Thirty One

296 31 0
                                    

Momo duduk di halte bus. Ia menunggu bu cm
s tujuan sekolahnya.

Ia berharap tidak berpapasan dengan Kihyun ataupun Xiao. Maka dari itu, dia datang agak terlambat.

"Momo."

Momo menoleh dan mendapati Minhyuk yang berjalan menghampirinya.

"Kak? Tumben sekali. Biasanya kakak datang pagi-pagi." tanya Momo.

"Semalam aku baru pulang dari rumah saudaraku di gangnam. Dan yah, sepertinya aku terlambat bangun." jawab Minhyuk.

Momo mengangguk mengerti. "Ah ya, bagaimana hubunganmu dengan Dahyun?" tanya nya.

Minhyuk diam saja mendengar pertanyaan dari junior nya itu. "Kak? Kenapa diam saja?" tanya Momo.

"Aku putus dengannya."

---

Momo

Aku berjalan di koridor. Sejak sampai di lobi sekolah, aku enggan mendongak ataupun menolehkan kepalaku. Aku masih menunduk. Aku tenggelam dalam pikiranku.

Kak Minhyuk putus dengan Dahyun? Dan itu karena permintaan Dahyun sendiri. Itu yang ia katakan. Aku tidak mengerti. Kenapa Dahyun menginginkan nya. Aku harus menemuinya.

"Momo! Cepat masuk! Sapu bangku barisanmu! Aku sudah selesai!"

Aku akhirnya mendongak. Melihat Dahyun yang berteriak padaku. Tidak ada raut wajah sedih ataupun marah. Senyuman ceria yang biasa kulihat di wajahnya tidak hilang. Aku menyimpan tas ku lalu mengambil sapu untuk piket kelas.

---

"Dahyun."

"Hm?"

"Kudengar kau putus dengan kak Minhyuk."

Ia menoleh padaku. Senyuman itu masih ada padanya.

"Dia yang memberitahumu, kan?"

Aku mengangguk.

"Benar." jawabnya singkat.

Ia mendesah berat sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya.

"Untuk apa berpacaran dengan orang yang sebenarnya tidak mempunyai perasaan apapun padamu? Aku tahu dia menyukaimu. Kau pikir aku akan bahagia kalau pacaran dengannya seperti itu. Kau tahu? Anggap saja aku ini fans kak Minhyuk. Aku senang bisa menjadi pacarnya. Tapi, ada rasa bimbang yang mengelilingiku. Apa dia tulus? Atau tidak? Haha, Momo. Kau memilih keputusan yang salah. Kalau ingin membuatku senang, bukan seperti ini. Justru kau menyakiti kak Minhyuk."

Aku terdiam. Mencerna semua perkataan yang baru saja keluar dari mulut Dahyun. Benar juga. Dahyun sebenarnya baik-baik saja selama kak Minhyuk masih menganggapnya sebagai junior ataupun murid menari nya. Tapi bagaimana dengan kak Minhyuk? Aku menyakitinya dengan pilihan ku yang egois.

"Kau harus menjelaskan sesuatu pada kak Minhyuk, Momo." ucapnya.

Aku menatap Dahyun.

Ia tersenyum lagi.

"Kau bisa."

---

Jam istirahat pertama aku gunakan untuk berbicara dengan kak Minhyuk. Aku berkeliling kantin, namun nihil. Kenapa dia tidak ada di kantin? Aku terdiam sebentar. Kalau tidak di kantin, biasanya dia ada di ruang latihan menari.

Tanpa berpikir lama lagi, aku berlari menuju ruang latihan menari untuk menemuinya.

"Kak Minhyuk?"

Aku membuka pintu perlahan. Lalu, aku melihat kak Minhyuk yang kelihatan bingung dengan tariannya. Aku memberanikan diriku untuk masuk. "Mencari gerakan baru, kak?" tanyaku.

This Heart (MONSTWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang