Fiana membuka pintu kamar rawat rumah sakit. Lalu ia masuk kedalamnya dan melihat dengan jelas Rio yang sedang terbaring diranjang rumah sakit itu. Fiana berjalan dengan pelan karena takut mengganggu Rio yang sedang istirahat.
Fiana menggenggam tangan Rio yang terasa dingin. Matanya masih saja menatap Rio yang sedang terlelap dan masih menjelajahi mimpinya.
"Lo sakit apa sih Rio?" gumam Fiana.
"Lo jahat." Ucap Fiana serak. "Lo kenapa ngebiarin gue nyariin lo kayak orang stres tau gak. Dan lo sama sekali gak ngabarin gue. 2 minggu lo ngilang gak ada kabar yo. Apa lo gak kangen sama gue? Sama sahabat lo?" lirih Fiana.
Fiana menunduk dan menangis. Ia menangis dalam dia, ia tidak ingin Rio terbangun karena tangisannya.
Tiba-tiba Fiana merasakan ada yang mengenggam tangannya erat. Fiana mendongakkan kepalanya dan melihat Rio yang terbangun dari tidurnya.
Fiana yang masih terdiam dan mematung karena ia tidak menyangka bahwa yang ia lihat saat ini adalah Rio. Rio tersenyum ke arah Fiana yang masih melamun. Rio mengelus punggung tangan Fiana dan membuat Fiana sadar dari lamunannya dan langsung memeluk Rio.
"Gue kangen banget sama lo." Bisik Fiana serak.
Rio membalas pelukan Fiana. "Gue juga." Jawabnya lirih.
Fiana melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya dan langsung tersenyum.
"Lo kenapa gak ngasih tau gue kalo lo sakit sih Yo?" tanya Fiana kesal.
Rio terkekeh. "Hp gue rusak dan gue belum ganti hp lagi." Jawab Rio enteng.
"Tapi kenapa lo gak ngasih tau lewat Manda atau keluarga lo? Gue kerumah lo, tapi rumah lo selalu kosong bahkan ortu lo aja gak ada." Tanya Fiana lagi.
"Gue lupa. Hehe maaf yah." Ucap Rio sambil tertawa renyah.
"Lupa gak selama itu Yo. Berarti tanpa lo sadari, lo dengan gampangnya ngelupain gue selama 2 minggu ini." Ucap Fiana sendu.
"Gue gak lupa sama lo. Cuman gue gak mau banyak orang yang tau kalo gue lagi sakit." Lirih Rio.
"Memangnya lo sakit apa?" sahut Fiana.
Rio terdiam sejenak membuat Fiana penasaran dan was-was akan jawaban Rio.
"Gue punya Anemia. Selama seminggu itu gue di rumah nenek gue di Bandung untuk berkunjung. Tapi Anemia gue kambuh, jadinya gue gak langsung balik deh." Jawab Rio.
"Dan seminggu lagi kenapa lo gak sekolah dan gak ada dirumah. Dan lo malah ada di Rumah sakit ini?" sahut Fiana kesal.
Rio terdiam lagi. Ia menghela nafasnya pelan. "Entah karena kondisi gue yang gak fit, gue kena DBD kemaren." Jawab Rio membuat Fiana menjatuhkan rahangnya.
Fiana butuh waktu untuk mencerna jawaban Rio.
Apa bisa yang tadinya sakit Anemia langsung terkena DBD???
'Mungkin aja bisa kali yah? Kan sekarang lagi musimnya penyakit dimana-mana.' Batin Fiana.
"Maafin gue yah." Lirih Fiana menunduk.
"Lo kenapa minta maaf?" Rio mengerutkan keningnya.
Fiana mendongakkan kepalanya. "Karena gue yang bikin lo sakit dan menderita kayak gini. Andai aja waktu itu gue gak maksain lo untuk main basket ampe bikin lo kecapean. Jadinya lo gak bakal sakit kayak gini. Dan-"
"Sstt ini bukan salah lo kok. Guenya aja yang gak bisa jaga kesehatan. Makanya gue sakit deh." Potong Rio.
Fiana terdiam. Ia tidak dapat berbicara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE ONE [COMPLETED]
Teen FictionMungkin julukan Bad Girl tidak cukup untuknya. Gadis remaja yang selalu membuat ulah dan bersikap konyol. Dikenal tomboy tapi suka boneka barbie. Rajin bolos pelajaran tapi nilai paling tinggi. Yang hobbinya manjat pohon cerry tapi gk bisa turun. A...