Part 24 - recover

45 7 0
                                    

----
Apapun yang kau lakukan jika kau lalui dengan sabar maka itu tidak akan seberat yang kau pikirkan
----

Tia POV

Aduh, berhari-hari tidur di kasur rasanya badanku remuk semua. Bayangkan saja, tidur di kasur tanpa melakukan apapun.

Pagi ini, keadaan ku mulai membaik. Kepala ku yang tadinya seperti akan pecah sekarang mulai membaik meskipun masih terasa nyut-nyut.

"Lexa, lo ngapain?"

"Pen ambil minum Fa."

Aku melihat Farhan mengambil air minum, aku hanya menunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

Dia menuju ke arah ku dan memberikan gelas yang berisi air itu.

"Apa?"

Aku bingung apa yang dia lakukan. Aku hanya mengeryit dan menatapnya.

"Gue kira lo pengen minum."

Oh itu, aku menganggukkan kepala ku dan mengambil gelas yang di genggamnya.

"Terima kasih."

Dia menatap ku dengan pandangan yang sulit di artikan. Apa yang ada dipikirannya? Entahlah, aku tidak tau.

"Kenapa lo bisa sakit kek kemarin?"

Aku mengeryit lagi-lagi dia mengatakan hal konyol menurut ku.

"Lah, emang sakit gue yang mau. Aneh lo."

"Yah ngak sih, tapi bertahun-tahun lo jarang banget sakit. Hampir ngak pernah malah."

Aneh, emang aku robot apa. Yang ngak pernah sakit sama sekali.

"Fa udah deh, jangan tanya macem-macem. Ehmm, gue pen keluar. Temenin yah?"

"Eh, lo baru baikan dan lo mau keluar! Ngak! Lo ngak boleh keluar kamar dulu sebelum kondisi lo pulih total."

"Ck, gimana mau pulih kalo gue di kurung di kamar. Gue itu butuh udara segar! You know. U..da..ra.. se..gar.."

Aku menekan kata-kata ku di kata udara segar. Enak aja dia asal ngurung-ngurung orang. Dia kira aku ngak capek apa di kamar terus.

"Sekali ngak yah ngak lexa!"

Satu kalimat yang tidak akan bisa ku bantah, aku hanya mencebikkan bibir tanda aku kesal dengannya tapi sepertinya dia ngak perduli.

Aku melihat ke arah pintu dan oh God thank you very much. Aku melihat Reyhan sedang berjalan melewati kamar ku.

"Reyhaannn!!!"

Reyhan berbalik dan melihat ku sembari tersenyum.

"Ada apa?"

"Ehmm, Rey gue pengen keluar dong. Di kamar mulu bosen gue."

Farhan membelalakkan mata nya tak percaya. Aku hanya mengabaikannya dan memasang puppy eyes ku ke Reyhan agar aku bisa keluar.

"Lexa, gue kan bilang ngak. Apasih belum pulih juga. Lo tuh masih butuh istirahat."

Ck, aku berdecak kesal. Kenapa orang ini keras kepala sekali. Kan aku sudah mengatakan kalo aku hanya butuh udara segar.

"Reyhan!!! Please."

"Eh, tapi yang Farhan bilang itu benar kok. Lo harusnya istirahat dulu."

"Elah, sama aja lo pada. Udah ah! Kalian pergi aja. Gue pen sendiri."

Aku berjalan dan meringkuk di atas kasur. Sungguh aku sedang sangat kesal. Aku menutupi seluruh tubuh ku dengan selimut aku mau mereka tau kalau aku sedang kesal sama mereka. Bisa-bisanya mereka kompak memenjarakanku di kamar ini.

"Cielah, ngambek dia. Kagak ngaruh dah, gue dah kapok sama trik lo yang itu."

"Pergi dah, gue pen sendiri. Apaan ada kalian juga ngak guna eh."

"Eh, lo ngomong apa barusan. Ngak guna? Eh lo mikir dong! Kalo kami ngak guna lo ngak bakal ada yang ngurus."

Eh, kok mereka jadi baper sih. Kan disini aku yang kesel. Tapi ada benarnya juga sih. Astaga, i dont care lah.

"Iya juga yah Rey, pan kita yang ngurus dia eh kok malah ngak ada terima kasih sih. Malah di bilang ngak guna. Adehh, sakit hati gue Rey."

Apadah si Farhan lebay amat. Lagian mau kalian ngambek juga aku ngak bakal kepengaruh.

"Iya, yaudah deh. Kita pergi aja Farhan. Lagian dia juga udah sehat. Udah ngak guna kitanya."

Aku melihat mereka keluar dan menghilang dari balik pintu. Aku menyingkap selimutku dan berfikir.

Aku udah melakukan kesalahan, dan yah apa yang harus aku lakukan.

Aku beranjak ke kamar mandi. Rasanya badan ku sangat lengket. Setelah aku selesai membersihkan seluruh tubuh ku dan bersiap-siap aku akan keluar. Aku tidak perduli kalo mereka bersih keras menahanku tapi yang jelas aku hanya butuh angin segar.

----

"Mau kemana?"

"Ehmm, it.itu.. mau keluar."

Adehh, kenapa aku gugup sih kan harusnya aku berani.

"Ngak boleh, sekali ngak boleh tetep ngak boleh."

"Kalian ikut aja kalo mau, gue cuman pengen jalan-jalan lagian besok kita bakal balik ke indonesia. Jadi yah gue pengen nikmatin hari ini aja. Kan bakal lama lagi gue datang ke sini."

"Eh, lintah samudra pacifik. Lo itu cuman pengen ke indonesia satu tahun setelah itu lo bakal tinggal di sini. Lo ngak puas apa yah."

Ihh, masa iya aku di bilang lintah samudra pacifik kan ngak banget.

"Ck, dasar ular buaya penggoda. Kagak seneng banget dah kek nya. Maunya liat orang menderita mulu lo."

Apasih ni adek kakak kembar kompak bener dah liat aku menderita. Aku kan cuman pengen keluar susah banget kayaknya.

"Yaudah, tungguin. Gue sama Reyhan siap-siap dulu."

"Yeayyy... kenapa ngak dari tadi sih. Yaudah cepetan sana."

Hmm, daripada aku nungguin mereka lebih baik aku langsung pergi aja. Ngapain bawa bodyguard kan gue juga bisa sendiri.

***

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang