"Membalas kebaikanku?" Arata tersenyum meremehkan. "Sudahlah, kamu sudah lihat kan? Banyak minuman. Jadi kasih saja ke Ren atau buang. Gampang kan?" Arata berjalan pergi meninggalkan Alina.
Alina semakin mengeratkan cengkeraman tangannya pada botol minuman. Padahal ia mencoba memperbaiki hubungannya dengan Arata. Setidaknya bisa menjadi teman. Bagaimanapun ia dan Arata punya tujuan sama di negara ini. Arata memang tidaklah seramah Ren. Karna mereka memang dua orang yang berbeda.
Alina mendekat ke loker Arata. Ia membukanya dan meletakkan botol minuman itu di dalam loker Arata.
~~
Setelah selama satu minggu full berlatih. Kini tiba di hari perlombaan.
Tokyo dome di penuhi oleh para pemuda yang mengenakan seragam berbeda. Lambang sekolah masing-masing juga terbentang di mana-mana.
Di layar besar terdapat lambang Horikoshi Gakuen sebagai pemenang tahun lalu. Dan nantinya akan berganti lambang sekolah yang menang pada olimpiade tahun ini.Lapangan seluas 115.221 m2 itu lebih dari 3/4nya digunakan untuk pertandingan baseball. Dan sisanya secara bergantian di gunakan untuk cabang pertandingan yang lain kecuali polo air, renang, dan juga sains yang di adakan ditempat lain yang tak jauh dari Tokyo dome. Sedangkan untuk basket dan juga sepakbola akan dilaksanakan esok hari.
Pertandingan Baseball sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Sedangkan lari baru akan di laksanakan. Para pelari dari masing-masing sekolah memasuki jalur pertandingan dan bersiap di garis start.
Sorak sorai penonton terdengar dengan jelas. Baik itu dari suporter baseball ataupun lari.Arata melirik sejenak Ryuma yang ada didekatnya. Postur tubuhnya memang bagus dan dari cara dia pemanasan sepertinya dia memang sudah ahli. Arata teringat akan perkataan Sousuke. Tawaran yang cukup berat. Matanya beralih kebangku penonton dan mendapati Alina ada disisi kirinya di tribun 3. Saat mengetahui Alina tengah menatap kearahnya, Arata segera mengalihkan pandangannya.
"San.. Ni.... Ichi... Sutaato (3.. 2... 1... Start)"
begitu pluit ditiup para atlit lari itu langsung berlari dijalur masing-masing. Arata selalu menjaga jarak antara dirinya dan juga Ryuma. Sebisa mungkin ia tidak tertinggal jauh oleh Ryuma. Sepanjang ia lari, kata-kata Sousuke terngiang-ngiang ditelinganya. Membuatnya terus menambah kecepatan larinya. Ia tidak akan membiarkan Sousuke mendekati Alina lagi.
Alina memperhatikan Arata dengan seksama. Memperhatikan setiap langkah Arata dan berharap Arata bisa memenangkan pertandingan itu. Kedua tangannya mengatup didepan dada. Dalam hatinya ia terus berdoa untuk Arata.
"Ah!" Pekik Alina saat tiba-tiba ditarik oleh Sousuke.
"Sousuke! Kamu apa-apaan sih! Sousuke!" Alina berusaha melepaskan genggaman tangan Sousuke dengan tangan satunya.
Sousuke membawanya dengan langkah yang sangat cepat atau tepatnya berlari menuruni tangga dan menuju tribun penonton di lantai satu.Arata memandang ke garis finish. Ia cukup terkejut melihat Alina tiba-tiba ada di tribun 1 penonton. Tepat dihadapan garis Finish. Arata sedikit mengerjapkan matanya dengan terus berlari. Ia berpikir itu hanya halusinasinya, tapi..... Itu nyata.
Arata tersenyum dan semakin mempercepat langkah kakinya. Ia tak lagi memperhatikan Ryuma dan lawannya yang lain.
Ia berlari begitu saja dengan tatapan yang tertuju pada Alina. Matanya terus tertuju pada Alina.Dan... Arata memutuskan tali yang ada digaris finish diikuti Ryuma dengan jarak yang tak begitu jauh. Jarak keduanya sangat tipis bahkan nyaris sama.
Sontak siswa Kinjou Gakuen yang menyaksikan itu berteriak kegirangan. Apalagi kelas E yang tak henti-hentinya mengucap syukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Langit Berwarna Sakura
Novela JuvenilKehidupan di Jepang itu keras, benarkah? Ada istilah 'Kalau kamu tidak punya sesuatu yang menguntungkan. Maka kamu tidak akan memiliki teman.' Alina Putri. Anak seorang pengusaha yang selalu berpindah tugas dari satu negara ke negara lain. Dan pada...