"Huh." Fiana mengeluh sambil menundukkan kepalanya di meja kantin. Ia sangat lesu dan lemas setelah mendengar ucapan Manda barusan.
"Jadi, Rio gak sekolah lagi?" Tanya Yura.
Fiana mengangguk. Dengan lemas ia mengangkat kepalanya dan duduk dengan tegak.
"Gue udah kerumahnya. Tapi ternyata rumahnya kosong gak ada siapa-siapa. Pagi-pagi buta gue udah telfonin dia dan gk diangkat. Makanya itu, gue kerumahnya tapi dia gak ada." Kata Fiana lesu.
Yura langsung duduk di samping Fiana dan menoleh pada Fiana sambil bertopang dagu.
"Lo udah nanya Manda. Siapa tau aja dia tau kemana Rio." Tanya Yura.
Fiana menghela nafas dan menghembuskannya kasar. "Gue udah nanya. Dan apa yang gue dapetin? Jawaban dia ketus, jutek plus dingin. Dan gue kaget banget, kemana Manda yang dikenal dengan kelembutannya."
"Ada apa sama Manda? Gak biasanya." Gendis mengerutkan keningnya sambil mengetukkan dagunya.
Sebenarnya Fiana sangat malas untuk menceritakannya. Tapi jika ia tidak menceritakannya, seumur hidupnya akan di ganggu oleh dua anak setan alay itu. Dengan malas ia menceritakannya.
Flashback On
Fiana berlari di sepanjang koridor sekolah untuk mengejar Manda yang sudah lebih dahulu melewati koridor.
"MANDA!!!" Teriak Fiana.
Manda pun yang mendengarnya langsung menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya untuk melihat siapa yang sedari tadi memanggilnya.
Fiana berhenti berlari dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Lo cepet banget sih jalannya. Gila." Gerutu Fiana.
"Ada apa?" tanya Manda dingin.
"Jutek amat mbak." Cibir Fiana.
"Gak usah lama deh. Gue mau kekelas." Ketus Manda.
"Itu... tadi gue kerumah Rio. Dia kok gak ada. Dan sekarang dia gak sekolah ternyata. Lo tau kenapa?" tanya Fiana.
Pertanyaan Fiana membuat Fiana membelalakkan matanya terkejut. Namun, ia langsung merubah ekspresinya lagi.
"Enggak." Singkat padat jelas dan akurat.
Jawaban Manda membuat Fiana menjatuhkan rahangnya. "Enggak?"
"Ya."
"Kenapa lo bisa gak tau kemana dia? Secara lo itu kan cewenya dia kan." Tanya Fiana protes.
Manda terdiam tak menjawab. Ia hanya menolehkan wajahnya ke arah lain dan tidak menatap Fiana.
Fiana yang terlanjur emosi karena sikap Manda yang bersikap acuh pada Rio yang notabenenya adalah Kekasihnya tidak dapat menyembunyikan amarahnya.
"Lo gak bisa gitu dong. Gak bisa seenaknya bersikap acuh sama Rio. Dia itu pacar lo dan Lo—"
"LO TAU APA TENTANG RIO?" Sahut Manda dengan nada tinggi memotong ucapan Fiana. "Lo tau apa yang dia rasain? Apa lo selama ini peduli sama dia? Hah.. oh ya gue lupa, lo udah buta sama cinta lo ke Riyan. Sehingga lo gak tau bagaimana Rio sekarang? Lo egois Na. Lo nganggep Rio sahabat lo! Tapi lo gak pernah merhatiin dia. Bahkan dia menghilang aja lo gak tau. Sahabat macam apa lo?" lanjut Manda dengan dingin.
"Gu-gue..."
"Jauhin Rio. Lo cuman bikin dia menderita doang. Dan dengan lo jauhin dia, dengan Rio gak ngeliat lo lagi. Itu akan bikin semuanya jadi baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
BE ONE [COMPLETED]
Teen FictionMungkin julukan Bad Girl tidak cukup untuknya. Gadis remaja yang selalu membuat ulah dan bersikap konyol. Dikenal tomboy tapi suka boneka barbie. Rajin bolos pelajaran tapi nilai paling tinggi. Yang hobbinya manjat pohon cerry tapi gk bisa turun. A...