----
Kebahagiaan itu di ciptakan oleh diri sendiri, begitupula dengan kesengsaraan! Syukuri semuanya dan segala hal akan mudah
----Albert POV
Gue rasa gue udah jatuh cinta sama lo! Gue ngak tau kapan, tapi perasaan itu selalu ada saat ini.
Apakah lo yang di takdirkan untuk gue? Kalo iya gue bakal bersyukur sebanyak yang gue bisa karena mendapatkan bidadari tanpa sayap. Tapi apa gue pantas?
Sejak pertama kita ketemu saat lo datang ke gue dengan mata yang sembab seakan lo habis nangis, sebenarnya gue tertarik sama lo! But I think itu cuma sebentar. Ternyata ketertarikan gue itu berlangsung lama. Gue berusaha nyari informasi tentang lo dan kadang gue ngak dapet apa-apa tapi gue seneng bisa kenal dekat dengan lo.
Gue sayang sama lo! Gue cinta sama lo! Gue ngak mau nolak kek dulu. Karena semakin gue nolak gue bakal bisa ngelupain lo.
Gue tau semua orang yang deket dengan lo, gue tau informasi tentang mereka semua! Tapi kenapa satu informasi tentang lo aja gue ngak bisa dapetin. Tapi setelah gue liat semuanya gue yakin gue naruh hati gue di orang yang tepat.
Gue ngak yakin lo takdir gue, tapi gue selalu berharap itu benar adanya.
Lo takdir gue dan gue adalah takdir lo, kita di takdirkan untuk bersama meskipun waktu yang di takdirkan olehnya belum kita ketahui sama sekali.
Gue berharap lo adalah bidadari yang di takdirkan untuk menjadi seseorang yang berarti di hidup gue.
----
Tia mengerjapkan mata nya, kepalanya rasanya pusing. Tapi ketika nelihat Albert dia tersenyum dan langsung memeluk pria itu.
Ada perasaan nyaman saat dekat dengan pria ini, memang dia juga merasakan hal ini kepada Reyhan dan Farhan tapi rasanya perasaan ini lebih kuat.
"Gue udah ingat semuanya! Ehmm.. maaf gue selalu ngerepotin lo."
Albert tersenyum kepada Tia, dia sama sekali ngak merasa di repotin oleh anak ini.
"Gue boleh minjem hp lo ngak? Gue pengen ngabarin orang rumah."
Dengan senang hati Albert meminjamkan ponselnya ke Tia. Dia menekan beberapa tombol angka yang sudah dia hafal di luar kepala. Dia masih berharap agar orang rumah tidak ada yang mengganti nomor ini.
Aktif! Sebelum deringan ketiga dia sudah mengangkatnya.
"Hallo!"
Tia tidak bisa menahan isakan tangisnya, dia merindukan semua orang yang selalu ada buat dia.
"Hallo ma, ini Tia!"
"Huh, Tia?"
"Iya ma, ini Tia anak mama. Maafin Tia baru ngabarin sekarang."
Isak tangis terdengar dari sebrang sana, Tia yakin mama nya juga sangat merindukan dia.
"Kamu baik-baik aja kan? Kamu di mana sekarang."
"Tia baik ma, Tia selama ini di German."
"Syukurlah kamu baik-baik aja, kamu tau? Orang di sini sangat khawatir sama kamu. Tapi di sisi lain kami juga bangga nak sama kamu."
Tia tersenyum mendengar penuturan mamanya, mereka pun mengobrol dengan perasaan yang bebas tanpa beban. Tia menceritakan semuanya tanpa ada kebohongan. Albert yang melihat itu tersenyum senang melihat bidadarinya tersenyum tulus seperti itu..
----
Farhan POV
"Oke, ma! Farhan kesana sekarang."
Mama dari Tia menelponnya agar dia datang ke rumah untuk makan malam, tidak biasanya.
Farhanpun menaiki motornya, yah! Akhir-akhir ini dia lebih senang memakai motor dari pada mobil. Dia memakai helm dan melajukan motornya ke rumah Tia.
----
Semua orang berkumpul di meja makan, segala makanan sudah tersedia di atas meja. Farhan dan yang lainnya bingung dengan sikap wanita paruh baya yang masih cantik ini.
"Ma, ini ada acara apa sih? Ngak biasanya ma."
"Ngak usah banyak tanya, kalian duduk dulu. Biar mama siapkan semuanya."
Mama tia mengambil laptop di kamar dan meletakkannya di atas meja. Dia menyambungkan laptopnya ke LCD dan mengatur cahaya agar gambarnya nanti terlihat bagus.
Orang-orang di sana hanya mengeryit? Apa yang di lakukannya?
Setelah semuanya siap! Mama Tia pun mengotak atik laptop itu dan Taraa... wajah Tia muncul di layar LCD itu.
Semua terkejut, bagaimana mungkin? Wanita yang mereka kagumi sekarang ada di hadapan mereka meskipun ngak langsung tapi mereka senang.
Barbagai pertanyaan di lontarkan oleh semuanya. Layar itu menampilkan wajah ceria dari Tia Alexandra dan tidak lama kemudian seorang pria tampan juga memenuhi monitor mereka.
Sebelumnya Tia mengenalkan Albert ke seluruh anggota keluarganya dan setelah itu berlanjutlah kehangatan di antara semuanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionSeorang mahasiswi jerman dengan paras yang cantik yang bercerita tentang hidupnya yang berlibur di kampung halaman. Tentang dia yang suka pada pandangan pertama oleh seorang pria asing yg baru ditemuinya. Tentang pertemuannya dengan pria asing lain...