"Kalau saja waktu dapat berputar, aku ingin kembali memutar waktu"
Angin musim gugur itu terus bertiup. Daun-daun cokelat dengan anggunnya berjatuhan keatas tanah yang berwarna cokelat itu. cuaca hari ini bisa dikatakan sungguhlah indah."Aku ingin mengatakan hal yang sangat rahasia kepadamu" Seorang wanita berambut panjang berwarna hitam itu memulai pembicaraan diantara mereka berdua. Karena sedari tadi kedua wanita itu hanya duduk terdiam. Menikmati hembusan angin.
Wanita berambut sebahu yang ada disebelahnya langsung menoleh, menatap wanita yang ada disebelahnya itu.
"Apa Yer?"
Wanita bermana Kim Yerim itu tersenyum malu-malu.
"Aku cukup malu untuk mengatakan ini" Ucapnya perlahan.
"Astaga- aku sudah berteman lama denganmu. Jika kau tidak kuat untuk menampung sendiri ceritamu ini. Kau bisa menceritakannya padaku Kim Yerim"
"Yur sebenarnya ini tidak begitu-"
Temannya yang bernama Yura itu langsung memutar bola matanya. Lalu memotong kalimat yang diucapkan yeri kepadanya.
"Cukup berkata kalimatmu itu tidak begitu penting yer. Kalau misalnya tidak begitu penting. Kenapa wajahmu tadi seserius itu?"
Wanita cantik itu langsung tersenyum.
"Ini-"
"Mau bicarain tentang apaan sih? Kafe yang baru buka? Atau jenis makanan yang baru?"
"Bukan-"
"Terus? Mau bicarain tentang satpam baru penjaga kampus yang gantengnya kelewatan?"
"Bukan lagi!"
"Drama K2 yang udah ending? Atau kangen dengan drama Descendant?"
"Bukaan astagaa. Yang nonton Descendant kan kamu sendiri Yura"
Yura langsung tersenyum.
Benar juga. Yeri tidak menonton drama itu.
"Terus apaan? Mau bicarain Jimin yang udah botak?"
"Eh eh Jimin botak?" Tanya yeri balik.
Yura mengangguk. Lalu ia langsung menatap wanita itu tajam."Astaga. Kita tidak perlu membahas Park Jimin sekarang"
"Bukankah Jimin merupakan gebetanmu?"
Yura lalu mendelik kesal kepada wanita yang ada disebelahnya itu.
"Itu dahulu. Sekarang tidak. Aku sudah menyukai orang lain" Jawab Yura cepat. Membuat yeri, yang otaknya sudah mulai lelet hanya berkedip beberapa kali.
"Ho-oh" Ucapnya sok mengerti. Padahal yeri tidak begitu mendengar jelas apa kalimat Yura tadi.
"Jadi kau mau bercerita apa?"
Yeri terdiam sesaat. Wanita itu lalu bergumam.
"Tentang.. orang yang kusukai" Ucapnya.
Yura langsung kaget begitu mendengar yeri bercerita seperti itu.
"Oh ya? Siapa?" Tanya Yura langsung.
Yeri tersenyum penuh arti. "Rahasia dongg"Yura menatap kesal wanita yang ada disebelahnya.
"Kalau begitu. Tidak perlu bercerita seperti itu. kalau memang rahasia jangan-"
"Astaga Han Yura!" Yeri langsung bangkit dari kursinya dan berdiri menghadap wanita berambut sebahu itu. "Jangan mulai berceramah panjang lebar. Baiklah-baiklah. Aku akan memberitahukan mu jika aku melihatnya nanti"
Mata bulat Yura langsung melebar. Wanita itu langsung tersenyum senang.
"Benarkah? Janji ya?"
Yeri mengangguk mantap.
"Ya. Aku berjanji".
**
"Han Yuraaaa"
Yura yang sedang berjalan menuju laboratorium langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar lengkingan suara Yeri.
Wanita berambut panjang itu langsung berlari kearahnya. Keringatnya sudah mengalir deras didahinya.
"Kau bolos?" Tanya Yura langsung. Begitu wanita itu sampai didepan matanya.
"Tidak! Kelasku baru selesai" Jelas wanita itu secara terburu-buru.
Yura mengangkat sebelah alisnya heran.
"Jadi- mengapa kau sangat terburu-buru kesini?"
Yeri mengambil nafas, lalu menghembuskannya secara perlahan.
Wanita itu langsung tersenyum cerah. Menampilkan gigi-giginya yang berbaris rapi.
"Ada info menarik" Ucapnya langsung.
"Info? Info apa?"
"Masih ingat ceritaku minggu lalu?"
Minggu lalu?
Yura terdiam sejenak. Tampak berfikir.
"Astaga. Tentang orang yang kusuka" Ucap yeri langsung.
Yura yang sedari tadi menunduk langsung mendongakkan kepala. Menatap wanita yang ada dihadapannya itu.
"Iya? Benarkah? Dimana kau menemukannya?"
"Dia anak jurusan arsitektur. Kau tahu bukan? Gedung fakultas arsitektur dengan gedung kesenian bersebrangan?"
Yura mengangguk.
"Aku tadi melihatnya" Ucap yeri riang. Sangat riang.
"Oh ya?"
"Dan kau tahu sesuatu? Aku sudah mengetahui namanyaa" Teriak yeri lagi. Wanita itu benar-benar kegirangan sekarang.
"Na-namanya? Siapa?"
Yeri terdiam sesaat.
"Jeon Jungkook" jawabnya.
Kalimat itu berhasil membuat Yura membeku seketika.
Jeon- Jeon Jungkook?!
Yatuhan.
"Ka-kau serius?"
Yeri mengangguk.
"Ya. Namanya memang itu. kenapa? Ada yang salah? Atau kau- kau mengenalnya?"
Yura langsung menggeleng keras.
"Ti-tidak" Jawab wanita itu perlahan.
Ya. Faktanya dia memang mengenal Jeon Jungkook.
Tetapi satu fakta lagi yang perlu diketahui.
Dirinya juga.
Menyukai pria itu.
Hael everyone. Gue hadir dengan fanfic baru eaa❤. Sesekali bikin jungri nih. Buat temen main gue yang udah haus akan jungri😂.
Eh maafkeun kalo gajelasya atau apalah.
Semoga kalian suka💙.Kth💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall [Jung;ri]✔
Fanfiction[COMPLETE]♡ Kim Yerim jatuh cinta kepada Jeon Jungkook. Tetapi sayangnya, Jungkook tidak. Tetapi bagaimana pula jika mereka tinggal bersama? ⏩start;nov,18,2k16