AdolescenteMungkin julukan Bad Girl tidak cukup untuknya. Gadis remaja yang selalu membuat ulah dan bersikap konyol. Dikenal tomboy tapi suka boneka barbie. Rajin bolos pelajaran tapi nilai paling tinggi. Yang hobbinya manjat pohon cerry tapi gk bisa turun. A...