Twenty Seven

297 37 0
                                    

"Perkenalkan, namaku Cheng Xiao."
.
Author

Momo terdiam memandang gadis berambut coklat itu.

"Dia ini sebenarnya terkenal di sosial media. Dan tebak apa. Aku adalah lelaki beruntung yang bisa berkenalan secara langsung dengannya." jelas Kihyun.

"Salam kenal. Namaku Lim Changkyun. Dan ini, Shin Hoseok"

"Hai~" sapaan Wonho itu justru memancing dua jitakan dari Kihyun dan Changkyun.

"Apa salahku."

"Kau sudah dengan Yuju. Jangan begitu." sela Kihyun.

"Aku hanya menyapa nya, kau ini kalau cemburu biasa saja lah." kata Wonho.

Sementara Xiao hanya tertawa kecil melihat tingkah Kihyun dan Wonho. Lalu kemudian, ia melihat Momo yang sejak tadi terdiam.

"Hey, kau kenapa?" tanya Xiao.
Momo mendongak.

"A-ah. Namaku Hirai Momo. S-salam kenal. Maaf, aku agak gugup."

"Tidak apa-apa."

---

Momo memandang wajahnya di cermin yang ada di toilet kafe itu.

"Momo, hentikanlah. Apa yang sebenarnya kau pikirkan tentang gadis itu. Belum tentu dia benar-benar akan berpacaran dengan Kihyun. Ah, lagipula apa peduliku kalau mereka berpacaran. Bodoh."

"Momo?"

Momo menengok. "X-xiao. Ada apa?" tanya Momo.

"Kau baik-baik saja? Kenapa lama sekali?"

"Aku hanya sedang memikirkan sesuatu." jawab Momo.

"Apa kau sedang ada masalah?"

Momo tidak mungkin menjawab pertanyaan yang satu ini. Tidak, ia benar-benar tidak bisa menjawabnya.

"A-ah, aku terlalu lama disini ya. Kalau begitu, aku akan kembali." Momo pun keluar dari toilet. Meninggalkan Xiao yang masih kebingungan dengan tingkah Momo.

---

"Kau yakin mau pulang duluan?"

Momo mengangguk. "Aku ada urusan mendadak di rumah. Lagipula aku juga harus menyiapkan makan malam dan membereskan rumah sebelum ayah ibuku pulang."

Changkyun dan Wonho melihat ke arah Kihyun seolah bertanya -bagaimana?-

Kihyun mengerti. "Baiklah. Tidak apa-apa kau pulang duluan. Persiapkan dengan baik acara makan malam keluarga mu ya?"

Momo mengangguk. "Aku duluan"

---

Momo masih memikirkan tentang Kihyun selama di perjalanan nya menuju rumah. Tepatnya kini ia sedang berjalan di trotoar.

"Tidak Momo, kau tidak mungkin menyukai Kihyun lagi kan? Tidak mungkin." gumam nya.

"Momo?"

Momo menengok. "H-hyungwon?"

---

"Hey, cepat makan es krim mu. Jangan melamun seperti itu."

Momo tersadar.

"Y-ya? Ah maaf."

Momo segera menghabiskan es krim nya yang sudah hampir mencair itu. Hyungwon masih memperhatikan Momo.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Hyungwon. Setelah Momo menghabiskan es krim nya, ia menoleh pada Hyungwon.

"T-tidak. Tidak terjadi apapun." jawab Momo. Baiklah, Hyungwon tahu Momo sedang berbohong padanya.

"Jangan tutupi semuanya dariku. Ceritakan saja masalahmu."

Dia selalu tahu bagaimana cara berbohongku. Yang benar saja..

"Aku dilema."

"Dilema?"

Momo mengangguk.

"Kau ingat masalahku yang pertama kali aku ceritakan padamu? Lelaki itu sudah putus. Entah aku harus senang atau sedih mendengarnya. Tapi, tentu sebenarnya aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali dekat dengannya. Tapi, aku takut jatuh untuk kedua kalinya. Akhirnya aku dan pria itu bertahan hanya sebatas sahabat biasa. Walaupun perasaanku tidak jauh berbeda seperti dulu. Kali ini, dia dekat dengan seorang gadis Cina. Gadis Cina yang terkenal di sosial media. Kalau dipikir-pikir, aku tidak ada apa-apa nya jika dibanding dengan gadis itu. Gadis itu sempurna. Mereka terlihat cocok. Tapi entahlah, perasaanku seolah menolak semua itu." jelas Momo.

Hyungwon terdiam. Ia tidak suka jika harus melihat Momo menangis lagi. Ia ingin keberadaan nya benar-benar dianggap oleh Momo. Sebagai pengganti lelaki yang telah menyakitinya.

"Ah, aku mengerti. Maaf, aku tidak tahu harus bagaimana menanggapinya." ucap Hyungwon.

"Tidak apa-apa. Setidaknya aku sudah menceritakan semuanya padamu. Dan aku lega." Momo tersenyum pada Hyungwon.

Momo, senyuman itu tidak palsu kan? Itu benar-benar asli kan?

Hyungwon tersenyum kecil. Namun kemudian, ia melihat setetes air yang keluar dari mata Momo.

"Momo, kau menangis?" tanyanya. Momo mengusap air matanya dengan kasar.

"Aku hanya kelilipan saja." jawab Momo.

"Kau memang tidak pintar beralasan, Momo." ucap Hyungwon. Momo menoleh ke arah Hyungwon.

Hyungwon mulai mengusap air mata Momo menggunakan ibu jarinya. Momo menatap Hyungwon.

Hyungwon, andaikan perasaanku tidak bertahan hanya pada satu hati. Mungkin aku sudah mencintaimu. Tapi, Maaf. Perasaanku masih terjebak pada satu hati. Tolong bantu aku keluar dari jebakan ini, Hyungwon. Kumohon.

---

"Momo! Kemarilah! Ada temanmu yang datang!"

"Iya bu! Tunggu sebentar!"

---

"Taman sungai Han?"

Hyungwon mengangguk. "Ayo kita pergi ke sana."

"Aku siap-siap dulu."

---

Kini Momo dan Hyungwon sedang berjalan di area taman sungai Han. Yah, agak sepi memang. Karena sudah malam. Momo berhenti berjalan dan menuju tepian sungai. Ia memandang jembatan yang berada di atas sungai Han itu. Lalu, ia menghela nafas.

Hyungwon menghampirinya.

"Kau menyukai pemandangannya?" tanya Hyungwon.

"Yah, aku menyukainya. Setiap kali aku kemari, aku selalu memandang jembatan itu."

Keduanya terdiam cukup lama. Terpaku dengan indahnya sungai Han.

"Momo."

Momo menengok.

"Ya?"

Hyungwon mendekatkan wajahnya hingga Momo bisa merasakan deru nafas pria jangkung itu.

"H-hyungwon."

Chuu~

Kedua bibir mereka bertemu. Cukup lama Hyungwon pertahankan ciuman itu. Sementara Momo hanya terdiam. Rasa dilema nya kembali muncul. Namun kemudian Momo memejamkan matanya dan membiarkan bibir itu menyentuh bibir nya.

Cukup lama berciuman, Hyungwon melepas tautannya. Ia menatap Momo. Kemudian, ia mengusap air mata Momo yang terus mengalir.

"Hirai Momo, aku mencintaimu."

.

.

.

TBC

Akhirnya author bisa update di week day ini. Yah walaupun emang sebenernya hari libur nasional. ehehehehe. Vomen nya bole laa. Thx!

This Heart (MONSTWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang