----
Kesabaran akan selalu membuat kisah yang indah setelah kita melaluinya
----
3 years later
Hari ini, hari yang sangat aku dan orang-orang yang ada di sini nantikan. Hari kelulusan kami di universitas terbesar di jerman. Tentu saja itu sangat membanggakan. Hari di mana kami mendapatkan gelar dokter. Dan kehidupan kami akan di mulai sekarang. Dimana kami akan terjun sendiri di masyarakat umum dan mengambil peran.
Aku memakai gaun berwarna Biru laut dengan kain yang menjuntai ke lantai. Dengan make up yang terlihat natural namun elegant. Semuanya perfect but, tidak ada siapapun yang datang untuk menyaksikan kelulusan ku. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sampai-sampai hal yang terjadi hanya sekali akan terlewatkan begitu saja.
"Kak Tia!!!"
Apa aku berhalusinasi? Suara Nia. Yah benar itu suara Nia. Tapi apa mungkin dia ada di sini?
Seseorang menepuk pundak ku dan spontanitas aku menoleh dan melihat orang itu.
"Kalian!!!"
"Iya ini kami Dr. Tia Alexandra."
"Tia kangen sama kalian!!!"
Yah mereka keluarga ku, yang benar saja di masa kelulusan ku ini mereka menjahiliku dengan mengatakan mereka tidak akan kesini. But mereka memberikan ku kejutan rupanya.
"Eh Hii.. Sinta, Hii Reyhan!"
Mereka juga hadir rupanya, sangking senangnya aku ngak menyadari kehadiran mereka.
"Hii kak, selamat yah. Ciee udah jadi dokter aja kak."
Aku tertawa kecil mendengar penuturan Sinta yang menurutku menggelikan.
"Iya, makasih loh udah menyempatkan hadir. Pokoknya aku seneng kalian di sini."
"Adaww sakit elah nyebelin banget siapa sih"
"Gue, gitu aja lo teriak. Liat tuh orang pada ngeliatin kita bego!"
Aku mengusap kepala ku yang di jitak oleh si Rese Reyhan.
"Selamat ye buat lo! Udah jadi dokter tanggung jawab lo banyakan nanti."
"Iya bawel bett dah! Kagak ikhlas amat ngucapinnya."
Reyhan terkekeh melihat Tia yang manyun dua cm. Tia sangat menggemaskan.
Apa dia tidak datang? Aku kan sudah memberitahunya tega banget sih dia. Elah Fa mah emang nyebelin.
"Kirain kalian semua ngak dateng ke sini."
"Kami ngak mungkin melewatkan moment ini sayang. Lagi pula kami juga ingin melihat-lihat di sini. Gimana sih indahnya german sampe-sampe anak mama ini betah bertahun-tahun di sini."
Mama mengucapkan itu dengan sangat menggemaskan. Bagaimana mungkin orang tua yang sudah berumur di atas tiga puluh masih bisa bersikap seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Novela JuvenilSeorang mahasiswi jerman dengan paras yang cantik yang bercerita tentang hidupnya yang berlibur di kampung halaman. Tentang dia yang suka pada pandangan pertama oleh seorang pria asing yg baru ditemuinya. Tentang pertemuannya dengan pria asing lain...