Alina menghela nafasnya. Menatap Arata yang jauh diujung sana dengan tatapan sendu. Ia memeluk erat tasnya.
Melihat Arata begitu mengkhawatirkan Miku itu membuatnya sakit. Walau mungkin itu bentuk perhatian kepada teman, tetap saja itu menyakitkan. Sekarang lebih baik ia pulang. Ia ingin memberitahu Arata. Tapi..... Sudahlah, ia tak mau mengganggu Arata. Mau mengiriminya pesan pun, ponsel Arata ada padanya. Jadi lebih baik ia tak memberitahunya. Dengan berat Alina mulai melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit.<==>
Alina tengkurap diatas ranjangnya. Ia melihat-lihat isi ponsel Arata. Ia cukup terkejut saat di kontak ponsel Arata hanya ada nomornya, Hiroto dan juga Mario. Ya, hanya tiga itu.
Alina bergegas membuka pesan, bukan apa-apa. Hanya sekedar ingin tau dengan siapa saja Arata beruhubungan. Banyak yang mengirimi Arata pesan. Tapi hanya beberapa yang di respon dan itupun sangat dingin.
Alina beralih ke galeri. Yang ia dapati hanya fotonya dan juga foto langit yang terhalang oleh bunga sakura. Membuat warna langit jadi seperti sakura.
Kemudian Alina membuka video di ponsel itu. Arata mengambil gambarnya dengan background kembang api yang terus meluncur kelangit. Terdengar jelas juga suara teriakan para siswa kelas E.
'Hai.. Ini sangat menyenangkan. Lihat, kembang apinya sangat indah.' Arata menunjuk kearah kembang api.
'Aku pikir ini momen yang bagus. Jadi aku merekamnya, supaya kamu bisa menikmatinya juga.'"Alina, ada Arata didepan." Teriak ibu Alina.
"Iya ma." jawab Alina.
Alina mematikan videonya dan bergegas keluar rumah menemui Arata. Dilihatnya Arata berdiri di depan rumahnya masih mengenakan seragam sekolahnya. Dia baru pulang dari rumah sakit dan belum pulang kerumah.
"Ponselku ada sama kamu 'kan?" tanya Arata.
Alina menghentikan langkahnya. Padahal ia baru melangkah beberapa langkah dari pintu dan masih jauh dari Arata. Tapi, pertanyaan Arata membuatnya membeku seketika.
"Jadi, kamu kesini cuma mau mengambil ponsel?" tanya Alina.
"Iya. Ada disini 'kan?" tanya Arata lagi.
Alina kecewa, sangat kecewa. Arata kembali bersikap dingin padanya. Apa itu artinya Arata kembali menyukai Miku?
"Hei!" panggil Arata membuyarkan lamunan Alina.
"Iya. Sebentar aku ambilkan." ucap Alina berbalik.
"Aku akan menunggu di depan jendela kamarmu. Biar mempersingkat waktu, aku mau buru-buru pulang!" ucap Arata dengan ekspresi datar."Iya!" jawab Alina lalu masuk kedalam rumah. Melangkah dengan berat memasuki rumah. Ia tak rela Arata cepat pulang.
Alina mengambil ponselnya yang ada diranjang. Memandanginya sejenak, kepalanya tertunduk. Rasanya semakin sakit saat Arata kembali bersikap dingin padanya. Iamenoleh kebelakang, memandang jendela kamarnya yang masih tertutup gorden. Alina melangkahkan kakinya mendekat kejendela. Tangannya bergerak menarik gorden.
Duaarrr...
Kembang api mekar dengan indahnya di langit bersamaan dengan terbukanya gorden jendela. Alina terkejut bukan main. Ia langsung membuka jendelanya lebar-lebar dan Arata muncul, membawa kue tar yang terdapat angka 17 diatasnya. Alina menutup mulutnya tak percaya. Air matanya keluar begitu saja. Ini sungguh sangat mengejutkannya. Ia tidak terpikirkan kalau Arata akan memberikan kejutan ini.
"Baka!" ucap Alina sambil menangis. Ia benar-benar terharu.
"Happy birthday, my girl!" teriak Arata dengan senyuman lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Langit Berwarna Sakura
Fiksi RemajaKehidupan di Jepang itu keras, benarkah? Ada istilah 'Kalau kamu tidak punya sesuatu yang menguntungkan. Maka kamu tidak akan memiliki teman.' Alina Putri. Anak seorang pengusaha yang selalu berpindah tugas dari satu negara ke negara lain. Dan pada...