Vote dulu sebelum baca ya 😂------------------------------
Flash back on
Seminggu sudah libur semester ini Magenta hadapi. Sekarang, waktu bagi dirinya untuk memulai sekolah lagi.
Ada rasa semangat tersendiri dalam hatinya saat ia melihat papan pengumuman yang menyatakan bahwa dirinya sekelas dengan seorang gadis yang sangat ia kesali untuk saat ini.
Rasa itu semakin hari semakin membesar saat ia terus mengingat gadis itu tertawa, berjalan dan memarahi seseorang.
Matanya kian terpikat saat ia melihat gadis itu memandangnya dengan amarah yang begitu besar.
Jujur saja, hal itu sangat membuat dirinya bersemangat ingin terus menjahili bahkan ingin terus menganggu gadis itu.
“ Oi! Gue Arkhan. Salam kenal bro!” kata-kata itu mengawali pagi Magenta yang terlihat bersemangat ini.
“ Gue Magenta. Salam kenal juga.” Jawab Magenta menatap seseorang yang sekarang tengah duduk di barisan disebelahnya.
Laki-laki yang lumayan tinggi dengan wajah panjang yang berwarna kecoklatan.
Rambut yang tertata rapi menambah kesan keren pada wajahnya.
Bibir kecil yang berwarna pink menjadi daya tarik tersendiri pada wajah laki-laki ini.
“ Gue kenal lo kok. Kapten basket siapa yang gak tau. Ya gak?” Ujar Arkhan lagi sembari tertawa melihat kearah Magenta.
“ Biasa ajaa. Gue gak se terkenal itu.”
“ Alaaaahh.. Terima aja, lo tu emang dikenal semua orang. Sedangkan gue anak kepala sekolah aja banyak yang gak tau.”
“ Lo anak kepala sekolah?”
“ Tu kan.. lo gak bakalan percaya. Ya wajarlaaah, bapak gue putih, gak tinggi dan juga gemuk. Nahh, gue malah tinggi dan juga itam kayak gini.”
“ Hahaaa.. serius lo anak kepala sekolah?”
“ Terserah lo percaya apa gak. Yang penting, emak gue tu istrinya kepala sekolah kita,” Arkhan dengan santainya terus berceloteh ria di depan Magenta.
Walaupun dapat dilihatnya dengan jelas rasa tidak percaya Magenta mendengarkan ucapannya. “ Gak bakalan ada yang percaya. Gue ganteng bapak gue enggak”
“ Yo!!” Suara itu menghentikan tawa geli Magenta. Sean datang dengan gaya yang masih sama di depannya.
“ Oii.. Tumben lo cepet datang?” Sambung Sean sembari duduk di samping Magenta.
“ Gaaak.. gue sedikit bersemangat hari ini. Haha.”
“ Lo sakit?”
“ Kagak”
“ Trus?”
“ Udahh, lo diem aja. Liat aja ntar...”
Mendengar itu Sean hanya mengangguk pelan dan melanjutkan mendengarkan music yang sedari tadi ia dengar.
Melihat pemandangan itu Arkhan tersenyum tipis. Dalam hatinya ia berkata bahwa tidak sia-sia ia melibatkan kuasa Papinya untuk menyatukan dirinya dengan dua pangeran ini dalam satu kelas.
Benar.
Ia ingin bergabung dalam duo populer itu. Dan dengan menempatkan dirinya diantara pertemanan mereka, itu akan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Gerimis dan Hujan
Romance(COMPLETE) Bagaikan hujan yang mengguyur dikala senja. Ada saatnya datang tanpa didahului gerimis, ada pula saatnya datang tetapi di akhiri oleh gerimis. Bagaikan gerimis yg menjelang dikala senja. Kesejukan yang menenangkan kadang di akhiri hujan y...