Rasa

1.7K 94 3
                                    

-Flash back masa SMP on-

SMP 1 Sejahtera Jaya

Tahun pertama ajaran baru sudah dimulai.

Sekarang tiba saatnya berganti status dari anak ingusan saat Sekolah Dasar, menjadi anak keren Sekolah Menengah Pertama.

Itulah yang menjadi tujuan utama seorang remaja kecil yang kini tengah duduk disalah satu kelas dengan suasana yang masih canggung itu.

Magenta.

Terlahir dengan sifat yang menjengkelkan, membuat anak satu-satunya dalam keluarganya itu menjadi sedikit keras kepala dan super jahil.

Manja pada orang yang dirasa mempedulikannya dan akan tega meninggalkan orang yang tak mempedulikannya.

Simple memang. Tapi itulah dia.

Magenta yang diharapkan keluarganya menjadi Senja yang damai.

Menjadi penghujung sinar yang menawan.

Menjadi sesuatu yang indah dan dinanti oleh orang yang menyukainya.

“ Silahkan perkenalkan diri terlebih dahulu. Yang di belakang” Ujar guru yang sejak tadi sudah berkicau di depan sana.

Menatap Genta yang sejak tadi melayangkan fikiran di ujung negara ini.

“ Nama saya Genta buk.” Ujarnya cepat. Yang membuat semua anak murid dikelas menatapnya dan tertawa.

“ Silahkan kedepan ananda. Perkenalkan baik-baik.” Ujar bu Guru pelan.

Magenta mengikuti dan berjalan dengan lagaknya kedepan kelas.

“ Halo semua. Nama saya Magenta Rahadian. Panggilan saya Genta. Asal saya dari kota ini. Anak kota. Hihi” Ujarnya tertawa geli.

Semua murid yang melihat itu kembali tertawa.

“ Udah buk?” Tanya Genta pada ibu Guru yang juga tersenyum geli padanya.

“ Terserah ananda. Perkenalkanlah diri pada teman-teman tentang semua yang menyangkut diri ananda. Sehingga teman-teman ananda semua bisa mengenal.” Ujar Bu Guru lagi.

Mendengar itu Magenta mengangguk pelan dan kembali menatap ke semua mata yang kini menatapnya.

“ Arti nama saya Senja. Jadi dimaklumi saja jika warna wajah saya sering berubah. Kadang orange kadang gelap, kadang-kadang juga bisa putih.” Kata-kata itu kembali membuat kelas itu heboh seketika.

Canda tawa seorang Magenta yang merubah suasana kelas menjadi lebih hidup.

Aku keren”

Matanya fokus pada semua tawa orang-orang yang berada didepannya.

Semuanya tertawa jelas dan menatap dirinya yang kini tengah merasa menjadi pelawak tingkat atas di panggung nan megah.

Tapi, matanya terhenti mengelilingi kelas itu.

Tatapannya tertuju pada gadis yang tertegun dan fokus dengan buku yang ada didepannya.

Membaca dengan seksama sembari memangku dagunya yang kecil.

Seakan-akan suara risuh di sekitarnya hanya sebagai soundtrack di telinganya.

“ Baiklah Genta. Ibu rasa cukup perkenalanmu. Silahkan duduk kembali.” Ujar bu Guru disela tawanya.
Jika membiarkan Genta berdiri didepan kelas dan terus mengatakan tentang dirinya, maka ajang perkenalan ini bisa saja akan berubah menjadi stand up comedy.

Suara bu Guru menghentikan tatapannya pada gadis itu dan membuatnya kembali menatap Bu Guru dan tersenyum.

“ Baik bu” Ujarnya dan kemudian duduk kembali ke tempat duduk di ujung sana.

Senja, Gerimis dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang