Kita

1.4K 94 16
                                    


Vote dulu sebelum baca yaa😊

--------------------------------

Mei, 2015

“ Jadi, kalian saling kenal?” Pertanyaan itu membuyarkan senyuman Raina dan Mizella yang masih tatap-tatapan. Tatapan rindu mereka.

Mendengar itu, Raina dan Mizella spontan menatap Arkhan yang masih menatap mereka diam bersama Sean yang juga melakukan hal yang sama.

Magenta juga ikut-ikut an menatap mereka diam. Berharap ada kejelasan dari maksud pelukan hangat keduanya tadi.

“ Iya. Kenal.” Jawab Raina singkat kemudian kembali menatap Mizella.

Mendengar itu Mizella tampak sedikit kesal. Ia memandang Raina dengan wajah kesal.

Hanya itu? Dasar! Bukan hanya aku yang masih sama, kamu juga.!”

“ Kapan?” Tanya Arkhan lagi.

“ Waktu SD.” Jawab Mizella dengan wajah yang masih kesal pada Raina.

“ Ooo. Trus, gak pernah ketemu lagi setelah itu?”

“ Gak.” Jawab Raina sembari menggeleng.

“ Trus.. kenapa...”

“ Bisa di akhiri pertanyaannya?”  Jawaban Mizella menghentikan pertanyaan bertubi-tubi Arkhan.

Sean spontan tertawa kecil mengejek. Di ikuti Magenta yang juga tertawa melihat ekspresi wajah Arkhan yang terlihat terdiam tanpa kata.

“ Selow yaa. Gak usah marah.” Jawab Arkhan dengan wajah kesal.

“ Eh, kalian gak mau masuk ke rumah dulu?” Mizella mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia menatap Magenta kemudian Raina. Berharap keduanya merespon.

“ Gak ah, gue mau latihan basket. Dua hari lagi tanding. Ya kan Khan? Yan?” Magenta menjawab dengan ringan tanpa mempedulikan Mizella yang kecewa mendengarnya.

"Latihan bisanya kan jam 5 ntar. Ihh. Dasar"

“ Ya udah. Pergi sana.” Jawab Mizella ketus. Magenta spontan menoleh kearah Mizella. Dengan wajah kesal Magenta menatapnya dengan sangar.

“ Oke. Gue pulang. Makasi ya udah antarin motor gue.” Ujar Magenta menyindir.

Lalu dengan sigap, Magenta menghidupkan mesin motornya. Ia menatap Raina yang kini tampak masih terdiam dengan kejadian yang ia lihat.

“ Raina,. Yuk pulang.” Mendengar itu Raina menatap Magenta yang masih terlihat memasang wajah kesalnya. Raina tak menjawab.

Ia kembali menatap Mizella yang juga terdiam tanpa ekspresi.

“ Iya.” Jawab Raina sigap. Lalu berjalan pelan meninggalkan Mizella. Ia menaiki motornya dan kembali menatap Mizella.

Raina tertegun sekejab. Jujur, ia masih ingin bersama Mizella. Melepas rindu.

Tapi, keadaan sekarang mengharuskan dirinya untuk menuruti Magenta.

Sebab, jika ia menjawab “ Gak, aku mau disini dulu.” , apa yang akan di lakukan Mizella? Pasti gadis ini akan berfikir bahwa dirinya sangat merindukan dirinya walaupun sebenarnya iya.

“ Hati-hati.” Ujar Mizella menghentikan langkah Raina. Mizella tersenyum pada Raina.

Senyuman yang sudah lama ingin dilihat kembali oleh Raina. Senyuman Mizella yang ceria dan indah.

Senyuman yang mencerminkan kepribadian dirinya yang penyayang. Tapi kadang, ia tunjukan dengan kepedulian tersembunyi.

Raina hanya mengangguk pelan dan memasang helmnya kembali.

Senja, Gerimis dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang