37. Tempat Kenangan

44 8 0
                                    

Seluruh siswa Kinjou Gakuen tahun ketiga berkumpul di aula. Menghadiri upacara kelulusan. Sambutan demi sambutan telah disampaikan. Hingga tiba waktunya diumumkan siapa yang menjadi siswa teladan. Yang lulus dengan nilai terbaik diantara teman-teman seangkatannya.

"Peringkat ketiga, dari kelas 3-A. Kousaka Ren!" ucap wakil kepala sekolah.

Seketika semua tercengang. Semua pasang mata tertuju pada Ren yang kini bangkit dari tempat duduknya. Membungkukkan badannya sejenak lalu berjalan menuju minbar. Ren, yang selama dua tahun terakhir selalu berada di peringkat pertama. Kini di peringkat ketiga. Sulit dipercaya.

"Sannen A-gumi Kousaka Ren desu. (Kousaka Ren dari kelas 3-A). Aku mengucapkan terimakasih pada semua teman-teman yang selama ini selalu bersamaku. Membuatku jadi lebih baik dari sebelumnya. Peringkatku memang turun, tapi itu bukan masalah. Karna yang terpenting, kita sudah berusaha keras. Dan peringkat hanyalah bonus. Terimakasih." Ren membungkukkan badannya dan mundur beberapa langkah.

"Peringkat kedua, dari kelas 3-E. Nakamaru Sousuke."

Sousuke bangkit dari tempat duduknya. Membungkukkan badannya dan berjalan menuju minbar.

"Sannen E-gumi Nakamaru Sousuke desu (Nakamaru Sousuke dari kelas 3-E). Entahlah, aku tidak tau harus mengatakan apa. Tapi, aku mengucapkan terimakasih untuk E-gumi yang sudah mengajarkan arti kebersamaan. Terimakasih!" ucap Sousuke kemudian membungkukkan badannya.

"Peringkat pertama, dari kelas 3-E. Arata Juna."

Arata terlihat sangat terkejut. Ia pikir ia akan terlempar dari jajaran siswa teladan. Pasalnya tahun lalu ia ada di peringkat 3. Teman-temannya dari kelas E bertepuk tangan dengan meriahnya.

"Sannen E-gumi Arata Juna desu. Benar apa yang dikatakan Ren. Lakukan apa yang diri kita bisa. Jangan terlalu memaksakan hal yang tidak kita bisa. Itu hanya akan membuat kita tersiksa dan tidak bisa mensyukuri hal-hal kecil di sekitar kita. Dan, lakukan setiap hal dengan penuh cinta. Terimakasih!" Arata membungkukkan badannya selama beberapa detik.

<==>

Semua siswa keluar kelas setelah upacara kelulusan usai.

"Maafkan aku, Ren. Aku merebut posisimu." ucap Arata berjalan keluar aula bersama Ren, Sousuke, Alina dan yang lainnya.

"Diamlah atau aku akan memukulmu!" ucap Ren membuat teman-temannya menatapnya heran.

Beberapa detik kemudian Ren tertawa. "Kamu nggak perlu minta maaf. Siapapun berhak menempati posisi itu. Peringkatku memang turun, tapi nilaiku tidak. Lagipula, kamu sudah berusaha keras. Ini juga peringatan buatku, bahwa saat kita berada diatas, kita tidak boleh lengah. Banyak semut kecil yang kita abaikan, menggigiti tubuh kita dan berusaha menjatuhkan kita dari pohon." ucap Ren.

Arata memeluk Ren. Menepuk punggung Ren pelan. Arata jadi penasaran, semasa mengandung Ren ibunya ngidam apa sampai Ren bisa sebaik itu.

"Kamu nggak kecewa Ren-san?" tanya Alina.

Ren tertawa mendengar pertanyaan yang menurutnya sangat konyol itu. Ia menggelengkan kepalanya.

"Kalau aku kecewa, berarti aku nggak menghargai diriku sendiri yang sudah berusaha. Kita semua sudah berusaha semampu kita, apa yang kita capai adalah hasil usaha kita. Kalau belum puas, berusaha lebih keras lagi. Tapi, jangan pernah kecewa dengan hasil dari usaha kita sendiri. Kalau kita tidak bisa menghargai diri kita sendiri. Lalu, siapa yang akan menghargai kita?" ujar Ren menatap Alina.

Alina tersenyum kagum. Ren benar-benar seorang malaikat di kehidupan nyata. Pintar, tampan, baik, bijak, paket lengkap lah pokoknya.

"Aaa.. Ren-kun!" Rina menggandeng tangan Ren.

Di Bawah Langit Berwarna SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang