Part 35 - Amnesia

41 6 0
                                        

----
Gue terlalu pengecut buat bisa masuk dalam hidup lo! Gue belajar banyak dari lo tapi lo ngak pernah belajar apa-apa dari gue
----

Tia mengerjapkan mata nya berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya. Dia bingung! Ada dimana dia sekarang. Dia membuka selang oksigen yang menempel di hidungnya dan mengeryit bingung.

"Gue dimana sih?"

Tia melihat sekelilingnya, ruangan bernuansa biru dengan dekorasi yang sangat elegant.

"Kamar gue ngak seindah ini!"

Ada seseorang yang bergerak di sebelahnya, kasur yang dia tempati Tia memang sangatlah luas mungkin akan muat untuk 3 orang. Dia membalikkan kepalanya dan benar saja dia tidak tidur sendiri di sini.

Segala pikiran kotor mulai menghantui pikirannya, apakah dia telah melakukan kesalahan yang sangat fatal? Dia menyingkap selimutnya dan bisa bernafas lega, dia masih menggunakan segalanya dengan lengkap.

"Calm down, gue ngak bakal ngelakuin apapun sama lo."

Tia mengeryit siapa orang di sebelahnya? Apa mereka saling mengenal?

"Lo siapa?"

Pertanyaan yang membuat Albert kebingungan sejauh yang dia ketahui Tia tidak mendapatkan benturan di kepala. Hanya beberapa di organ lain. Tapi...

"Lo ngak ngenalin gue?"

Tia menggeleng, bahkan namanya saja dia lupa bagaimana bisa dia mengenal orang di sampingnya ini.

"Nama lo? Keluarga lo? Sahabat-sahabat lo? Kehidupan lo? Apa lo ngak ingat?"

Lagi-lagi Tia menggeleng, dia benar-benar melupakan segalanya.

"Okey, my name is Albert. And your name is Tia Alexandra."

Tia manggut-manggut, dia tidak bisa mengingat apapun sekarang.

Albert keluar sebentar, apa ada yang salah? Kenapa dia begitu keliru.

----

Tia dinyatakan amnesia, dia melupakan segalanya. Bahkan dia tidak tau apakah dia masih memiliki keluarga atau tidak.

Semenjak dia amnesia dia tinggal bersama Albert di sebuah mansion mewah di German. Dia tidak tau ada hubungan apa dia dengan Albert tapi Tia begitu yakin kalo Albert adalah orang yang baik dan ia tidak mungkin menyakiti Tia.

Mereka selalu melewati segalanya bersama, bahkan kemo yang di lakukan oleh Tia pun Albert yang membimbingnya.

Tia tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya di karenakan dia koma sebulan lebih dan tidak melakukan apapun maka dari itu seluruh badannya kaku dan tidak bisa di gerakkan.

"Albert, ke mall yuk! Gue bosen nih."

Albert tidak akan pernah bisa menolak keinginan dari Tia, Albert mengambil kunci mobilnya dan langsung menggandeng Tia masuk ke mobil dan membawanya ke mall.

Di tengah jalan, Tia menyuruh Albert untuk berhenti dia menginginkan accesories yang dia lihat di suatu toko.

Albert menggandeng tangan Tia ke toko tersebut tapi entah mengapa Tia langsung melepas tangannya dari tangan Albert dan berlari ke arah wanita tua yang hendak menyebrangi jalan.

Brukk...
"Tiiiaaa!!!"

"Shit, shit, shittt."

Albert berlari menerobos kerumunan itu dan langsung membopong tubuh mungil Tia.

"Tia lo harus sadar, tetep buka mata lo!"

"Ah, shit.. kenapa gini sih?"

"Lo bertahan! Lo bisa, jangan tutup mata lo."

----

Tia POV

Aku berjalan menuju sebuah toko accesories, entah mengapa aku tertarik untuk melihat beberapa.

Albert terus menggenggam tangan ku, aku ngak tau kenapa dia begitu over buat lindungin aku. Padahalkan aku baik-baik saja.

Aku melihat ke sisi kiri ku, apa yang di lakukan wanita itu? Apa dia akan menyebrangi jalan?

Aku terus saja memperhatikan gerak-gerik dari wanita tua itu, aku liat dia akan melintasi jalanan tapi eh, ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan rata-rata.

Aku melepaskan genggaman tangan ku dengan tangan Albert, aku lihat dia kebingungan tapi aku menghiraukannya. Nyawa wanita itu lebih penting.

Aku berlari sekuat yang aku bisa dan kemudian bayangan-bayangan itu muncul di kepala ku.

Bayangan anak kecil yang berlari untuk menolong seorang wanita tua, bayangan beberapa orang yang aku tidak tau memenuhi kepalaku. Aku terus berlari berharap aku bisa menyelamatkan wanita tua itu.

Semakin dekat langkah ku semakin aku mengingat banyak hal, yah! Aku sudah mendapatkan memoriku.

Sedikit lagi! Setelah aku sudah bisa menjangkau wanita itu akupun mendorongnya dengan seluruh kekuatan yang aku punya.

Brukk...
"Tiiiaaa!!!"

Bau amis menyeruak masuk ke indra penciumanku, apa aku masih bisa hidup dan bertemu mereka semua!

"Shit.. shit.. shittt.."

"Tia lo harus sadar! Tetep buka mata lo."

Kalimat yang terakhir ku dengar sebelum kesadaran ku hilang sepenuhnya.

----
Kadang kalian selalu berharap untuk melupakan tapi apa kalian mampu jika melupakan semuanya
----

-Destiny-

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang