----
I am come back to this country with the big problem
----
"Hello everyone!"
Tia telah sampai di apartemennya di German. Dia memang tidak sendiri di apartemen itu dia bersama 2 orang temannya. Dan kebetulan mereka semua berasal dari Indonesia.
"Wow, who is that? My friend come back huh?"
Dia Cindy, dia memang orang yang paling heboh di antara ketiganya.
"Diem deh cindy, lo ribet banget eh!"
Dia Ira, tidak terlalu suka orang yang berlebihan.
Tia terkekeh selama dia berlibur akhirnya dia kembali ke sini.
"Gimana Indonesia?" Tanya Cindy dengan mata berbinar.
"Indonesia yah seperti biasa."
Aaahhh, gue rindu sama mereka.
----
Di sebuah Sungai yang sangat indah, Seorang pria berperawakan paras yang tampan, tubuh yang tegap, dan rahang yang kokoh tengah tersenyum memandang ke depan.
Entah apa yang dipikirkannya dia terus tersenyum tanpa memperdulikan sesuatu.
"Gue kangen sama lo!"
Satu kata yang keluar dari bibir pemuda itu, yah.. pemuda itu iyalah Farhan Saputra.
Farhan POV
"Gue kangen sama lo!"
Sedari tadi gue hanya duduk di Sungai. Yah tempat pertama kali gue ketemu sama gadis itu. Entah apa yang gue pikir sehingga kata itu terlontar dengan sendirinya.
Di sungai ini, gue punya kenangan yang ngak bakal gue lupa sampai kapanpun. Gue melihat gadis itu di sini, sendirian. Gue bahkan masih ingat dengan jelas caranya tersenyum, tertawa, bahkan sikap jailnya. Semuanya masih tergiang di fikiran gue.
Gadis yang cantik, tapi waktu itu dia sedang mengeluarkan air mata nya. Dan entah apa yang ngedorong gue buat datang dan ingin menghapus air sialan itu. Gue benci ngeliat dia nangis, but I dont know. Ketika dia tersenyum dan tertawa lepas gue kehilangan kendali detak jantung gue.
Hari hari gue lewati sampai akhirnya dia akan kembali dan gue bahkan ngak tau kemana dia pergi. Gue ngak yakin apakah gue akan bertemu kembali dengannya.
Setelah lama dari Sungai gue akan beranjak dari danau itu dan kembali ke kehidupan gue yang membosankan tanpa dia.
----
"Huftt... I am soo tired. I want to come my home first. Bye!"
Tia melangkahkan kakinya ke apartemennya, dia tidak berbohong dia memang benar-benar sangat lelah.
Di tengah perjalanannya entah apa yang dia pikirkan sehingga tidak melihat langkahnya sehingga tabrakanpun terjadi.
"Adaww."
Tia menjerit kesakitan ketika dia mendarat dengan mulus di lantai jalan.
"I am sorry."
Tia mendongak melihat orang yang menabrak atau ditabraknya dia tidak perduli. But dengan kenyataannya dia begitu terkejut dan merasa sangat senang.
"Woahhh, Farhan! Apa gue bener yah?"
Tanpa sadar dia menjerit tepat di hadapan pria itu. Dia menepuk pipinya sendiri agar dia segera tersadar dan tidak mengira bahwa ini hanyalah sebuah mimpi.
Pria yang di sebut Farhan itu terkejut sekaligus bahagia karena sekarang tepat di hadapannya seorang Tia Alexandra. Orang yang selalu memenuhi kepalanya.
Pria itu terkikik geli melihat tingkah dari gadis di hadapannya dan dia pun mengulurkan tangan lagi untuk membantu gadis itu berdiri.
"Farhan, gue kangen banget sama lo. Astaga gue ngak lagi mimpi kan. Aduhh masa iya sangking kangennya gue ampe kebawa mimpi." Tia terus bergumam dan menepuk pipinya terus menerus.
Pria itu mencubit pipi gadis itu gemas. Bagaimana mungkin dengan hanya bertemu kembali dia memberikan respon seperti itu.
Mata orang-orang kini tertuju pada mereka sedari tadi. Tapi mereka tidak menghiraukannya malah mereka seperti memiliki dunia sendiri.
Setelah sadar dari keterkejutannya Tia tanpa membuang-buang waktu dia secara refleks memeluk tubuh tegap pria itu tanpa tau reaksi yang di berikannya.
Pria itu menegang mendapatkan perlakuan seperti itu. Detakan jantungnya tidak terkendali.
Astaga wanita ini! Dia tersenyum saja sudah buat jantung gue seperti akan copot dari tempatnya. Apalagi kalau dia meluk gue. Ahhh, gue akan gila kalau seperti ini.
Farhan membatin, dia membalas pelukan gadis itu. Tidak bisa dia pungkiri bahwa dia sangat merindukan gadis di hadapannya ini.
Gadis itu melepas pelukannya dan menatap pria itu, dia bertatapan selama beberapa menit hingga akhirnya mereka tersadar. Betapa malunya mereka mengetahui bahwa mereka telah membuat drama di tengah keramaian.
"Ehmm, sorry, nothing happens here, so please disperse and resume your activity. once again sorry to disturb."
Farhan mengucapkan itu dengan sangat fasih dan benar saja akhirnya bubarlah barisan itu.
Pria dan gadis itu terkikik geli mangingat kelakuan mereka tadi. Mereka pun berjalan meninggalkan jalan itu dan mengobrol dengan topik yang tidak akan ada habisnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionSeorang mahasiswi jerman dengan paras yang cantik yang bercerita tentang hidupnya yang berlibur di kampung halaman. Tentang dia yang suka pada pandangan pertama oleh seorang pria asing yg baru ditemuinya. Tentang pertemuannya dengan pria asing lain...