Angin malam membuat tubuh Mizella perlahan membeku.
Diraihnya handphonenya dengan tatapan yang masih belum sempurna.
Didapatinya jam yang sudah menunjukkan pukul 19.25. Dan itu membuat matanya terbelalak seketika.
" Bisa-bisanya aku ketiduran disini? Oh god!" Seketika Mizella langsung duduk dari tidurnya dan berlajan cepat menyusuri tepi danau itu dengan caci maki pada dirinya sendiri.
Malam yang sudah menjelang, ditempuh Mizella dengan cepat melaju bersama motornya itu.
Lebih kurang setengah jam Mizella mengendarai motornya hingga ia sampai di rumah sakit umum itu.
Ia berjalan dengan cepat menuju keruangan Mamanya.
Berharap Mamanya tidak khawatir sebab begitu banyak panggilan dan sms yang ia terima tapi tak sempat dibacanya satu persatu.
" Mama aku tadi ke...." Memasuki ruangan mamanya, Mizella tercengang.
Kenapa tidak, laki-laki yang tadi membuatnya perih dihati itu berdiri didepannya disamping kakaknya dengan wajah senyuman yang lebar.
" Lo.. ngapain kesini?" tanya Mizella cepat.
" Eit Mizellaaaa, Genta udah lama nungguin kamu lo. Kamunya di sms gak di bales, telfon gak diangkat." Ujar Mamanya pelan.
" Tadi Mizella ketiduran di danau ma.."
" Haaaaa? Ketiduran?" Ucapan keras Magenta membuat Sunny tertawa pelan.
" Iya. Emang kenapa? Salah? Lo ngapain sih kesini?"
" Gue jenguk mama lo, trus diskusi-diskusi kecil sama kak Sunny." Jawab Magenta ringan sembari duduk di kursi tamu yang berada di sampingnya.
Mama Mizella dan juga Sunny hanya bisa tersenyum kecil sembari menggeleng geli.
Magenta dan Mizella yang saling beradu ucapan bukan lagi sesuatu yang baru di telinganya.
" Terserah lo dah!" Ujar Mizella kesal dan berjalan pelan ke kamar mandi yang berada di ujung ruangan yang lumayan luas itu.
Sebelum masuk, sempat-sempatnya ia memandang Magenta dan menatapnya tajam.
Melihat itu Magenta tertawa kecil dan kembali memandang layar handphone yang sedari tadi ia pegang.
Entah apa yang di tunggunya, yang pasti ia tengah merisaukan Raina yang ditinggalnya sendirian-lagi-.
" Gentaa, kamu belum makan kan? Nanti bareng sama Mizella aja makannya. Dia pasti juga belum makan." Ujar mama Mizella lembut. Magenta langsung membalas ucapan mama Mizella dengan anggukan dan senyuman hangat.
***
" Gue gak makan, lo aja." Ujar Mizella ringan sembari menyusuri koridor rumah sakit itu selepas kepergiannya dari ruangan mamanya itu bersama Magenta.
" Gue gak mau tau lo harus makan!" jawab Magenta dengan tatapan sangar miliknya.
" Lo pikir gue tiba-tiba mau gitu setelah lo plototin?" Ujar Mizella lagi. Mendengar itu Magenta tersenyum jahil.
Ia tau bagaimana memecahkan suasana sangar dari hati Mizella untuk saat ini.
Ia langsung berjalan cepat mendahului Mizella dan menutar badannya. Membuat Mizella langsung menatapnya yang masih menatapnya jahil.
" Gen, jangan gila lagi lo!" Ujar Mizella cepat.
Ada firasat aneh yang datang padanya saat melihat Magenta yang tersenyum jahil di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Gerimis dan Hujan
Romance(COMPLETE) Bagaikan hujan yang mengguyur dikala senja. Ada saatnya datang tanpa didahului gerimis, ada pula saatnya datang tetapi di akhiri oleh gerimis. Bagaikan gerimis yg menjelang dikala senja. Kesejukan yang menenangkan kadang di akhiri hujan y...