Part 30 - Reuni

40 6 0
                                    

----
Kebersamaan membuat kita tau akan hal yang berharga
----

"Fa, gue pergi dulu. Lo jaga rumah! Awas aja kalo barang gue ada yang bergeser. Gue tendang sampe atlantik loh."

"Dihh, bawel bett dah. Pergi aja sono! Gue jamin barang lo aman di tempat."

----

Di sebuah pantai berpasir putih dengan pemandangan yang indah. Yah! Di sinilah tempat kami mengadakan reuni.

Saat sampai di tempat yang di janjikan Tia sudah melihat teman-temannya atau bisa di bilang sahabatnya.

"Oh my god! Tia!!! Astaga gue kangen sama lo. Kemana aja sih lo?"

"Dihh, lo kagak berubah yah? Masih heboh aja eh."

Tia tersenyum ternyata semua teman-temannya tidak berubah sama sekali kecuali fisik mereka yang bertambah cantik.

Tiapun bergabung dengan semua teman-temannya. Mereka bercerita tentang banyak hal. Entah itu percintaan mereka ataupun kehidupan yang mereka jalani masing-masing.

Ternyata setelah kelulusan mereka di senior high school mereka semua melanjutkan study nya ke luar negeri.

"Eh, Tia lo kuliah di mana? Keknya gue ngak pernah liat lo di sekitaran jakarta dan sekitarnya."

"Gue ngampus di German, jurusan kedokteran. Dan kemungkinan gue bakal netap di sana. Ganti kewarganegaraan gitu. Lo pada ngampus dimana?"

"Gue ngampus di Oxford ngambil jurusan kedokteran juga, nih sama Fitri."

Namanya Artia. super duper bawel, paling ngak bisa diam, paling aktif, paling heboh, yah bisa di bilang kurang waras juga sih. Tapi di balik semuanya mungkin ada sesuatu hal yang di sembunyikannya entah apalah itu tapi Selain cantik dia juga pintar.

"Beneran lo satu kampus sama Artia?"

"Iya, beda jurusan doang. Lo tau sendiri apa impian gue And see semuanya tercapai. Gue ngambil jurusan apoteker disana. Farmasi gitu tapi alat dan obat-obatannya lebih lengkap dari pada di indonesia."

Fitri. Dia cantik, punya suara cempreng, pintar, suka nyanyi juga. Yah juga sedikit ngak waras. Dia di kenal sebagai ms. Kepo di sekolah tapi sifat itulah yang nenjadi ciri khasnya.

"Ternyata impian kita menjadi nyata yah, dihh gue kangen bett sama kalian semua."

"Lo kagak mau tau gitu gue ngampus di mana? Dihh, ngak asikk bett dah."

"Haha, ngambek dia! Yaudah lo pada dimana jangan pada diem. Kagak seru ah."

"Gue kuliah di Australia, jurusan arsitektur. Sumpah yah di sana seru pake banget. Seneng gue bisa masuk universitas di sana."

Ningsih. Cerewet, baperan, bisa di bilang playgirl tapi belum parah sih. Kurang waras juga. Agak pendek, badan berisi. Dia mirip dengan Fitri. Teman sebangku Tia itu, makanya selalu bareng. Cantik, orangnya pintar tapi bisa di bilang pemalas. Kalo soal makanan dia jagonya.

"Gue di arab saudi, yah jurusan bahasa arab. Bahkan gue udah mau masuk ke tahap guru bahasa arab yang internasional."

Ratni. Kurang waras juga, cerewet, pintar, penghafal qur'an, cantik, putih, punya bibir pink. Ngak bisa diem juga. Tapi yah gitu lah. Kakak semua orang tuh. Paling tua di kelas.

"Yah, lo pada taulah gue dimana. Dimana lagi kalo bukan di korea. Sumpah gue seneng. Lain kali pada main kesana! Gue jamin ngak bakal nyesel. Gue yang nanganin kalian. Bawa keliling korea."

Farah. K-popers muda yang cantik, pintar, yah badannya imut-imut gitu. Kadang waras kadang kurang waras. Ngak peduli omongan orang. Dia megang prinsip gini "hidup gue yah hidup gue, ngak usah peduliin orang lainlah." Kurang lebih sih gitu. Dia itu cuek bebek. Dakwah juga loh waktu di SMA. Dia mah alim.

Semuanya mereka habiskan dengan obrolan-obrolan yang kadang membuat mereka semua tertawa. Semua telah mendapatkan hidupnya. Impiannya telah tercapai. Dan semua jerih payahnya saat Sekolah dulu terbalaskan sekarang.

----
Masalah tidak akan pernah habis! Cukup selesaikan dengan bijak karena setiap masalah akan ada jalan keluarnya
----

"Gue pulang!!!"

Setelah menghabiskan waktunya dengan sahabat-sahabatnya Tia bergegas pulang. Sebenarnya mereka ingin menginap di rumah Tia tapi ada suatu kendala kecil. Mungkin lain waktu.

Tia menghempaskan tubuhnya di atas sofa, tubuhnya sangat lelah tapi dia senang karena setidaknya dia bisa melupakan masalahnya sejenak.

"Udah pulang sayang! Gimana Reuninya?"

Tia kembali memasang wajah cerianya, dia tidak ingin mamanya melihat wajah yang kurang enak di pandang seperti itu.

"Seru banget ma, si Farhan di mana?"

"Dia ada di kamar kamu, mungkin istirahat bentar."

Tia manggut-manggut tanda mengerti, dia memperbaiki posisi duduknya agar dia bisa duduk senyaman mungkin. Tapi tidak lama kemudian dia berdiri, mengecup kedua pipi mama nya dan berlalu ke kamarnya.

"Tia naik dulu yah ma."

Mama Tia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak sulungnya itu. Dia sudah dewasa tapi kadang-kadang masih bersikap kekanak-kanakan.

***

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang