Twelve

367 37 1
                                    

"Momo? Apa yang kau lakukan disini? Kelas sudah dimulai."

Momo menoleh.

"Kihyun?"

Kihyun melihat Momo dengan tatapan heran. "Kenapa? Kenapa ekspresimu seperti itu? Seperti melihat hantu saja." ucap Kihyun sambil tertawa kecil.

"Maaf, aku hanya... terkejut saja." kata Momo.

"Tidak apa-apa. Ah tapi, kau belum menjawab pertanyaanku."

Momo terdiam sebentar namun ia buka mulut sesaat kemudian.

"Aku.. aku habis dari toilet. Jadi, sepertinya aku terlalu lama disana."

Kihyun hanya mengangguk mengerti.

"Kalau begitu, ayo ke kelas. Aku juga habis dari perpustakaan." ucapnya.

"Apa?" Jelas saja Momo terkejut.

Kihyun mengajaknya untuk pergi ke kelas bersama.

"Kau tidak dengar? Ayo ke kelas, guru sudah menunggu di sana."

Kihyun menarik tangan Momo dan pegi ke kelas. Sementara Momo hanya mengikutinya.

"Pak, maaf kami terlambat. Ada keperluan yang harus saya lakukan di perpustakaan." ucap Kihyun pada guru Park.

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan Hirai Momo?" Park Sonsaengnim melihat ke arah Momo yang berdiri di belakang Kihyun.

Momo terdiam.

Ia tidak tau harus menjawab apa. Ia tidak pandai dalam mencari alasan.

"Tadi, dia yang menemaniku di perpustakaan." ucap Kihyun.

Momo menengok pada Kihyun dengan tatapan terkejut. Guru Park terdiam, mencoba untuk meyakinkan alasan Kihyun yang dibuat-buat itu.

"Baiklah, tidak apa-apa. Kembali lah ke tempat duduk kalian."

Kihyun membungkuk lalu kembali ke bangkunya, begitu pun dengan Momo.

Momo melihat ke arah Kihyun.

Apa baru saja Kihyun menolongku? Benarkah? Astaga, ini sulit dipercaya.

Momo tersenyum. Walaupun ia tidak bisa memiliki Kihyun, setidaknya ada beberapa hal yang membuatnya senang tanpa harus memilikinya.

Jam istirahat...

Momo berjalan di koridor bersama Dahyun. Tadinya, mereka ingin langsung ke kantin. Namun permintaan yang tiba-tiba dari Dahyun membuat mereka harus pergi ke toilet dulu.

"Dahyun! Cepatlah! sudah hampir lima menit!" seru Momo.

Dua detik kemudian, Dahyun keluar dari toilet.

"Kau ini tidak sabaran sekali." Kata Dahyun.

"Aku sudah lapar, ayo." Momo menarik tangan Dahyun dan pergi ke Kantin untuk makan siang.

---

Momo memandang kosong ponsel nya. "Apa aku harus ikut? Ah yang benar saja..." ia kemudian menghela napas.

"Momo."

Momo menengok. "Minhyuk sunbae."

Minhyuk duduk di sebelah Momo.

"Ada apa?" tanya Minhyuk.

"Tidak ada apa-apa." ucap Momo dengan lesu.

Minhyuk tertawa kecil.

"Tidak mungkin tidak ada apa-apa kalau kau menjawab pertanyaanku seperti itu. Kau memang tidak pintar dalam mencari alasan." kata Minhyuk.

"Baiklah. Hari Rabu sampai hari sabtu sekolah akan diliburkan kan? Dan ini masih hari kamis. Itu berarti minggu depan aku akan pergi ke California."

"Apa? California? Ada perlu apa kau kesana?" tanya Minhyuk.

"Ibu bilang, ia ingin berkunjung kesana. Dan yah sekaligus bertemu dengan kakaknya yang adalah ibunya Joshua." jelas Momo.

"Aku akan pulang hari minggu, dan kembali bersekolah di hari senin." lanjut Momo.

Minhyuk terdiam.

"Maaf, sunbae. Aku tidak bisa mengikuti pelajaran menarimu selama beberapa hari ini." ucap Momo.

"Tidak apa-apa, aku mengerti."

---

Momo sedang berjalan menyusuri sisi lain dari sekolah itu. Sisi lain yang sudah retak dinding nya dan sudah rapuh. Entah apa tujuan nya, tapi ia sedang ingin sendiri.

Ia berjalan mondar-mandir sambil menggigiti kuku jarinya. Bahkan, tanpa disadarinya batu bata yang tepat di atas nya sudah goyah dan siap melayang ke kepalanya.

---

Kihyun pergi ke gudang dekat dengan gedung yang sudah terlihat kusam itu. Ia ditugaskan untuk mengambil beberapa sapu dan pel. Namun, belum sempat ia membuka pintu gudang, ia melihat seorang gadis yang sedang terdiam di gedung itu.

"Siapa itu?"

Kihyun melangkahkan kakinya untuk mendekat agar si gadis terlihat lebih jelas.

"Momo? Apa yang dia laku-..." Kata-kata Kihyun berhenti tepat saat ia melihat beberapa batu bata yang sudah goyah dari tempatnya, batu bata yang berukuran agak besar itu akan jatuh mengenai Momo.

"Momo! Awas!" Kihyun berlari secepat mungkin lalu mendorong Momo yang sempat menengok padanya. Kihyun berhasil mendorong Momo. Namun, batu bata itu akhirnya jatuh mengenainya. Ia pun tidak sadarkan diri.

"Kihyun!"

.

.

TBC

Makin ngaco aja ah, Idenya ga keluar lagi si :v ini asal ngetik loh Jadi maap kalo agak ga masuk akal. minta vomen nyaa, Trims~

This Heart (MONSTWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang