Part 23 - Ciptaan yang hampir sempurna

59 7 0
                                    

----
Aku, kamu, dia, dan mereka. Kita akan menjadi sahabat yang selalu menerima apapun kekurangan masing-masing. Kita tidak akan pernah saling meninggalkan dan akan selalu ada satu sama lain
----

Farhan POV

"Eh, putri tidur! Lo kagak mau bangun."

Semenjak tiga hari yang lalu keadaan Tia semakin memburuk. Gue ngak tau kenapa tapi yang jelas gue khawatir.

Sebenarnya gue sudah akan berangkat kemarin tapi Tia benar-benar drop. Dan kalian ingat apa yang di katakannya kemarin lalu. Yah, gue ngak akan kemana-mana tanpa izinnya. Sekarang dia adalah prioritas gue. Sama dengan Tasya yang juga prioritas gue. Sampai saat ini gue ngak punya perasaan apa-apa ke Tia hanya sebatas yah gue udah nganggap dia adek gue.

"Dia ngak bakal kenapa-kenapa nak Farhan! Harusnya kamu udah pergi kemarin."

"Tante, kondisinya drop banget dua hari ini. Gue ngak bakal bisa tenang kalo ninggalin dia."

"Dia emang gitu, jarang sakit tapi sekalinya sakit yah pasti berhari-hari."

Gue diam tak bergeming, gue ngak tau bakal ngapain.

"Lucu banget sih anak tante."

Aku mengucapkannya sambil terkikik. Jujur saja pemikiran ku sangat menggelikan.

"Lucu gimana?"

"Iya tan, masa iya seorang dokter sakit. Masa dokter di periksa dokter."

Mamanya Tia terkekeh, wajah mereka mirip banget. Bahkan di usianya yng terbilang sudah tua tidak menutup kecantiknnya.

"Dokter juga kan manusia Farhan, yah kita harus maklumi juga. Tapi kadang seorang dokter akan lebih mementingkan pasiennya di bandingkan dirinya sendiri. Makanya dokter juga akan drop."

"Iya sih tan! Ehmm, tante anaknya ini di kasih makan apasih? Kok dia baik banget. Bahkan dia rela berkorban untuk siapapun."

"Yah, makan nasilah nak. Masa tante kasih makan batu. Tega banget itu mah."

"Ngak tante, kirain dia punya makanan sendiri."

"Nak Farhan udah deket banget yah sama Tia?"

Gue tau, pasti semua orang yang melihat kami akan berpikir kalo gue dan Tia itu sangat dekat tapi kenyataannya aku masih belum banyak mengenalnya.

"Belum terlalu dekat sih tan, masih banyak yang belum Farhn tau dari Tia."

"Tante merasa beruntung banget punya anak kayak Tia. Kamu bisa bayangin! Di usia yang masih berumur empat tahun dia berhasil menolong seorang wanita tua yang hendak menyebrang."

"Apa yang terjadi waktu itu?"

"Wanita tua itu hendak menyebrang jalan tetapi ketik di tengah perjalan ada mobil yang melaju kencang. Dia melihatnya, waktu itu tangan tante tidak pernah lepas dari tangannya tapi secara tiba-tiba dia melepas tangan tante dan berlari menuju wanita tua itu. Alhasil dia yang tertabrak dan semenjak saat itu dia bercita-cita akan menjadi seorang dokter. Katanya dia ingin jadi dokter karena dia mau menolong banyak orang. Dia selalu berkata seperti ini mama kalo Tia besar Tia akan jadi dokter yang bisa nolong semua orang dan membanggakan mama dan papa. Pertama Tia bakal ngumpulin uang dulu buat kita semua. Setelah itu Tia bakal buat panti asuhan, sekolahan, rumah sakit, panti jompo, ehmm.. Tia juga pengen buat cafe sama restoran. Jadi kalo Tia udah dapet itu semua Tia akan membantu fakir miskin juga. Gini yah ma, sekarang biaya sekolah, rumah sakit, dan yang lain mahal maka dari itu nanti Tia juga bakal buat sekolah yang tanpa biaya. Begitu juga dengan Rumah sakit. Pokoknya doain Tia biar bisa sukses."

"Segitu banget yah dia, di usia muda dia udah bisa ngelakuin hal yang berguna."

"Waktu itu tante juga kaget kenapa Tia bisa berpikir segitu dewasanya."

"Tante kalo Farhan suka sama Tia gimana tan?"

Gue ngak tau kenapa tiba-tiba gue bilang gitu tapi sekarang gue gugup.

"Yah, itu hak kamu. Semua orang berhak buat menyukai. Itu tidak salah kok."

Gue diam memikirkan semua yang telah gue lakuin bersama Tia. Gue terus menatap wajahnya tanpa berkedip sedikitpun. Sungguh dia ciptaan yang hampir mendekati sempurna.

***

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang