"Apakah kamu lama menunggu?"Jungkook memalingkan wajahnya kearah kanannya. Yeri sudah berada didepan pintu. Melihat itu, Jungkook langsung berdiri, dan melingkarkan tangannya dipinggang Yeri.
"Tidak. Untukmu aku rela menunggu walaupun itu sangat lama" Ucapnya.
"Oh ya?"
"Tentu saja. Bukankah seorang pangeran harus selalu melindungi puterinya?"
Yeri mengangguk. "Tentu saja. itu harus"
"Nah. Kalau begitu mengapa kau bertanya lagi sayang? Oh iya. Bagaimana keadaan bayi kita? Apakah pria brengsek itu menyakitinya?"
"Maksudmu Mark?"
Jungkook mengangguk. "Iya. Aku tidak menyangka, mantanmu itu berbuat seperti itu kepadamu. Yatuhan, Jika dia sampai menyakitimu dan bayiku. Mungkin saja aku akan membunuhnya saat itu juga"
Yeri tersenyum, lalu menarik telapak tangan Jungkook yang melingkar dipinggangnya menuju perutnya.
"Tenanglah. Bayimu tidak apa-apa tuan Jeon"
Jungkook langsung menoleh kearah Yeri. "Oh ya? Bagaimana dengan-"
"Aku juga baik-baik saja sayang" Yeri memotong kalimat Jungkook.
Jungkook tersenyum senang. Lalu mengacak rambut wanitanya itu. "Aku senang mendengarnya"
"Oh iya, Apakah kita harus jujur kepada ibumu sekarang? Kandunganku semakin membesar. Kita harus mengadakan pernikahan sebelum bayi ini lahir"
"Kesehatanmu lebih utama sayang. Kamu harus istirahat"
"Tenanglah. Aku baik-baik saja"
"Benarkah?"
Yeri mengangguk mantap "Iya. Lihatlah? Aku akan menjadi ibu yang kuat untuk anakmu Jeon Jungkook. Tenang saja"
Untuk kesekian kalinya, Jungkook tersenyum lagi.
"Baiklah Nyonya Jeon. Kita akan kerumah ibuku setelah kita pulang ke apartement"
**
Selama perjalanan. Jungkook tak henti-hentinya memegang tangan Yeri, menggenggamnya erat seperti Yeri merupakan anak kecil yang tidak boleh lepas dari pandangannya. Hingga keluar lift, ia terus menggandeng wanita itu.
Pintu apartement mereka terbuka. Yeri dan Jungkook terdiam sesaat begitu melihat seseorang yang duduk diatas sofa merah miliknya.
Yeri langsung tersenyum riang. Begitu juga dengan Jungkook.
"Ibu ada-"
"Keluarlah"
Kalimat Yeri terhenti begitu Ibu Jungkook memotong kalimatnya. Kedua matanya melebar seketika saat melihat barang-barangnya sudah keluar dari kamar Jungkook.
"Ibu kenapa ba-"
"Seorang pembohong tidak berhak tinggal bersamamu Jungkook. Lihatlah kau menjadi pembohong juga bukan?"
"A-aku tidak-"
"Keluarlah. Apakah kau mau aku mengusirmu dengan paksa? Kau tidak mau bermain lembut ya?" Nada suara ibu Jungkook meninggi. Membuat Yeri tersentak kaget.
Jungkook menatap ibunya lagi. "Bu. Apa maksud ibu seorang pembohong? Mengapa ibu mengusir Yeri?"
"DIAM KAU JEON JUNGKOOK!" Tiba-tiba saja ibunya memekik. Membuat Yeri melangkah mundur. "KAU! MENGAPA KAU TEGA MEMBOHONGI IBU? MENGATAKAN BAHWA DIA ISTRIMU? MENGAPA?!"
Kedua mata Jungkook melebar sempurna. Begitu juga dengan Yeri.
Bagaimana mungkin rahasia mereka terbongkar?!
"Bu. Aku bisa menjelaskan semua ini. Ibu bisa-"
"TIDAK JUNGKOOK. KAU SUDAH KETERLALUAN. JIKA KAU BERSAMA WANITA INI KAU PASTI MENJADI BUDAKNYA! SADARLAH NAK. DIA HANYA INGIN HARTAMU. DIA MEMPENGARUHI KEHIDUPANMU MENJADI LEBIH BURUK"
Yeri menelan salivanya sendiri. Tubuhnya langsung bergetar hebat.
Yatuhan, bagaimana bisa ibu Jungkook berkata seperti itu kepadanya? Ingin harta? Demi tuhan dia tidak ingin itu semua. Bahkan jika Jungkook hanya seorang pedagang makanan saja ia tetap mencintai pria itu.
Sungguh. Demi apapun ia tidak menginginkan harta Jungkook. Ia benar-benar mencintai pria itu.
Apakah kehidupan Jungkook menjadi buruk setelah bersamanya? Apakah benar seperti itu?
"Ibu aku bisa jelas-"
"KAU! MENGAPA KAU MASIH BERADA DISINI WANITA JALANG?!"
Yeri menundukkan pandangannya. Air matanya mengalir seketika. Tubuhnya semakin bergetar.
"KELUARLAH! WAJAHMU TERLALU MENJIJIKKAN. BAWA BARANG-BARANGMU ITU KELUAR!"
"Ibu aku-"
"JUNGKOOK! JANGAN MEMOTONG KALIMAT IBU. APAKAH WANITA JALANG INI YANG MENGAJARKANMU UNTUK MELAWAN ORANG TUAMU?!"
"Bu- Yeri tidak-"
"ADA APA KAU MASIH DISINI? KELUAR!"
Yeri terus menundukkan pandangannya. Air matanya masih mengalir deras. Dengan langkah pelan diambilnya koper yang sudah terletak disebelah pintu masuk itu.
"YA BAGUS. PERGILAH DARI APARTEMENT INI DAN JANGAN PERNAH INJAKKAN LAGI KEMARI!"
"Maafkan aku bu" Ucap Yeri terbata. Wanita itu lalu membungkuk sebentar, setelah itu menyeret koper besarnya keluar dari apartement Jungkook. Melihat itu, Jungkook langsung berlari mengejar Yeri.
"JEON JUNGKOOK! JANGAN MENGEJAR WANITA ITU!"
Langkah Jungkook terhenti begitu teriakan ibunya terdengar ditelinganya.
"BU! MENGAPA IBU SEPERTI INI?! MENGAPA IBU MENGUSIR YERI!?"
"JUNGKOOK! JANGAN MEMBENTAK IBUMU! KAU TAHU MENGAPA IBU MENGUSIR WANITA JALANG ITU? KARENA IA TELAH MENGUBAHMU MENJADI PEMBOHONG BESAR!"
"BU, YERI TIDAK JALANG!"
Ibu Jungkook menatap anak lelakinya itu. "Terserah Jungkook. Ibu sedikit lega dia sudah pergi" Suara Ibu Jungkook melunak.
"Bu, aku harus-"
"Tidak Jeon Jungkook. Jangan pernah lagi menemui wanita itu"
Haii wkwk
Ini gue usahain banget ngetik karena semangat ngebaca komentar kalian. 💙
Buat yang suka ninggalin komentar. BIGTHANKS YAA. udah ngebuat gue semangat banget buat nerusin.
Kayaknya banyak banget yang jadi Yura haters disini wkwk😂😂 yauda bunuh aja gapapa.
Yauda. See you next part all♡
Kusayang kalian semua♡
-Kimtaehyungggg☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall [Jung;ri]✔
Fanfiction[COMPLETE]♡ Kim Yerim jatuh cinta kepada Jeon Jungkook. Tetapi sayangnya, Jungkook tidak. Tetapi bagaimana pula jika mereka tinggal bersama? ⏩start;nov,18,2k16