Thirty Four

288 34 1
                                    

"Dahyun? Ada apa?"

Dahyun membenarkan posisi tas ransel nya. "Aku ingin bertanya. Ini tentang Momo. Dia kenapa? Belakangan ini dia bahkan seperti bukan Momo yang aku kenal."

Minhyuk terdiam. "Entahlah. Aku tidak tahu."

"Oh. Kupikir dia bercerita padamu, kak."

Aku hanya tidak tahu bagaimana menjelaskan nya. Masalah Momo terlalu rumit. Bahkan aku saja sulit mencerna nya.

"Omong-omong, kenapa kau baru pulang?" tanya Minhyuk. "Tadi aku habis main ke mall bersama Sana. Ah ya, kalau begitu aku duluan kak!"

Minhyuk melambaikan tangan pada Dahyun yang pergi.

---

"Begitu ya." Changkyun menenggak soda kaleng nya lagi. "Kau masih menyukainya?" tanyanya.

Momo terdiam. Ia menggenggam erat soda kaleng miliknya. "Aku tidak tahu. Aku sudah terlarut dalam kebimbanganku sendiri. Aku harus bagaimana?"

"Lupakan saja."

Momo menoleh. Menunjukkan keterkejutannya pada Changkyun. "Sudah kubilang tadi. Aku tidak bisa melupakannya begitu saja."

Changkyun mendesah berat. "Kalau kau terlalu memaksakan untuk melupakan nya, justru kau akan semakin sulit melupakannya. Jalani saja. Jujur sebenarnya aku tidak ingin kalian harus menjadi canggung karena masalah seperti ini."

Momo terdiam lagi. "Maafkan aku. Seharusnya aku tidak melibatkanmu."

"Tidak. Aku berhak tahu soal ini. Kau dan Kihyun adalah sahabatku. Dan kalau kalian ada masalah seperti ini, aku perlu mengetahuinya."

Momo menenggak soda kaleng nya. "Terima kasih sudah mau berusaha membantu. Tapi, aku bisa melakukannya sendiri. Aku tidak ingin merepotkanmu, Changkyun."

---

Suara tawa menggema di kafe itu. Yah suara itu berasal dari empat orang sekawan yang kini tengah makan malam bersama. Lagi.

Momo, Changkyun, Wonho, dan Kihyun.

Hampir setiap malam mereka makan bersama. Sayangnya, Wonho tidak bisa mengajak Yuju lagi. Karena gadis nya itu harus mengurus beberapa hal di rumahnya.

"Hahahahaha. Hentikan. Ah aku.. Haha aku tidak bisa berhenti.. Haha tertawa.." Momo memegang perutnya yang sakit karena terlalu banyak tertawa.

Kihyun yang melihatnya pun ikut tertawa. "Biarkan dia tertawa sampai pingsan! Hahaha."

Tawa Wonho bahkan tak kalah kerasnya dari mereka berdua. "Ah yang benar saja! Hahaha."

Momo bahkan sampai memegang bahu Changkyun dengan erat karena tidak tahan. "Kumohon, hentikan." Momo berusaha menahan tawanya.

Hanya Changkyun yang tidak tertawa. Entahlah. Sifat nya memang begitu. Agak pendiam. Tapi, ia menyenangkan untuk dijadikan teman.

"Tunggu sebentar. Aku ingin ke Toilet."

---

Momo memandang bayangannya di cermin.

"Apa baru saja aku.."

Ia tidak menyadari bahwa sejak tadi ia tertawa bersama Kihyun. "Benar. Aku harus menjaga hubunganku dengannya sebatas sahabat biasa. Aku harus bisa mengorbankan perasaanku sendiri. Setidaknya, dengan begitu aku akan tetap terus bersamanya." ucapnya.

Ia pun keluar toilet.

---

Momo dan Changkyun melambaikan tangan pada Kihyun dan Wonho. Mereka berpisah di depan kafe itu.

This Heart (MONSTWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang