Maret, 2015Dunia seakan tak mengerti bagaimana kerasnya kehidupan yang di lalui manusia.
Seakan tak mau peduli bagaimana manusia akan bertahan hidup di atas tubuhnya.
Ia hanya fokus memutar dirinya dan mengelilingi sang mentari. Sama halnya dengan sang mentari, hanya fokus menyinari cahayanya pada bumi.
Tak peduli seberapa besar pelindung yang di bangun oleh manusia. Ia tetap fokus memancarkan cahayanya.
Di bawah teriknya, seorang gadis muda berlari dengan botol minuman di tanganya. Rambutnya tergirai indah di hembus angin.
Ia melawan pancaran cahaya yang menyengat itu. menghadang segala bentuk ancaman dari sang mentari.
Ia tetap berlari dengan satu tujuan. Pergi menemui dia.
“ Mizellll.. gue disini!” ujar seorang melambaikan tangan.
Mizell membalas dengan senyuman dan lambaian tangan.
Itu dia.
Genta.
Sang atletik yang menjadi idaman semua perempuan di sekolah ini.
Luasnya lapangan itu membuat mereka sama-sama harus berlari supaya bisa bertemu dan bertatap wajah.
“ Kenapa lama banget lo?”
“ Gue harus membeli ini dulu..!”
jawabnya dengan lembut saat berada di depan laki-laki tinggi tegap itu.Dengan nafas tak tenang, gadis itu memberikan sebotol minuman pada laki-laki itu.
“ Gk mau, makasih. Gue gk haus lagi! kelamaan lo !” jawabnya dengan sigap.
Gadis itu menghela nafas.“ Ooohh.. ya udah. bagus lah! ” jawabnya dan langsung membuka tutup minuman itu dan dengan sigap meminumnya.
“ Eh? Kenapa lo minum?” ujar Genta bertanya-tanya, padahal minuman itu di beli Mizell untuknya.
Setelah cukup puas meminum, Mizell mencibir dan sedikit tertawa, Genta hanya mantapnya datar.
Sama halnya dengan kejadian satu minggu lalu yang membuat Genta sedikit marah pada gadis berwajah menarik itu.
Waktu itu Genta tengah sibuk memainkan benda bundar kesayangannya.
Tanpa menghiraukan terik mentari, benda bundar itu tetap ia pantulkan ke lantai dan memasukkannya ke ring. Berkali-kali.
Setelah lelah, Genta memutuskan untuk beristirahat sebentar di pinggir lapangan.
Lalu mengeluarkan sebotol minuman kaleng dari tasnya. Saat tengah menikmati minuman itu tiba-tiba ada yang mengagetkannya dari belakang.
Minumannya tumpah seketika, bajunya basah. Ia tersedak, sebagian dari minuman itu masuk ke hidungnya. Dan hidungnya menjadi agak sedikit sakit.
“ Apa apaan nih? jail banget sih lo!”
“ Emang enak.. orang yang super jail kayak lo emang patut di balas dengan cara yang jail juga. lo paham?”
“ Ah. terserah lo. jangan ngomong lagi sama gue! jauh-jauh sana!”
“ Yakin lo? OK.. bye..” Gadis itu pergi meninggalkannya yang tampak sangat kesal.
Untuk beberapa hari Genta marah pada Mizell. Ia mengacuhkan semua tentang Mizell.
Tapi, seberapa marah pun ia pada Mizell, tetap saja ia tak bisa mengacuhkan Mizell begitu saja.
Ia butuh Mizell.Tak butuh waktu lama, akhirnya kemarahan itu sirna dengan sendirinya.
Begitulah keseharian mereka.
Bukan hanya Genta yang sering marah dan merajuk, tapi Mizella pun juga tak kalah saing.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Gerimis dan Hujan
Romance(COMPLETE) Bagaikan hujan yang mengguyur dikala senja. Ada saatnya datang tanpa didahului gerimis, ada pula saatnya datang tetapi di akhiri oleh gerimis. Bagaikan gerimis yg menjelang dikala senja. Kesejukan yang menenangkan kadang di akhiri hujan y...