-Flash back masa kecil on-September, 2004
" Mama,. Mizell ke sekolah dulu.. Mama nanti nyusul ya.. dadah ma!"
Suara imutnya terdengar sangat merdu oleh wanita yang terbilang cukup muda dan masih memancarkan wajah yang segar itu.
Tersenyum melambaikan tangannya pada gadis kecil yang tersenyum lebar berlari ke arah Bus yang sudah menunggunya tepat di depan pagar rumah itu.
Mizell.
Malaikat kecilnya yang kini telah menginjakkan kaki pada sekolah dasar kelas 1.
Ia ingin mengantarkan anaknya di hari pertama ini tapi ia lupa bahwa ia punya seorang anak yang sangat pemberani.
Tak cengeng dan juga bukan gadis yang lemah.
Ia tak perlu kawatir tentang gadis kecilnya itu.
Mizell kecil masuk ke dalam mobil dan kemudian duduk di samping seorang gadis kecil yang sibuk membaca buku di tangannya.
Dia ingin meyapa tapi tertahan. Karna perasaan aneh yang tiba-tiba muncul begitu saja.
Mizell kecil memandang gadis kecil itu seiring dengan roda mobil yang terus berputar.
Dia penasaran kenapa gadis kecil ini selalu membaca buku.
Jika tidak membaca gadis kecil itu akan menulis.
Ini aneh.
Tiba-tiba saja mobil berhenti secara mendadak dan semuanya penumpang terpental kedepan dan kebelakang.
Mizell kecil yang terkejut tingkat tinggi langsung memeluk gadis kecil seusianya yang tampaknya biasa saja.
Tak takut seperti dirinya."Maaf..aku terkejut."
" Jika sudah selesai terkejut, lepaskan!"
Gadis kecil yang sepertinya kutu buku itu memandang Mizell kecil dengan tampang sedikit tak enak.
Mizell kecil langsung melepaskan pelukannya dan kemudian bergeser dan diam.
Dia kesal karna ini pertemuan pertama yang sangat menyebalkan.
Mizell kecil mengerutkan keningnya dan kembali menatap gadis kecil di sampingnya.
Suasana menjadi kaku sampai mobil itu berhenti di depan gerbang yang lumayan cukup besar.Sekolah mereka. Semuanya turun.
Serempak.
Mizell kecil mengambil tindakan cepat. Ia berjalan cepat keluar dan berlari kecil.
Masih ada kesal di hatinya. Pada gadis kecil itu.
Setelah turun Mizell kecil membereskan bajunya yang sedikit acak-acakan.
Rambutnya dan res sleting tas nya yang sepertinya akan terbuka. Ia diam di depan gerbang sekolahnya.
Tiba-tiba saja seseorang mendorongnya dari belakang, sehingga ia terjatuh dan seluruh mata tertuju padanya.
Ia mencoba menahan tangis.
" Maaf!" Ujar orang di belakangnya.
Itu gadis kecil itu lagi. Dia mendorong Mizell.
" Hei. Kamu jahat! Kenapa mendorong aku?" Pertannyaan dasar ia lontarkan.
" Aku tak sengaja. Maaf.." Gadis itu berjalan menghampirinya dan menyodongkan tangan kecilnya pada Mizell.
Mizell yang menahan sakit di kakinya tak mau menerima, malah Mizell tak memandang gadis itu lagi, ia mencoba bangkit sendiri dan kemudian berjalan dengan wajah merah ke dalam sekolah dengan lamban.
" Raina.. kita satu sekolah?" Pertanyaan itu mengejutkan keduanya.
" Raina?" Mizell bergumam. Gadis aneh itu bernama Raina.Mizell kecil membalikkan badan. Memandang sekali lagi gadis yang menurutnya sangat menyebalkan itu. Mizell kecil terdiam.
Perasaan aneh kembali hadir, ia mengalami hal yang aneh selama menatap wajah gadis kecil yang bernama Raina itu.
" Nakk. Ayo ke sini. Kita baris di sini ya?" Seorang guru menghampirinya dan kemudian menarik tangan kecilnya.
Berbeda dengan gadis kecil lainnya. Mizell dan Raina lah yang tak di dampingi oleh orang tua mereka.
Ini persamaan yang tidak mereka sadari. Persamaan sifat mereka.
Raina kecil dan Mizell kecil berbaris berdampingan dan kemudian setelah pembagian kelas, Mizell melihat Mamanya tersenyum padanya di depan kelasnya.
Bersama dengan orang tua teman sekelasnya yang lain.
Mizell membalas senyuman Mamanya dengan lambaian tangan. Ia tersenyum lebar, tiba-tiba pandangannya di alihkan karna melihat seorang gadis yang di gandeng bu guru ke arahnya.
Itu Raina kecil.
" Kamu duduk di sini ya nak... silahkan kenalan dulu." Ibu guru itu memegang tangan kecil Raina dan menyodongkannya pada Mizell kecil yang tampak tak enak hati.
" A..aku.. Raina.. hallo!" Raina kecil memandang teman sebangkunya dengan tatapan datar.
" Aku Mizell." Jawab Mizell kecil singkat tanpa membalas tangan Raina kecil. Ibu guru yang melihat kejadian itu mendekati Mizell.
" Mizell.. Raina ingin berteman dengan Mizell. Jadi harus salaman dulu ya nak.. harus salaman dulu kalau mau berteman. Ya?" Bu Guru mengambil tangan kecil Mizell dan hendak membalas tangan kecil Raina yang masih berada di depan Mizell.
Hampir saja mereka bersalaman. Kini Rainalah yang melepaskan niatnya untuk bersalaman.
Bu guru terpaku. Pusing melihat tingkah kedua gadis kecil yang baru bertemu itu. Untuk bersalaman saja mereka tidak mau.
" Mizell. Raina. Kalian bicara saja jika tak mau bersalaman. Ibu mau ke teman kalian yang lain dulu ya nak.. jangan bertengkar ya.." Bu Guru pergi meninggalkan keduanya dengan heran.
" Mereka seperti memiliki persaingan remaja" Gumam bu guru itu.
Hari itu Raina kecil dan Mizell kecil tak bicara sedikitpun.
Mereka bahkan tak pernah berpandangan dan bercanda seperti teman-teman mereka yang lainnya. Mizell sibuk dengan arlorji di tangannya sedangkan Raina sibuk dengan buku di atas mejanya.
Tak ada pandangan sedikitpun.
Niat saling menyapa memang sering datang pada fikiran masing-masing. Tapi pertemuan pertama mereka membuat semuanya menjadi beda.Pertemanan yang semestinya terjalin dengan baik menjadi berantakan. Dan canda tawa yang seharusnya ada di antara mereka seperti yang lainnya sudah lenyap dan hilang.
Sebenarnya simpel permasalahan yang terjadi di antara kedua anak kecil ini. hanya saja keduanya masih kecil. Belum memahami satu sama lain.
Sifat lugu dan belum mengerti tentu masih bersemayam dengan kuat di antara kedua insan kecil ini.[]
Gimana gess?
Pasti tambah gaje buanget kan?
Sabar duluu. Ceritanya emg sedikit2 per bagian. Sebaaab alasan yg belum boleh di kasih tau😂Semoga kalian suka.
Semoga kalian gk sungkan buat klik tombol bentuk bintang di pojok kiri bawah yaaa😚With love,
Vii
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Gerimis dan Hujan
Romance(COMPLETE) Bagaikan hujan yang mengguyur dikala senja. Ada saatnya datang tanpa didahului gerimis, ada pula saatnya datang tetapi di akhiri oleh gerimis. Bagaikan gerimis yg menjelang dikala senja. Kesejukan yang menenangkan kadang di akhiri hujan y...