Janji

1.2K 76 5
                                    

-Flash back masa SMP on-

SMP 1 Sejahtera Jaya

Sudah hampir satu semester penuh Magenta dan Raina berteman dekat.

Mereka sering pulang bersama dan juga akan selalu belajar di perpustakaan bersama.

Setiap istirahat, Magenta mengajak Raina ke kantin dan memperkenalkan padanya teman-temannya.

Ada-ada saja perkenalan konyol yang dilakukan Magenta kepada teman-temannya itu.

Seperti kata-kata " Ini anak tetangga sepupu nenek dari mama temen sepupu laki-laki gue. Raina."

Semuanya berlalu begitu manis. Walaupun kata-kata yang dikeluarkan Raina pada Magenta hanya satu atau dua per minggunya, tapi itu lebih dari cukup menurutnya.

" Rain. Aku nanti mau ngumpul dulu. Kamu pulang sama Miftah ya." Ujar Magenta disaat Raina tengah sibuk memakan bekal siangnya didalam kelas sendirian.

" Miftah?" Tanya Raina heran. Kenapa harus Miftah?

" Iya. Kamu harus pulang bareng Miftah. Harus!! Oke? Aku pergi dulu. Bay"

Seperti biasa Raina tak menjawab lagi. Ia hanya diam memandangi Magenta yang sudah menjauh darinya.

Ada rasa yang ingin ia ungkapkan setelah diterimanya laki-laki itu menjadi teman dekatnya.

Ada sebuah ungkapan yang bahkan ia tak mengerti apa itu.

Yang pasti, ia tak mau jauh dan tak mau laki-laki itu menjauh darinya.

" Aku pulang sendiri aja"

Jam pulang datang. Raina yang biasanya selalu didampingi Magenta kini malah tampak sendirian berjalan keluar kelas dengan wajah yang masih sama.

" Rainaaaaaaaaa!" Panggilan itu menghentikan langkah Raina. Tanpa menjawab, ia membalikkan badan seketika.

Dilihatnya teman sebangkunya beserta seorang laki-laki berjalan kearahnya dengan cepat.

" Kamu kok pulang duluan sih. Ntar kami di sembelih Magenta kalau gak anterin kamu pulang" Ujar Miftah cemberut.

Mendengar itu Raina hanya terdiam. Ia tampak bingung dengan ucapan teman sebangku yang belum sepenuhnya ia kenal itu.

" Kamu anterin aku?" tanya Raina pelan. Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan cepat oleh Miftah dan teman disebelahnya. Arya.

" Aku pulang sendiri aja." Ujar Raina hendak beranjak pergi. Tapi tangannya diraih keras oleh Miftah dan dirangkulnya dengan santai.

" Eheeeyyy. Kamu mau liat kami mati dibunuh haa? Ayook pulang bareng, kita singgah makan dulu ya. Lapeer, ya Arya?" Miftah menarik Raina dan Arya berjalan keluar sekolah dengan cepat.

Ia selalu mengoceh dan bertanya hal-hal yang menurut Raina tidak terlalu penting.

Ia selalu tertawa terbahak-bahak sendirian bila Arya bertanya pada Raina dan hanya dibalas Raina dengan anggukan kecil atau tersenyum.

" Raina. Kamu punya adik?" Pertanyaan itu menghentikan tegukan minuman Raina yang sedari tadi hanya fokus dengan minumannya.

" Punya. Emangnya kenapa?" Tanya Raina pada Miftah yang selalu menatapnya dengan mata berbinar.

Persis seperti saat pertama mereka bertemu dulu. Walaupun yang selalu bertanya dan mengoceh hanya Miftah.

" Adek kamu perempuan?" Tanyanya lagi.

" Iya."

" Hahaha. Adek aku laki-laki, jodohin yuk?" Perkataan Miftah spontan mengundang tawa Arya yang sedari tadi sangat ingin membalas bullyan Miftah yang bertubi-tubi padanya.

Senja, Gerimis dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang