"Kamu kenapa sih?" tanya Mario yang tak pernah melihat Arata semarah itu padanya.Arata melepaskan cengkeraman tangannya pada kerah baju Mario dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia mengatur nafasnya yang tak beraturan. Entahlah, ia juga tak tau kenapa bisa semarah itu.
"Maaf, Mario!" lirih Arata.
Mario menganggukkan kepalanya mengerti. Walau Arata saat ini tidak memandang kearahnya. Dan ia juga masih penasaran kenapa tiba-tiba Arata marah.
"Alina dari Indonesia. Dan entah kenapa aku merasa kamu seperti merendahkannya." ucap Arata.
Mario mengembangkan senyumnya. Ia mengerti karna memang budaya di negaranya dan negara Arata itu berbeda.
"Maaf Arata, aku tidak ada maksud untuk itu!" ucap Mario.
Arata kembali memandang Mario dan mengembangkan senyum lebar. "Tidak papa. Aku saja yang berlebihan." ucapnya.
"Aku mengerti maksudmu. Jadi bagaimana? Mau kepantai?" tanya Mario.
"Besok aku kasih kabar." jawab Arata.
~~~~
Hiroto membuka pintu kamar Arata dan mendapati pesawat kertas berserakan dimana-mana.
Hiroto mengambil salah satu pesawat kertas itu dan melemparkannya kearah Arata. Dan tepat mengenai pipi Arata.Arata mengambil pesawat kertas itu lalu menoleh kesamping, memandang Hiroto yang melangkah menghampirinya.
"Ceritakan, ada apa?" tanya Hiroto.
"Nande monai! (Tidak ada apa-apa!)" jawab Arata.
"Kalau tidak ada apa-apa kenapa kamu buat pesawat kertas sebanyak ini?"
Hiroto sudah sangat hafal dengan Arata. Jika Arata membuat banyak sekali pesawat kertas itu artinya Arata tengah sedih. Ada sesuatu yang tengah ia pikirkan. Ia mengungkapkan perasaannya pada setiap pesawat kertas yang ia buat.
"OHAYOU!"
Arata dan Hiroto menoleh bersamaan saat mendengar suara teriakan. Keduanya sudah tau siapa yang berteriak seperti itu. Dan benar, tak lama setelah itu Mario muncul di ambang pintu.
"Arata, ikou! (Ayo!)" Ajak Mario.
"Ano.. aku malas!" Tolak Arata.
"Pergilah! Mukamu sangat kusut. Aniki rasa kamu butuh hiburan. Cepat pergilah." Ucap Hiroto.
<==>
Pantai di penuhi oleh orang-orang. Baik dari anak kecil sampai orang-orang tua. Tidak heran, karna saat ini tengah masa liburan dan juga di musim panas. Jadi banyak yang menghabiskan waktu dengan kepantai. Hanya sekedar untuk berjemur atau bermain pasir.
Ini pertama kalinya Alina datang ke pantai selama tinggal di Jepang."Bagaimana? Tidak kalah indah dengan pantai di negaramu kan?" ucap Sousuke.
Alina menjawabnya hanya dengan anggukkan kepala. Ia tak mau banyak bicara dihadapan Sousuke.
Sousuke membuka tas yang ia bawa lalu menunjukkan pakaian bikini pada Alina.
"Pakailah, lalu kita berenang." pinta Sousuke."Apa? Tidak.. Aku tidak mau!" tolak Alina mentah-mentah. Apa Sousuke gila? Mana mungkin ia memakai pakain yang sangat terbuka seperti itu.
"Kamu pikir kamu mau berenang pakai baju seperti ini?" tanya Sousuke.
Alina memandangi pakaian yang ia kenakan. Celana jeans biru dan juga Tshirt berwarna merah muda.
"Ya tapi kan tidak harus pakai bikini juga." protes Alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Langit Berwarna Sakura
Fiksi RemajaKehidupan di Jepang itu keras, benarkah? Ada istilah 'Kalau kamu tidak punya sesuatu yang menguntungkan. Maka kamu tidak akan memiliki teman.' Alina Putri. Anak seorang pengusaha yang selalu berpindah tugas dari satu negara ke negara lain. Dan pada...