----
"Benar, dan Kau juga Kak jangan hanya diam. Apa kau mau aku laporkan ke bunda? Ya.. aku akan melaporkan mu."
Reyhan hanya berdecak, dan menatap tajam Sinta begitupun sebaliknya. Situasi ini sangat menegangkan.
Aku pun berkacak pinggang melihat mereka berdua.
"Berhentilah berlagak seperti ibu tiri yang memarahi anaknya. Dan kalian berdua berhentilah melempar tatapan yang seperti itu." Ucap ku memberi peringatan kepada mereka bertiga.
"Ck.. ayolah. Bukannya kalian ingin ice cream? Aku akan mentraktir kalian sekarang." Ucap ku akhirnya dan di balas sorakan girang dari Nia dan Sinta.
----
Di saat masalah mulai menghampiri
Kita hanya perlu mengatasinya dengan baik dan semuanya akan kembali seperti semula.----
"Akhirnya tugas Gue kelar juga. Yeay... Gue bisa having fun terus di sini."
Akhirnya kerja keras aku selama tiga hari full ini ngak sia-sia. Aku rasa pekerjaan ku cukup PERFECT dan pantas di berikan ke dosen di jerman.
"Kak, kita main yuk. Kemana kek yang jelas jangan di rumah. Bosen kak."
Anak satu ini benar-benar ngak tau situasi banget. Baru juga istirahat bentar udah di ganggu.
"Ngak ah dek, kakak lagi Mager nih. Capek juga habis ngerjain tugas."
Aku mencoba menolaknya tapi emang dari sononya dia keras kepala. Lihat aja sekarang dia masang puppy eyes nya dan muka memelas. I hate your face sister.
"Okey.. kita kemana?." Aku bertanya secara sekarang aku ngak punya ide apapun.
"Aku tau kak kita bakal kemana. Kakak siapin barang kakak. Kemungkinan kita bakal nginep paling lama maybe tiga hari."
"Emang mau kemana sih dek, lagi males ini. Lagian ngapain nginep segala."
Yaiyalah aku protes, nginep tiga hari tanpa tau pengen di bawa ke mana sama ni bocah tengil.
Dia mengedipkan satu matanya dan berlari keluar kamar.
Apalagi yang di rencanain sama ni bocah? Aku bersiap-siap dan membereskan seluruh barang yang akan ku bawa.
"Udah siap kak? Cepetan turun kita udah telat."
"Bawel.. ini udah selesai."
"Haii kak Tia."
Ada Sinta juga di sini, hmm.. kayaknya mereka janjian deh.
"Haii Sinta, kok disini sih?" Aku bertanya hanya ingin membuktikan apakah dugaan ku bener atau salah.
"Iya kak, ini Nia katanya mau liburan dan kebetulan dia ngajak aku juga."
Aku hanya menganggukkan kepala ku tanda mengerti dan langsung menyambar roti yang sudah di oles dengan selai coklat dari tangan Nia.
"Kak, kalo mau yah buat sendiri napa. Jangan rebut punya orang." Nia protes dan akupun hanya mengedikkan bahu acuh.
"Buat aja lagi, gitu aja kok repot sih dek." Ucap ku dan dia hanya berdecak kesal dan mengambil roti baru untuk di makannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
JugendliteraturSeorang mahasiswi jerman dengan paras yang cantik yang bercerita tentang hidupnya yang berlibur di kampung halaman. Tentang dia yang suka pada pandangan pertama oleh seorang pria asing yg baru ditemuinya. Tentang pertemuannya dengan pria asing lain...