Mei, 2015
" Kamu kapan balik kesini? Udah lama?" Pertanyaan itu mengawali langkah Raina dan Magenta menyusuri koridor sekolah yang terlihat lumayan ramai itu.
Mereka berjalan lamban beriringan menuju kantin.
" Gak. Belum nyampe seminggu." Jawab Raina sembari tersenyum.
Senyuman dirinya yang sangat disukai Magenta.
" Oo.." Jawab Magenta pelan.
Mereka terdiam sejenak.
Tanpa mempedulikan ratusan mata yang melihat ke arah mereka.
Mereka diperhatikan, mereka di amati oleh banyak mata untuk saat ini.
Sebab, Magenta adalah sosok laki-laki yang sudah di stempel keras oleh semua orang bahwa dirinya adalah suami seseorang.
Suami Mizella.
Dan Raina, adalah wajah yang baru di lihat oleh semua orang.
Wajah baru yang membuat semua orang bertanya-tanya tentang jati dirinya.
" O iya, kamu tadi nganterin Mizella kemana?" Tanya Raina sembari menoleh ke arah Genta.
" Rumah sakit. Mamanya sakit lagi." Jawab Magenta membalas tatapan Raina.
Raina terdiam.
Ia baru ingat, Mama Mizella yang dulu sering ia lihat saat menjemput Mizella kesekolah.
" Kamu darimana kenal Mizella?" Tanya Magenta lagi.
Yang membuat lamunan Raina buyar seketika.
Raina yang tadi fokus dengan jalan di depannya kini menatap Magenta yang menatapnya heran.
" Iya. Kenal. Kami satu sekolah waktu SD dulu." Jawab Raina cepat yang di jawab Magenta dengan ber 'oh' ria.
Akhirnya mereka sampai dikantin dan duduk di tempat yang biasa di duduki oleh Mizella.
Yang juga menjadi tempat yang diam-diam juga disukai oleh Raina.
Raina duduk terlebih dahulu.
Sedangkan Magenta memesan minuman dan kemudian menyusul Raina yang duduk manis memandangi lapangan yang di penuhi oleh semua murid yang lalu lalang disana.
Magenta mendekat.
Menyisakan senyuman di wajahnya.
Tak pernah terfikir olehnya akan melihat gadis ini lagi dalam hidupnya.
Tak pernah terbayang di otaknya bahwa dia akan berada di samping gadis ini lagi.
Tak pernah menyangka sama sekali. Magenta duduk di depan Raina.
Yang membuat Raina langsung menatapnya dan tersenyum.
" Kaca mata kamu mana? Kenapa gak dipake?" Tanya Magenta sembari terus memperhatikan wajah Raina yang sudah memerah karna tatapannya.
" Aku udah jarang make. Waktu belajar sama nulis aja aku pake. Kenapa emang? Aneh?" Tanya Raina pelan sembari mencoba menatap mata Magenta yang masih sama menatapnya.
" Aneh sih enggak. Tapi bagi orang yang udah biasa liat kamu pake kacamata, bakalan susah ngenalin." Balas Magenta.
Raina terdiam. Benar apa kata Magenta.
Itu juga penyebab Mizella tak mengenalnya karna Mizella sudah terbiasa melihat dirinya memakai kacamata?.
Ah, bodoh sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Gerimis dan Hujan
Romance(COMPLETE) Bagaikan hujan yang mengguyur dikala senja. Ada saatnya datang tanpa didahului gerimis, ada pula saatnya datang tetapi di akhiri oleh gerimis. Bagaikan gerimis yg menjelang dikala senja. Kesejukan yang menenangkan kadang di akhiri hujan y...