Twenty

321 35 0
                                    

"Kenapa matamu terlihat sembab? Kau menangis?"

Momo terdiam melihat pria jangkung itu.

"Hyungwon?"

---

Momo meminum coklat panas nya. Sementara Hyungwon diam memperhatikannya.

"Maaf kalau aku terlalu berlebihan. Sepertinya itu masalah pribadimu." kata Hyungwon.

Momo menyimpan cangkir itu. Ia terdiam sebentar lalu menggeleng.

"Tidak apa-apa, sebenarnya masalah ini sama seperti masalah yang pernah aku ceritakan padamu. Hanya saja kini orang nya berbeda." jelasnya.

Hyungwon agak terkejut dengan penjelasan Momo.

"Kau..."

Momo mengangguk. "Tapi, lelaki yang kali ini benar benar membuatku muak. Kalau tidak ada perasaan apapun padaku, setidaknya tidak perlu meresponku. Apalagi sampai... menciumku." Momo menunduk setelah mengatakan kalimat terakhir.

"Dia menciummu?" tanya Hyungwon.

"Benar. Yah, aku tau memang sepertinya dia kasihan padaku karena tidak ada yang pernah meresponku sebelumnya. Tapi kenapa harus sampai seperti itu? Aku tidak mengharapkannya sampai sejauh itu."

Hyungwon terdiam. Kali ini ia tidak tau harus memberi solusi seperti apa. Sepertinya Momo memang lebih mengharapkan lelaki yang kali ini ketimbang sebelumnya.

"Aku sangat takut dijatuhkan seperti ini.." lirih Momo.

"Lebih baik aku diam di tempatku berdiri ketimbang harus terbang lalu dijatuhkan seenaknya seperti ini. Itu menyakitkan." lanjut Momo.

Terdengar suara isakan dari Momo. "Momo, tenanglah." Hyungwon berusaha menenangkannya.

"Aku tidak sanggup... hiks.. I-ini terlalu menyakitkan. A-aku sudah sangat mengharapkannya. Tapi, kenapa kenyataannya.. t-tidak seperti apa yang aku bayangkan.."

Hyungwon beranjak dari sofa yang didudukinya dan berpindah ke samping Momo. Ia memeluk Momo lagi.

"Ssst. Sudah, jangan menangis lagi..." Hyungwon terus berusaha menenangkan Momo di pelukannya.

Aku tau rasanya sakit bila mengharapkan seseorang yang bahkan belum tentu mencintaimu. Seperti aku mencintaimu, Momo. Tapi, akan jauh lebih sakit jika aku melihatmu menangis seperti ini.

---

"Aku pulang."

Momo melangkahkan kakinya ke dalam rumah. "Momo, kenapa kau terlambat?" tanya sang ibu.

"Maaf, bu. Tadi aku ada pelajaran tambahan di sekolah." jawab Momo. Momo berbohong karena ia tidak mau ibunya mengetahui masalah ini.

Ia bisa saja dimarahi ibunya karena fokus dengan masalah percintaan ketimbang pelajaran.

"Cepat mandi dan ganti bajumu. Setelah itu kita makan malam."

"Iya, bu."

---

Setelah kenyang, Momo kembali ke kamarnya. Disaat itu pun ponselnya berdering.

Line?

Momo membuka aplikasi Line di ponselnya. Ternyata Hyungwon mengirimnya sebuah foto.

Hyungwon :

Hyungwon :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
This Heart (MONSTWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang