34. Pergilah!

55 10 0
                                    

Arata menggandeng tangan Alina setelah turun dari bus. Hari ini ia mengajak Alina untuk pergi ke makam Hiroto.

"Maaf, udah buat kamu nunggu!" ucap Arata lalu sedikit membungkukkan badannya.

"Aku juga baru dateng kok." ucap Yuuki dengan senyuman diwajahnya. Yuuki mengarahkan pandangannya ke tangan Alina dan Arata yang bergandengan dengan eratnya.

"CK. Romantis sekali kalian ini. Aku jadi iri!" goda Yuuki.

"Eh? Yuuki-san nggak punya pacar? Padahal Yuuki-san tampan lo!" puji Alina.

"Eghem!" Arata berdehem, tangan kanannya memegangi lehernya seolah-olah batuk.

Yuuki yang paham akan itu tertawa. "Lihat, pacarmu saja mengakui kalau aku tampan!" canda Yuuki.

"Urusai! (berisik!)" ucap Arata kesal.

"Maaf. Kamu juga tampan kok!" puji Alina lalu mencubit pipi Arata. Dan juga sedikit merapikan rambut depan Arata.

"Sekolahku melarang muridnya pacaran. Untuk bertemu dengan lawan jenispun harus ada alasan yang masuk akal. Jalur untuk laki-laki dan perempuan terpisah." jelas Yuuki.

"Ah, aku mengerti!" ucap Alina mengangguk-anggukkan kepalanya.

Arata jadi serasa patung disitu. Hanya mendengarkan percakapan yang menurutnya tidak penting.

"Jadi masuk nggak, nih?" tanya Yuuki.

Arata menganggukkan kepalanya dan masuk ke area pemakaman diikuti Alina dan Yuki dibelakangnya.

Arata meletakkan sebucket bunga diatas makam Hiroto. Ia duduk berjongkok lalu berdoa untuk Hiroto. Begitu juga dengan Alina dan Yuuki.

"Aniki, aku lolos tes masuk universitas Meiji. Aku akan melakukannya karna keinginanku sendiri. Dan, aku juga berusaha untuk bisa menjadi siswi teladan. Terimakasih atas dukungan yang kamu berikan selama ini. Sampai kapanpun,aku tetap adikmu!" ucap Arata tersenyum tipis.

Yuuki mengusap punggung Arata. "Jangan bersedih dihadapan Hiro-nii. Dia membenci itu!" ucap Yuuki mengingatkan.

"Ah!" jawab Arata singkat.

"Walau kita belum saling mengenal. Tapi kamu begitu baik padaku. Terimakasih, kamu sudah mendidik Arata dengan baik. Aku yakin kamu sangat bangga melihat Arata seperti ini." ucap Alina.

Arata meletakkan tangannya diatas kepala Alina. Mengacak rambut Alina pelan.  Kemudian tangannya turun kepundak Alina dan menariknya hingga lengannya dan lengan Alina menempel.

<==>

Alina sangat penasaran dengan sekolah Yuuki. Dengan senang hati Yuuki menceritakan tentang sekolahnya secara detail. Entah apa yang mereka berdua bahas sampai tertawa terbahak-bahak.

"Ngobrolin apa sih, sepertinya asik banget!" ucap Arata yang baru saja pulang dari minimarket.

"Bukan apa-apa kok!" jawab Yuuki.

Arata mengeluarkan barang belanjaannya. Minuman kaleng dan juga beberapa makanan ringan.

"Kamu juga akan ke Meiji?" tanya Arata.

"Pastinya!" jawab Yuuki sembari membuka minuman kalengnya.

"Kalau kamu, mau melanjutkan kemana?" tanya Yuuki pada Alina.

Alina menggelengkan kepalanya. "Aku masih bingung. Soalnya papa bilang, kerjanya akan dipindah tugas lagi. Antara ke China atau balik ke Indonesia. Baru kabar sih, belum ada kepastian." jelasnya.

"Dia anak tunggal. Jadi orangtuanya mau dia tetap bersama mereka." sahut Arata.

"Kalau beneran di pindah, bagaimana dengan hubungan kalian?" tanya Yuuki membuat Arata yang tengah minum jadi tersedak.

Di Bawah Langit Berwarna SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang