Berubah

1.3K 87 3
                                    


Vote dulu sebelum baca yaa😊

---------------------------

Flash back on

Hari pertama memasuki sekolah Menengah Atas membuat Mizella sedikit merasa risih.

Ia benci hal-hal baru yang harus ia sesuaikan kembali dengan sifatnya. Tapi tak apa.

Ini adalah awal baginya untuk membuat dunia baru yang harus indah. Harus.

" Hai." Ucapan seorang gadis di sampingnya membuat Mizella terperanjat dan langsung menatap wajah gadis itu. Wajah bulat yang sangat bersih.

" Haii.." Jawabnya sembari tersenyum dan melambaikan tangan kecil.

" Gue Yura. Lo?" Tanya gadis itu sembari menjulurkan tangannya.

" Mizella." Jawabnya membalas uluran tangan itu.

" Permisi. Gue mau nanya, toilet dimana ya?" Pertanyaan itu membuat kedua gadis itu menatap seorang gadis yang menatap mereka dengan wajah penuh harap.

" Hmm.. kita sama-sama murid baru. Jadi gak terlalu hafal. Kayaknya disana deh." Ujar Yura menunjuk kearah pintu kelas. Spontan gadis yang tengah berdiri risau di depan mereka langsung menatap keluar.

" Dimana?" tanyanya lagi. Mizella dan Yura saling berhadapan.

" Lebih baik kita cari bareng yok." Ujar Mizella sembari berdiri dan menghampiri gadis itu. Mereka bertiga berjalan keluar kelas dengan pelan.

" Maa. Maaf.. bisa kita percepat jalannya?" ujar Gadis itu lagi. Mizella tersenyum kecil memandangi wajah gadis itu yang sudah tak karuan ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam perutnya.

" Tu ada UKS. Kayaknya di dekat UKS ada toilet deh. Gue lewat disana tadi." Ujar Yura seraya berlari kecil menuju UKS tersebut.

" Adaaa." Ujarnya lagi dengan wajah cerah setelah mendapati toilet yang bertuliskan "Wanita" di depannya. Mizella spontan langsung memopong gadis itu dengan kedua tangannya dan mengarahkannya cepat ke arah toilet. Gadis itu benar-benar tampak sengsara.

Setelah menunggu cukup lama. Akhirnya pintu toilet itu terbuka dan keluarkan gadis yang berwajah risau tadi dengan tampang cerah.Ia langsung tersenyum pada Mizella dan Yura.

" Terima kasih yaa." Ujar gadis itu di sela senyumnya menatap Mizella dan Yura.

" Gue Alena." Ujarnya pada kedua gadis yang masih membalas senyumnya itu.

" Gue Yura dan dia Mizella. Ternyata wajah lo kayak gini sebenarnya. Beda banget sama yang tadi sumpah." Ujar Yura panjang dan tertawa di ujung ucapannya.

" Haha. Ini rahasia kita ya, Wajah asli gue hanya kalian yang boleh tau." Ujarnya sembari berbisik.

" Hahah. Iyee iye." Ujar Mizella dan Yura secara serempak.

Itulah awal pertemanan ketiganya. Mereka berteman dan saling berbagi. Saling mengerti satu sama lain.

Siapa yang bermasalah, semuanya akan berfikir. Terlebih lagi Alena, dia adalah seorang gadis yang gampang terharu.

Ia gampang percaya kepada ucapan orang lain sehingga sering menjadi target bullyan Yura dan Mizella.

Tapi semua itu tak luput dari rasa akrab dan rasa persahabatan ketiganya.

Dua semester telah mereka lalui bersama. Bertiga.

Sekarang, sudah tiba saatnya akhir ujian kelas X. Mereka masih saja bersama.

Senja, Gerimis dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang