Chapter 27 - Ketulusan

3.6K 185 9
                                    

Akhirnya ujian kelulusan pun tiba. Dan segala persiapan pun telah disiapkan oleh Fiana dan lainnya.

Dan untuk menghadapi ujian tersebut mereka semua telah mempersiapkan segalanya. Bermula dari mengikuti bimbingan belajar Pak Mahmud seteleh pulang sekolah, mengikuti Les diluar sekolah, bahkan ada yang menyewa guru privat di rumahnya. Dan itu sudah cukup membuat mereka pusing selama beberapa bulan ini.

Dan sekarang mereka harus serius dalam menghadapi ujian kelulusan ini karena ujian ini menentukan nasib mereka kedepannya nanti.

"Ayang Ndis, semangat yah UN nya." Ucap Gibran menyemangati Gendis sambil mengangkat kedua tangannya yang dikepalkan tanda untuk menyemangati Gendis.

"Hmm... Makasih." Jawab Gendis seadanya.

"Ay... Semangat yah ujiannya.. meskipun gak seruangan tapi aku tetep nyemangatin kamu kok." Teriak Vino membuat seluruh peserta ujian menoleh padanya dan membuat Yura menahan malunya.

"Huwekk.. pengen muntah gue rasanya." Sahut Yura dengan wajah jijiknya.

"Untungnya gue sama Fiana seruangan." Timpal Riyan bahagia.

"Bahagia amat lo yak." Cibir Yura.

"Iya dongs." Sahutnya bangga lalu merangkul Fiana. Fiana hanya tersenyum ke arah Riyan dan senyumannya membuat Riyan tertegun dan menjadi kikuk.

"Udahlah gue mau kekelas dulu." Ucap Fiana sambil melepaskan rangkulan Riyan.

"Eh Fiana tunggu." Teriak Riyan lalu menyusul Fiana.

******

"Kita juga seruangan sama Manda sama Rio juga?" tanya Riyan pada Fiana.

"Iyah, kenapa?" tanya Fiana.

"Gak kenapa-napa kok." Sahut Riyan.

Fiana tersenyum melihat Rio dan Manda yang saling tersenyum dan Rio terlihat bahagia saat bersama Manda. Fiana berfikir, mungkin pilihan yang Fiana pilih adalah pilihan yang tepat.

Manda menoleh ke arah Fiana yang sedari tadi sedang memperhatikannya. Manda pun tersenyum lembut pada Fiana dan Fiana pun membalas senyuman Manda.

Ya. Seperti yang bisa kita lihat saat ini. Hubungan mereka sudah membaik tidak seperti sebelumnya.

"AWW..." Ringis Riyan sambil memegang dadanya membuat Fiana menoleh dan melihat Riyan dengan panik.

"Lo kenapa?" tanya Fiana panik.

"Gak kenapa-napa kok. Ini semut main nyipok dada gue aja. Kirain gak sakit kali yah." Jawab Riyan konyol.

Fiana yang mendengarnya pun tertawa. "Ada-ada aja semut nyipok orang kayak lo."

"Lah gue kan ganteng." Sahut Riyan percaya diri. "Udahlah.. ke meja lo aja sono. Gue mau belajar." Usir Riyan.

"Lo ngusir? Okeh." Sahut Fiana pura-pura ngambek dan langsung pergi menuju mejanya sedangkan Riyan hanya terkekeh melihat sikap Fiana.

'Gue seneng hubungan kita membaik, Na.' Batin Riyan.

******

"Gue gak bisa lanjutin ini semua." Ujar Manda.

Auryn mendengus kesal. "Setelah lo yang ngerancanain ini semua dan lo yang nyerah gitu aja."

"Gue gak nyerah. Tapi gue sadar kalo apa yang gue lakuin ini sia-sia gak ada gunanya." Jawab Manda.

"Apa emangnya yang udah lo dapetin? Rio?" tanya Auryn sinis.

"Bukan." Sahut Manda. "Tapi kebenaran." Lanjut Manda.

BE ONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang