----
Setiap manusia itu tidak luput dari kesalahan! Mungkin kita bisa memafkannya tetapi sulit untuk melupakan
----Hari ini Tia dan teman-temannya memutuskan untuk kembali bertemu, kali ini Tia tidak pergi dengan tangan kosong melainkan membawa oleh-oleh yang pernah di belinya di German.
Saat reuni mereka yang pertama entah kenapa Tia lupa membawa souvenir itu padahal semuanya telah ia persiapkan sejak jauh-jauh hari.
Setelah merasa tidak ada lagi yang tertinggal dia pun segera masuk ke dalam mobil berwarna hijau dengan kap yang terbuka. Tidak menunggu lama Farhan pun melajukan mobilnya dengan kecepatan standart.
----
"Eh, itu Tia yh?"
"Iyalah, emang siapa lagi? Pinguin gurun gitu."
"Liat deh, si Tia bawa Cogan itu."
Samar-samar Tia mendengar celotehan teman-temannya. Dia terkekeh kecil dan tersenyum ketika dia telah sampai di meja di mana teman-temannya berkumpul.
Tia dan Farhan duduk bersampingan mengisi kursi yang masih kosong. Jujur saja! Farhan sangat merasa canggung.
"Kenalan dulu nih! Gue bawa temen."
"Gue Syams Trinexsa. Cukup panggil gue syams."
Syams. Dia itu baik, Cowok, keren, cukup ganteng juga, cerewet, kadang suka baperan, tukang tidur, pintar tapi malas, di bilang nakal ngak di bilang anak baik-baik juga ngak jadi dia itu fikti-fikti, suka dengerin musik kek Dj gitu, yah kadang waras kadang ngak waras juga. Sekarang dia berhasil jadi Gamers International.
"Gue Farhan Saputra, panggil Gue Farhan."
"Gue Iqram Alsam, cukup manggil gue iqram."
Iqram. Humoris, agak ganteng, suka nyanyi, yah bisa di bilang banyak penggemar juga sih, pinter apalagi dalam hal perhitungan tapi sayang aja malas, kadang baperan, suka ngejek, dan sekarang dia udah jadi Pengusaha yang sukses.
Ketika acara perkenalannya selesai merekapun menyantap makanan yang telah di sajikan di depan mereka. Mereka selalu membahas masalah apapun sama seperti sebelumnya bahkan Farhan pun telah terlihat begitu akrab dengan semua orang.
"Eh iya, Gue mau ngasih Souvenir buat kalian. Sorry bett kemarin kelupaan."
Tia berdiri dan mengambil tas yang berisi Souvenir itu. Dia mengambilnya satu untuk memperlihatkannya. Dan lihat! Semua temannya tersenyum antusias.
Tia dan Farhan pun membagikan souvenir itu ke semua teman-teman Tia.
"Oleh-oleh German! Bagus ngak?"
Teman-temannya mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada Tia.
"Gini kek dari dulu, lo mah kalo pergi-pergi ngak mau bawa oleh-oleh sih."
Tia cengir-cengir ngak jelas, dia emang paling malas kalau menyangkut barang bawaan.
Merekapun melanjutkan Reuni ini dengan canda dan tawa, sebenarnya terkadang dia teringat dengan Sinta tapi yah dia coba buat hibur diri sendiri dengan mengambil banyak kegiatan.
----
Tidak semua kainginanmu sempurna!kadang hidup itu bisa saja lebih baik dari apa yang kau inginkan namun bisa juga menjadi lebih buruk dari yang kau bayangkan
----"Aduhhh, pegel gue!"
"Dari mana dek?"
Nia terperanjat dari tempatnya, dia mengira tidak ada orang di rumah. Mungkin karena dia terlalu lelah sehingga kurang konsentrasi. Tia yang ukurannya cukup besar juga dia tidak melihatnya.
"Ihh, kakak ngagetin tau ngak."
"Dihh, orang kakak cuman nanya."
Nia mencebikkan bibirnya, akhir-akhir ini memang mereka berdua jarang bertemu, kenapa? Yah, Nia mulai sekolah dan katanya jadwalnya sangat padat baik untuk urusan ekstrakulikulernya maupun urusan kerja kelompoknya.
----
Hidup gue yah cukup hidup gue aja, lo cukup urus hidup lo! Karena tanpa ada campur tangan lo mungkin hidup gue jauh lebih sempurna
----***
![](https://img.wattpad.com/cover/89560638-288-k790392.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionSeorang mahasiswi jerman dengan paras yang cantik yang bercerita tentang hidupnya yang berlibur di kampung halaman. Tentang dia yang suka pada pandangan pertama oleh seorang pria asing yg baru ditemuinya. Tentang pertemuannya dengan pria asing lain...