Chapter 6 - POTEX BIKIN GILA

6.2K 370 22
                                    

Fiana berjalan melewati koridor sekolahnya. Kali ini ia tidak atang terlambat atau harus kejar-kejaran dengan Mang Udin lagi dan juga tidak harus mendengar siraman rohani siaran langsung dari Pak Mahmud tercinta.

Fiana berjalan dengan senyumannya yang sangat menawan. Ia berjalan dengan anggun tidak seperti biasanya. Ditammbah lagi dengn penampilannya yang berbeda. Sedikit berbeda maksudnya, hanya saja untuk baju seragam memang tidak pernah di masukkan kedalam rok.

Seluruh siswa yang berada di koridor memandangi Fiana dengan tatapan takjud dan seakan-akan tidak percaya bahwa yang mereka lihat itu adalah dirinya. Tak terkecuali untuk siswa pria, mereka pun menatap Fiana dengan tatapan takjub.

'Gila Fiana cantik banget'

'Beda banget dari biasanya'

'Njirrr Fiana tuh? Badayy cantik luar dalem'

'Gue baru tau ada bidadari di sekolah ini'

Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan murid yang didengar oleh Fiana. Namun Fiana hanya meresponnya dengan senyuman miliknya. Dan karena senyumannya itu membuat siswa pria mimisan layaknya tokoh anime jepang.

Fiana memasuki kelasnya. Kelasnya yang sedari tadi rusuh kini tiba-tiba menjadi tenang. Semua murid yang berada di kelas dibuat menganga oleh Fiana. ini kedua kalinya mereka melihat Fiana yang berbeda. Bahkan Gendis dan Yura hanya bisa melongo. Ia terkejut dengan perubahan Fiana. walaupun hanya sedikit namun sangat berefek.

"Haii Guys." Sapa Fiana ramah.

"Haii juga." Jawab semuanya bebarengan.

Fiana langsung duduk di kursinya. Siswa dikelas belum sepenuhnya tersadar dari reaksi yang diberikan oleh Fiana.

Sekarang mereka sudah seperti zombie saja....

"Fiana nih PR kemarin, tinggal lo salin aja Na." Ujar Gendis sambil memberikan buku catatannya.

"Gak usah gue udah ngerjain sendiri kok semalem." Jawab Fiana ramah dan itu justru membuat rahang gendis jatuh.

'Gilee makan apa ya nih anak, tumben kelewat rajin?' batin Gendis.

"Fiana lo gakpapa kan? Lo sehat kan?" tanya Yura polos sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Fiana.

Fiana menggeleng sambil tersenyum. "Gue gakpapa kok justru gue baik-baik aja malahan."

"Tap—" Yura ingin bersuara namun ternyata sudah ada guru masuk. Dan pelajaran pun dimulai.

Selama jam pelajaran berlangsung Fiana sangat serius dalam belajar dan memperhatikan penjelasan dari guru. Tidak seperti biasanya ia selalu tidur jika guru sedang memberikan penjelasan. Dan bukan hanya seluruh siswa saja yang shock dengan perubahan Fiana. Namun, guru pun demikian. Mereka sama shocknya melihat perubahan Fiana yang secara tiba-tiba.

Dia memang Fiana! Namun itu bukan gaya Fiana banget.

Bel istirahat berbunyi dan seluruh murid pun bergegas untuk ke kantin. Namun berbeda dengan Fiana, ia justru pergi ke taman belakang sekolah. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.

Fiana duduk di bangku taman dengan tatapan kosongnya. Ia menatap langit dengan mata yang terbuka. Padahal cahaya matahari sedang teriknya. Namun ia tidak sama sekali merasakan silau sedikitpun. Hingga suara bariton itu menginterupsinya.

"Fiana." panggil seseorang membuat Fiana menoleh dan tersenyum karena orang yang ditunggunya akhirnya datang.

Rio sempat tertegun melihat senyuman Fiana yang diberikan untuknya. Senyuman yang berbeda dari biasanya. Itu senyuman penuh ketulusan.

BE ONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang