W A R N I N G!!!
.
.
.
.TYPO EVERYWHERE
"Apakah kau tidak bosan?"
Jungkook menoleh kearah belakangnya. Terdapat Yeri yang sudah berdiri disana. Melihat itu Jungkook menghentikan aktivitas mencuci piring yang ia kerjakan sejenak.
"Tentu saja tidak. Aku harus membantu ayahmu untuk mencuci piring-piring ini. Pelanggan rumah makanmu benar-benar membuatku takjub. Para pelanggan itu seperti tidak akan membiarkan satu mejapun menjadi kosong"
Mendengar kalimat itu, Yeri menjadi tersenyum. Ia tidak menyangka jika Jungkook akan berbuat seperti ini. Ini benar-benar diluar dugaannya.
Seorang Jeon Jungkook. Anak golongan atas. Sedang menyuci piring-piring kotor. Ternyata ia pandai juga dalam hal itu. membuat Yeri memandang takjub.
"Jangan menatapku seperti itu Kim Yerim. Kau akan semakin cinta nantinya"
"Aku memang semakin mencintai dirimu"
Mendengar kalimat itu. Jungkook membalikkan tubuhnya lagi.
"Jangan tersenyum seperti itu. Aku bisa menciummu nantinya" Jungkook kembali keposisi semula. Menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.
Yeri benar-benar bisa membuat ekspresi dan detak jantungnya kian tidak menentu.
"Lakukan saja jika kau mau"
Untuk kesekian kalinya. Jungkook membalikkan tubuhnya. Yeri sudah berlari kecil menjauhinya.
"YAK KIM YERIM!"
"Aku menunggumu di depan. Siapkanlah pekerjaanmu! Ayo kita berjalan-jalan" Teriak Yeri. Membuat senyum Jungkook langsung melebar.
**
"Kamu ingin kemana sayang?" Tanya Jungkook begitu ia selesai menyuci piring-piring kotor. Sebenarnya jika ditunggui piring-piring itu tiada habisnya. Jika saja Ayah Yeri tidak menariknya dari ruang cuci piring itu. Jungkook mungkin akan tetap disana.
"Kesini. Aku sering kemari sewaktu SMA" Yeri menarik lengan Jungkook. Mereka lalu menaiki sebuah bus lalu berhenti disebuah gedung berwarna biru.
"Kamu mengajakku kemana Yeri?"
"Kesini" Yeri menghentikan langkahnya begitu mereka sudah sampai didepan gedung biru itu. "Aku ingin sekali kesini bersamamu"
Jungkook menatap gedung bercat biru itu. Diatasnya sudah tertera jelas replika mic yang besar. Dahinya kemudian mengerut. "Kesini?" Tanyanya.
Yeri mengangguk mantap. "Iya kesini. Aku selalu membawa orang yang kucintai kesini"
"Oh benarkah? Kamu mengajak orang yang kau cintai bernyanyi?"
Yeri mengangguk mantap "Iya. Aku suka melakukannya"
Setelah kalimat itu. Yeri dan Jungkook lalu memasuki gedung bercat biru itu. Hanya sebuah gedung sederhana bertingkat dua. Gedung itu tidak semewah gedung-gedung karoke yang ada di Seoul. Setelah melihat sekitarnya, Yeri dan Jungkook lalu memesan salah satu kamar dan berjalan perlahan menuju kamar itu.
"Lihat saja. aku lebih ahli menyanyi dibandingkan mantan-mantanmu" Pamer Jungkook saat mereka sedang berjalan menuju ruangan kamar yang sudah mereka pesan.
Melihat ekspresi Jungkook. Yeri langsung tertawa.
"Jangan memasang wajah seperti itu Jeon Jungkook. Tenang saja. Baru kaulah pria selain Ayah dan adikku yang kubawa kemari"
Mendengar kalimat itu. Jungkook langsung menoleh kearah Yeri. Menatap wanita itu tidak percaya.
"Iya. Hanya dirimu. Aku tidak pernah membawa mantan-mantanku kesini. Aku harus membawa seseorang yang berpengaruh besar dalam hidupku"
"Benarkah? Waah. Aku merasa terkesan karena itu"
"Kau harus terkesan. Karena kau masuk kedalam daftar orang tertentu itu"
Jungkook kemudian mengacak rambut wanita yang ada disebelahnya "Aku benar-benar terkesan sayang"
"Yaah. Kau orang kedua selain keluarga kandungku yang kubawa kemari"
"Oh ya? Siapa satu lagi?"
"Han Yura" Jawab Yeri sambil tersenyum sumringah.
**
Drrt Drrt
Taehyung menatap layar ponselnya sejenak. Nomor tidak dikenal menghiasi layarnya.
Awalnya pria itu mengacuhkannya. Tetapi setelah panggilan ke sepuluh, akhirnya Taehyung mengusap layar hijau yang bergambar gagang telefon itu.
"Halo?"
"Apakah ini Kim Taehyung?" Tanya seseorang diseberang sana.
Dahi Taehyung mengerut. Suara wanita terdengar jelas ditelinganya.
Siapa ya?"Ya. Saya sendiri. Ada apa nona-"
"Hahahaha" Suara Tawa dari seberang sana terdengar jelas ditelinga Taehyung. Membuat kalimat Taehyung tadi terpotong.
"Yatuhan sayang. Jangan baku seperti itu"
Setelah kalimat itu. Taehyung terdiam perlahan. Tetapi beberapa detik kemudian. Ia langsung mengupat.
Sialan. Ini merupakan suara wanita jalang itu.
Taehyung menjauhkan ponselnya dari telinganya. Tangannya langsung berhenti diudara begitu mendengar suara wanita itu lagi.
"Jangan coba-coba mematikan sambungan telefon ini Kim Taehyung"
"Apa urusanmu? Kau tidak berhak mengatur hidupku Yura! Sudah jangan ganggu kehidupanku lagi"
"Aku ingatkan kau. Jangan pernah memutuskan sambungan telefon ini tanpa perintahku"
"Persetan denganmu!" Pekik Taehyung. Ibu jarinya langsung mendarat ketombol merah, tetapi lagi-lagi. pergerakannya terhenti.
"Taehyung. Kuingatkan kau. Jangan membantahku. Kau tahu? Nyawa ibumu sedang ada digenggamanku"
Dengan cepat Taehyung kembali meletakkan ponsel itu ditelinganya. "Kau jangan bercanda!" Pekiknya marah.
Han Yura berhasil memancing amarah Taehyung. Untung saja wanita itu pernah dekat dengan Taehyung, sehingga ia mengetahui apa kelemahan Pria itu.
"Aku tidak bercanda Kim Taehyung. Kau tahu? Nyawa ibumu ada ditanganku sekarang. Apakah kau berani melawanku lagi?"
Taehyung terdiam membatu. ponsel yang tadinya ia genggam terlepas begitu saja dari tangannya. Untung saja, ponsel itu tertahan oleh kursi, jika tidak. Benda petak itu pastilah sudah hancur mengenaskan.
Sedangkan diseberang sana. Suara tawa Yura mengeras seketika.
Holla i'm comeback:"). Gimana? Semakin panas? (Ini apaan coba-_-)
Oiya selamat liburaan yaa♡
-Kth💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall [Jung;ri]✔
Fanfiction[COMPLETE]♡ Kim Yerim jatuh cinta kepada Jeon Jungkook. Tetapi sayangnya, Jungkook tidak. Tetapi bagaimana pula jika mereka tinggal bersama? ⏩start;nov,18,2k16