Aku memang laki-laki bodoh yang sama sekali tidak mengerti perasaan wanita. Aku memang bodoh!!! Aku sangat bodoh...
Bahkan untuk mengetahui perasaanku yang sebenarnya saja membutuhkan waktu yang cukup lama...
Aku juga bodoh, bahkan sangat bodoh... mengapa aku tidak mengenali gadis kecilku sendiri?
Menyesal? Ya itu yang aku rasakan saat ini...
Aku mengacuhkan cintanya padaku hanya demi perasaanku yang dengan jelas bertepuk sebelah tangan.
Dengan bodohnya aku mengabaikan cinta Fiana yang memang benar-benar tulus, dan memilih untuk menunggu cinta yang lain dan jelas-jelas tidak akan pernah datang kepadaku.
Mengapa aku terlahir dengan tingkat kadar kepekaan yang sangat sedikit?
Ya Tuhan,
Aku memang orang yang jahat dengan membiarkan gadis yang kucintai sejak dulu memperjuangkan perasaannya sendirian. Sedangkan aku? Bahkan aku selalu saja menyakitinya dengan berpaling ke arah lain.
Oh... Riyan...
Kemana saja kau selama ini sehingga kau selalu menutup matamu...
******
Aku menyadari semuanya ketika aku hampir mati karena tertabrak mobil. Ralat—bukan akulah yang tertabrak dan terluka melainkan Fiana yang terluka karena menyelamatkan diriku. Sudah aku bilang kalau aku adalah laki-laki yang bodoh. Seharusnya aku yang melindunginya agar tidak terluka, tapi kenyataannya tidak! Justru ialah yang melindungiku tanpa berpikir dua kali untuk menyelamatakan ku dan tidak perduli dengan dirinya yang terluka karena diriku.
Sedangkan, Manda yang memang aku sukai sejak aku pertama masuk SMA dan aku berharap bahwa dialah yang akan menolongku. Tapi, nyatanya tidak! Justru ia hanya berdiam diri dan datang kepadaku ketika sudah dipastikan bahwa aku selamat. Dan mulai disitu aku menyadarinya. Cinta manakah yang paling tulus.
Aku mencoba memperbaiki semuanya dengan perlahan aku mencoba membuka hati untuk Fiana. Sejujurnya aku mulai mempunyai sedikit rasa padanya. Namun, semuanya tidak berjalan cepat. Semuanya butuh proses, aku memang masih memiliki perasaan untuk Manda, tapi aku juga tidak bisa langsung menghapus semua perasaan yang kumiliki pada Manda.
Mungkin ini yang disebut karma. Aku mengalami patah hati dan aku pun merasakan penyesalan sekaligus. Aku patah hati karena perasaanku pada Manda bertepuk sebelah tangan dan aku pun menyesal karena aku terlambat menyadari perasaanku dan menyadari semua kebenaran selama ini.
Manda yang aku kira selama ini juga menyukaiku, ternyata ia mencintai Rio siswa baru itu. Dan entah sejak kapan mereka dekat, tapi aku langsung mendapat kabar jika mereka sudah resmi berpacaran. Ada sedikit rasa sakit yang aku rasakan. Namun, rasa itu langsung aku buang-buang jauh dan segera aku lupakan.
Namun, aku pun menyesal karena aku terlambat untuk memperjuangkan cintaku. Aku memang bodoh dan laki-laki berengsek yang selama ini hanya mampu menyakiti hati Fiana. Bahkan, aku terang-terang mengatakan bahwa aku menyukai Manda dan berniat akan menembaknya untuk menjadi kekasihku. Dan semua itu aku katakan dihadapan Fiana secara langsung. Aku tidak dapat membayangkan betapa sakit hatinya.
Semua yang dikatakan Rio itu semua benar. Bahwa kini aku lah yang merasakan penyesalan tersebut. Dulu aku selalu menampik perasaan yang selalu muncul dihatiku karena egoku yang selalu menunggu masa laluku untuk kembali. Tapi tanpa kusadari, sesuatu yang kutunggu sejak dulu sudah ada didepan mataku. Namun, aku justru menyia-nyiakannya. Betapa jahatnya aku ya Tuhan.
Tapi, mengapa Fiana selama ini diam dan bersikap tidak tau apa-apa? Ia bisa saja memberitahu aku bahwa Fiana lah sosok masa laluku itu. Tapi, sekali lagi aku berpikir. Itu semua tidak mudah untuk Fiana lakukan, karena Fiana sendiri ingin tahu bagaimana perasaan sebenarnya yang aku rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE ONE [COMPLETED]
Teen FictionMungkin julukan Bad Girl tidak cukup untuknya. Gadis remaja yang selalu membuat ulah dan bersikap konyol. Dikenal tomboy tapi suka boneka barbie. Rajin bolos pelajaran tapi nilai paling tinggi. Yang hobbinya manjat pohon cerry tapi gk bisa turun. A...