"Kihyun!"
---
Momo masih terdiam melihat Kihyun yang terbaring di ranjang uks itu. Matanya masih tertutup rapat.
"Ini salahku..." ucap Momo.
Kemudian, ia berbalik badan dan berjalan ke pintu keluar.
"Bukan sepenuhnya salahmu..."
Momo menoleh dan mendapati Kihyun yang sudah membuka matanya dan melihat ke arahnya.
"Apa? Apa maksudmu? Sudah jelas aku yang membuatmu terbaring disini. Harusnya aku yang terkena bebatuan bodoh itu." jelas Momo.
"Tidak. Aku memang ingin menolongmu. Kalau saja aku tidak melihatmu berdiri disana, kau lah yang akan terbaring disini."
Momo terdiam. Ia berbalik dan hendak melangkah ke pintu.
"Omong-omong, Momo. Jangan menjauhi ku seperti ini."
Momo berhenti berjalan.
"Apa?"
"Aku tau saat itu kau menyukaiku. Tapi, apa yang kau dengar dari semua orang di sekolah ini memang benar. Aku memang menyukai Tzuyu. Setelah aku menyatakan perasaanku pada Tzuyu, aku memintanya untuk menjadi pacarku. Tapi, semua itu tidak membuatku lupa soal bagaimana caramu mendekatiku. Kau selalu mengambil semua kesempatan untuk mendekatiku. Dan, melakukan beberapa hal konyol hanya untuk dekat denganku. Aku menyukainya."
Momo hanya diam mendengar penjelasan Kihyun. Air mata sudah membendung di kelopak matanya.
"Tanpa kau sadari, kau mengisi hari-hariku dengan caramu. Sekitar tiga bulan kau mencoba mendekatiku. Jujur, aku memberi waktu padamu agar mendapat kesempatan untuk dekat denganku. Dan di hari itu... dimana aku menyatakan perasaanku pada Tzuyu, aku sempat memikirkanmu. Kalau kau tahu soal ini, kau pasti akan menjauhiku. Dan ternyata itu benar."
"Itu karena kau sudah punya Tzuyu, kenapa masih memikirkanku?"
"Tapi tetap saja. Yang biasanya membuatku tersenyum dan tertawa itu adalah kau."
Momo mulai menangis. "Tapi.. kau bahkan tidak punya perasaan apa-apa padaku. Jadi, kenapa aku harus peduli."
Kihyun terdiam. Ia tau Momo sedang menangis sekarang. "Aku tau itu... Aku memang menganggapmu sebagai teman biasa. Tapi, jangan menjauhiku seperti ini."
"Kenapa?" tanya Momo.
"Aku menyayangimu, Hirai Momo."
Momo terkejut saat Kihyun mengucapkan kalimat itu. Ia masih menangis.
"Berhentilah, jangan berbohong padaku. Aku tau kau hanya ingin membuatku senang kan." ucapnya.
"Tidak, aku memang menyayangimu. Walaupun hanya sebagai teman. Tapi, kau sendiri lah yang membuatku seperti itu. Kau berhasil membuatku menyayangimu, walaupun tidak harus memiliki."
Momo berbalik badan menghadap Kihyun.
"Yoo Kihyun, kau tidak bisa memintaku untuk berhenti menjauhimu begitu saja. Apa kau pikir itu tidak sulit? Aku masih sulit menerima keadaan ini. Hatiku selalu terasa tertusuk belati saat melihatmu dengan Tzuyu, atau bahkan hanya melihatmu saja. Aku membutuhkan waktu untuk menerima keadaan ini. Kumohon, Yoo Kihyun. Berhenti memintaku seperti itu sampai aku bisa terbiasa." Kali ini Momo benar-benar keluar dari uks.
"Jadi, semua ini adalah salahku, Momo." ucap Kihyun.
---
Momo berlari di koridor, menjauh dari uks dan menaiki tangga menuju atap sekolah.
Di atap sekolah, ia menangis.
"Yoo Kihyun, kenapa kau melakukan semua ini padaku. Aku.. jujur aku masih menyukaimu..."
Sesaat kemudian, Momo merasakan kehangatan di tubuhnya. bahkan ia merasa menangis di sebuah kain baju. Ada seseorang yang memeluknya sekarang.
"Menangislah... Aku tau bagaimana keadaanmu sekarang.."
.
.
.
TBC
Chap tigabelas beres yey. Maap slow update lagi. Taulah anak sekolahan sibuknya gimana bhak. Minta vomen nyaa thx~
![](https://img.wattpad.com/cover/84346443-288-k199240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
This Heart (MONSTWICE)
Fanfiction[END] Hati yang terlihat kuat, namun nyatanya paling rapuh. Memperjuangkan seseorang yang bahkan tidak tahu hatinya untuk siapa. Yang pasti ia tidak pernah yakin bahwa orang yang diperjuangkannya akan memberinya kesempatan sekedar untuk hinggap di h...