Part 10 - Mother days

61 8 0
                                    

----

"I am home."

"We home mom."

Tia memperbaiki kalimat Nia dan itu sukses membuat bibir Nia mengerucut.

"Eh, anak mama udah pulang? Gimana di sana." Mama berkata dengan mata yang berbinar.

"Ngak baik ma, bahkan sangat buruk."

Ck anak ini, mau diapain sih dia. Gue capek bamget sumpah.

Nia berjalan mendahului kakaknya dan mencium pipi kanan dan kiri mamanya.

"Nia naik dulu mama, Nia capek pengen istirahat."

Nia berlalu meninggalkan Tia dan mamanya di ruangan itu.

Tia tersenyum menatap mamanya kemudian memeluknya dengan erat seakan menumpahkan semua kesedihannya.

"Ngak ada yang terjadi ma, semuanya baik-baik saja."

Tanpa mamanya sadari Tia mengeluarkan air matanya.

"Tia sayang sama kalian semua."

Tia melepaskan pelukannya, mengecup pipi kanan dan kiri mamanya singkat.

----

22 Desember

Aku terlonjak kaget melihat tanggal yang tertera.

"Ya ampun bagaimana bisa aku melupakan hari spesial ini."

Aku segera bergegas bersiap-siap.

----

"Mama, Tia pergi dulu yah ma."

"Kau akan kemana sayang? Apakah itu hal yang penting."

"Sangat penting ma, Tia berangkat yah."

Tia bisa melihat raut kecewa mama nya, walaupun dia tidak tega melakukan itu. Tapi dia ingin menjadikan hari ini sebagai hari yang tidak akan di lupakan.

----

"Semua nya sudah siap bukan?"

Tia melihat para orang suruhannya mengangguk tanda semuanya telah siap.
Tia mengambil handphone nya dan akan menelpon ayahnya terlebih dahulu.

"Hallo ayah, bisa datang kesini kan."

"..."

"Baiklah, aku tunggu yah."

"..."

"Selesai, sekarang hanya langkah terakhir. Semua urusan akan di tangani oleh ayah ku."

----

Disini, di tempat yang sudah di hias sedemikian rupa Terlihat sangat indah dan sepasang suami-istri telah ada di tengah dengan mata sang istri yang di tutup.

1

2

3

"Sekarang buka mata mu sayang!"

"Happy mother day my dear mom"

"Tia.. astaga, jadi ini hal yang sangat penting yang ingin kamu lakukan. Padahal tadi mama sudah ingin meledak melihat tingkah mu."

Tia hanya terkekeh dan memeluk tubuh mama nya dan mengucapkan kalimat permintaan maaf dan juga selamat.

Suasana di sana sangat hangat, keluarga sederhana yang sedang menikmati angin yang berhembus. Namun tetap saja masih ada yang kurang.

Nia, anak itu tetap saja memusuhi kakak nya dan tidak ingin  bekerja sama.

Entah sudah keberapa kali Tia menghembuskan nafasnya panjang. Dia merasa sangat kacau saat ini.

***

Happy mother days

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang