THIRTY FOUR

4.3K 509 47
                                    

Leave your comment after you read this♡




Suasana ruangan itu menjadi dingin. Yeri hanya menatap Jungkook tanpa sepatah katapun. Kedua mata Jungkook masih memandang tajam Pria yang ada dihadapan Yeri. Sementara pria itu, menatap Jungkook lama, kemudian tersenyum.

"Ada apa?" Tanyanya tanpa rasa bersalah.

Tanpa aba-aba, Jungkook langsung berjalan mendekati pria itu. sedetik kemudian, pukulan keras darinya berhasil membuat Mark terhuyung kebelakang.

"Wow-wow. Ada apa ini?" Mark berjalan mundur.

"Kau apakan Yeri, sialan!" Teriak Jungkook akhirnya. Ia berjalan cepat, kemudian menghantam Mark lagi.

"Ooh. Jadi wanita jalang ini kekasihmu?"

"Tutup mulutmu sialan!"


Perkelahian pun terjadi dihadapan kedua mata Yeri. Baik itu Mark ataupun Jungkook, terlihat jelas, keduanya sama-sama tersulut emosi. Ruangan itu benar-benar menjadi panas dalam waktu yang lama. Yeri kemudian berjalan perlahan menuju kamarnya. Memakai pakaian seadanya untuk menutupi tubuh telanjangnya tadi.

Jika ditanya, ia benar-benar malu akan semua ini.

Bagaimana tidak? Tubuhnya sudah disentuh oleh Mark. Terlebih lagi, Jungkook melihat semua itu.

Bagaimana ia menjelaskannya? Apakah Jungkook akan percaya kepadanya? Ataukah Jungkook akan berburuk sangka kepadanya?

Mark sialan. bagaimana bisa ia melakukan hal kejam seperti itu?

Tetapi, untunglah. Mark tidak sampai ketahap itu.

Hal ini benar-benar sulit untuk dijelaskan. Bagaimana bisa Mark datang ketempat ini? Bagaimana bisa Mark mengetahui alamat apartementnya? Dan bagaimana bisa Mark melakukan hal ini kepadanya?

Yeri membuka pintu kamarnya perlahan,  mengintip Jungkook dan Mark yang belum selesai dengan urusannya. Melihat itu, Yeri menutup pintu kamarnya lagi. lalu meringkuk dibawah tempat tidur.

Tubuhnya bergetar. Ia benar-benar merasa ketakutan sekarang.



"Brengsek kau!" Pekik Mark dihadapan Jungkook.

"Kau yang brengsek sialan!" Balas Jungkook dengan suara yang tak kalah kuat.

"Kau ap-"

"Bagaimana bisa kau datang keapartementku dan berbuat hal seperti itu kepada calon istriku?!" Pekik Jungkook lagi, memotong kalimat Mark.

Mark terdiam.

Mark terdiam setelah kalimat itu.

"Ca-calon istri?" Cicit Mark. Kedua matanya melebar sempurna.

Ia benar-benar tidak tahu akan hal itu.

"Iya. Aku dan Yeri akan menikah minggu depan. Mengapa kau lakukan ini kepadanya sialan?!"

Mark tidak menjawab. Ia menundukkan wajahnya. Perasaan bersalah langsung menjalar diseluruh tubuhnya.

Bagaimana mungkin ia hampir mengotori seseorang yang ingin menikah? Terlebih lagi itu adalah wanita yang ia cintai?

Sungguh. Ia tidak tahu jika Yeri akan segera menikah.

Kedua telapak tangan Mark mengepal sempurna.

Han Yura brengsek! Ia yang telah mengotori Mark hingga seperti ini.

Wanita sialan itu benar-benar tidak mengatakan jika Yeri dan Pria itu akan menikah.

Terlebih lagi, bagaimana mungkin Mark bisa menjadi bocah seperti ini? Membalaskan dendam kepada Yeri?
Melihat pandangan wanita itu, Mark sudah tahu jawabannya.

Yeri tidak mungkin sekejam itu kepadanya. Bahkan Yeri tidak mengenali Taeyong.

Jadi? Taeyong itu siapa?!

Mark memandang Jungkook perlahan. Tatapannya meneduh. Ia sangatlah malu dengan apa yang diperbuatnya.

"Ma-maafkan aku"

Hanya itulah ucapan Mark. Tidak lebih.

Jika saja ada kesempatan lain, ia benar-benar akan sangat meminta maaf terhadap Jungkook, terlebih lagi. ia ingin meminta maaf kepada Yeri.

Tetapi, sekarang bukanlah saatnya. Ia harus menemui wanita sialan itu.

Mark berjalan cepat, meninggalkan Jungkook yang terdiam. Tidak mengerti dengan perubahan yang terjadi kepada Mark.

Pintu menutup sempurna. Menandakan bahwa Mark sudah keluar dari dalam Apartementnya.

Jungkook langsung berlari memasuki kamarnya. Kedua matanya yang tadinya menyala sempurna menjadi meneduh. Langsung dipeluknya Yeri yang sedang meringkuk disebelah tempat tidurnya itu.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Jungkook perlahan.

Air mata Yeri pecah seketika. Ia membalas pelukan Jungkook erat.

"Ma-ma- maafkan a-aku"

"Tidak perlu meminta maaf seperti itu. seharusnya aku datang lebih cepat tadinya"

"Ma-maafkan a-aku. A-aku benar-benar ti-tidak tahu mengapa ia datang ke-kesini"

"Lupakanlah" Ucap Jungkook lagi. "Aku tidak akan marah kepadamu sayang, karena aku mempercayaimu. Tenanglah, aku tidak akan menuduhmu berselingkuh"

Yeri tidak menjawab. Perasaan lega langsung menyeruak dihatinya.

Ia sangat lega. Mendengar pria itu tidak salah faham kepadanya.

"Ingatlah. Ini bukanlah sebuah sinetron. Tetapi, jika aku boleh jujur. Aku benar-benar sangat marah jika aku tidak segera pulang tadinya"

"Untung saja kamu pulang" Lanjut Yeri.

"Ya. Jika tidak. Aku benar-benar akan membunuh pria itu"

Yeri kemudian melepas pelukan mereka, lalu memandang wajah Jungkook yang ada dihadapannya.

"Terima kasih Jeon Jungkook" ucapnya perlahan.

"Untuk?"

"Sudah mempercayaiku"

Jungkook tersenyum. Kemudian ia mengecup singkat bibir Yeri yang memerah itu.

"Sepertinya aku harus mengobati luka dibibirmu itu" Jawabnya.

"Ini. Bukankah kamu sudah mengobatinya?"

"Dengan kecupan singkat itu?"

Yeri mengangguk malu.

"Ataukah kamu mau yang lebih lama, sayang?"

"Tidak sekarang Jeon Jungkook. Karena, aku memiliki kejutan untukmu"

Jungkook menaikkan sebelah alisnya. "Apa?" Tanyanya penasaran.

Yeri berjalan perlahan, membuka laci meja yang terletak disebelahnya. Setelah mendapatkan benda panjang itu, ia langsung memberikannya kepada Jungkook yang sudah berdiri disebelahnya.

"Ini.." Ucapnya malu-malu.

Jungkook mengambil benda petak itu. dahinya mengerut sejenak.

Tetapi, sedetik kemudian. Matanya melebar sempurna. Senyumnya langsung merekah.

"Sayang. Ini -"

Yeri mengangguk malu.

"Yatuhan!" Pekiknya. Kemudian dipeluknya lagi tubuh wanita itu.

"Aku akan menjadi ayah!" Teriaknya bangga.









Hello wkwkwk.

Liburan hampir usai ya.

Semoga liburan kalian menyenangkan ya♡




-Kimtaehyunggg❤❤








Fall [Jung;ri]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang