Auryn pergi menuju taman untuk duduk ditaman dan membersihkan noda yang ada dipakaiannya karena minuman yang dibawa Yura.
Auryn melihat Gendis yang sedang duduk dibangku dengan buku yang dipegangnya. Namun, matanya menatap hamparan kebun teh yang tepat berada di belakang mansion Riyan.
Dengan seperti biasanya Auryn melangkahkan kakinya dnegan langkah yang angkuh ke arah Gendis.
Auryn pun menghentikan langkahnya dan berdiri tepat disamping bangku panjang yang Gendis duduki.
"Pantesan aja dia berpaling dari lo. Toh selama ini yang menurut lo penting cuman buku-buku itu doang." Ucap Auryn tiba-tiba membuat Gendis menoleh dan menatapnya datar lalu kembali menatap kedepan.
"Gak ada yang lebih penting daripada buku-buku gue dan sahabat gue." Sahut Gendis tanpa menoleh pada Auryn.
"Wajar aja dia berpaling ke gue, rupanya dia udah bosen sama lo." Ujar Auryn membuat Gendis menghelas nafas dan menghembuskannya kasar.
Gendia berdiri dari duduknya dan menghadap pada Auryn.
"Mendingan lo pergi deh. Ngengganggu kenyamanan gue aja." Ucap Gendis dingin.
Auryn merengut kesal. Ia kesal sedari tadi semua orang hanya menyuruh nya untuk pergi.
"Daniel... Daniel... Ini yah cewe yang lo sukain dulu?" ucap Auryn sambil memandang geli Gendis dari atas ke bawah membuatn Gendis geram.
"Jangan salahin Daniel kalo dia berpaling ke gue karena apa? Karena lo tipe cewe ngebosenin dan gak pernah bisa ngasih—" ucapan Auryn terpotong karena Gendis menampar Auryn sehingga pipi Auryn memerah.
"BERANINYA LO NAMPAR GUE!!!" Teriak Auryn marah sambil memegang pipinya.
Auryn yang marah langsung membalas Gendis dengan ingin menamparya. Namun, Gendis telah lebih dulu menahan lengan Gendis dan memplintirnya sehingga Auryn mengaduh.
Gendis berbisik pada telinga Auryn dengan suara yang tersengar mengintimindasi.
"Asal lo tau yah. Gue gak pernah perduli kalo Daniel lebih tertarik sama lo. Intinya gue bukan kayak elo yang hanya suka sama bekasan orang lain. Kalo lo suka sama dia, ambil aja. Masih terlalu banyak cowo yang lebih baik untuk gue prebutin sama lo."
Setelah itu, Gendis menghempaskan tangan Auryn kasar sehingga Auryn sedikit terdorong ke depan.
Fiana dan Gibran yang menyaksikan pertengkaran tersebut langsung melerai mereka. Gibran yang mengerti dengan keadaan tersebut langsung memeluk Gendis yang hampir menangis dan langsung membawanya ke dalam mansion.
Sedangkan, Fiana yang masih disana dengan Auryn. Fiana mendekat ke arah Auryn. Dan—
PLAAKK!!!
Fiana menampar Auryn. "Ini balasan karena lo udah nyakitin sahabat gue. Dan bikin sahabat gue menderita."
Lalu—
PLAAKK!!!
Fiana menampar Auryn lagi. "Dan ini... hukuman buat lo karena lo udah hadir dikehidupan gue dan sahabat gue. Lo udah ngerusak semuanya. Dan lo berani-beraninya mencoba merebut apa yang seharusnya milik gue!!!" ucap Fiana memperingati
"Lebih baik lo pergi, bahkan mati pun gue bakal lebih seneng." Ucap Fiana marah lalu meninggalkan Auryn yang masih menahan sakit diwajahnya dengan amarah yang memuncak.
"AAARRRGGHH!!!!" Teriak Auryn kesal dengan nafas yang tersengal-sengal karena emosi.
"Lo bakal dapet balesannya Fiana. Bahkan semuanya... Semua orang terdekat lo bakal dapet balesannya." Gumam Auryn menatap Fiana yang sudah menghilang dari hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE ONE [COMPLETED]
Teen FictionMungkin julukan Bad Girl tidak cukup untuknya. Gadis remaja yang selalu membuat ulah dan bersikap konyol. Dikenal tomboy tapi suka boneka barbie. Rajin bolos pelajaran tapi nilai paling tinggi. Yang hobbinya manjat pohon cerry tapi gk bisa turun. A...