Part 22 - Sick

53 8 0
                                    

----

Tia POV

Aku terbangun dari tidur ku, astaga rasanya badan ku akan remuk. Pertama kali yang aku lihat yah langit-langit kamar ku. Dan kenapa kedua tangan ku tidak bisa di gerakkan? Aku melihat ke arah tangan ku dan astaga tentu saja tidak bisa bergerak toh tangan ku di genggam dengan dua orang sekaligus. Mereka berdua kompak sekali! Di tambah wajah mereka yang menghadap ke arah ku. Mereka berdua tertidur pulas mungkin mereka lelah menungguku. Ya ampun, berapa lama aku tertidur.

Aku menarik tangan ku perlahan dari genggaman mereka, aku tidak ingin mengganggu tidurnya. Tapi aku rasa aku gagal karena perlahan mereka mengerjapkan matanya pertanda mereka akan bangun.

"Ehmm, gue minta maaf. Gue cuman pengen ambil minum doang. Tenggorokan gue rasanya kering."

Sumpah di tatap seperti itu membuat ku bergidik ngeri, apa aku ada salah yah?

"Kenapa?"

"Lo tau apa kesalahan yang udah lo lakuin?"

Aku mengeryit dan menatap mereka berdua bergantian. Apa aku sedang di introgasi?

"Apasih kalian? Aneh banget dah."

Aku tidak menghiraukannya, apaan mereka? Aku seperti penjahat baru aja.

"Awwww"

Aku mencoba untuk bangun dan mengambil minum tapi entah bagaimana bisa perut dan kepala ku terasa berputar saat ini. Aku melihat Reyhan dan Farhan. Mereka masih sama seperti tadi tidak berubah sedikitpun. Aku berbaring kembali dan langsung menutup mata ku. Sumpah aku ngak kuat melihat ruangan ini terputar-putar di tambah lagi perut ku yang serasa terlilit.

"Nih, minum dulu."

Reyhan memberikan ku segelas minum tapi aku tidak menginginkannya sekarang. Aku tidak akan bisa membuka kedua mata ku ini. Aku menggeleng tanda aku tidak menginginkannya.

"Lexa, ayo bangun dulu. Ini obatnya di minum."

Aku menggeleng lagi, aku tidak kuat menahan sakitnya. Akhirnya mau tidak mau aku menangis untuk meredahkan sakit ini dan untuk membuat mata ku lelah sampai akhirnya aku tertidur. Tapi yang ada justru kepala ku tambah sakit.

"Mama, mama di mana Rey. Panggilin tolong. Gue mohon Rey."

Aku mengucapkan kalimat itu tanpa membuka mata sama sekali.

"Mama, sama yang lain lagi pergi tadi. Katanya mereka pengen belanja."

Sumpah di saat kek gini aku ngak bisa bergerak sama sekali. Biasanya aku memeluk mama kalo aku sakit tapi mama sedang pergi.

Reyhan duduk di sisi ranjang dan mengusap lembut kepala ku tanpa pikir panjang aku langsung saja memeluknya. Aku tidak bisa berpikir saat ini. Aku meletakkan kepala ku di pangkuannya dan melingkarkan tangan ku di pinggangnya.

"Biarkan seperti ini! Sebentar saja."

Reyhan kembali mengusap kepala ku dan akhirnya kantuk ku datang hingga aku tertidur.

----

"Ck, kalo lo sakit pas ngak ada orang lo gimana huh? Bertahun tahun lo di sini perasaan lo ngak pernah ngeluh deh."

Reyhan berbicara pada Tia yang mulai tertidur. Reyhan juga tau kalau Tia sudah di landa kantuk dan nafasnya mulai teratur pertanda orang itu telah tertidur pulas.

"Selama beberapa tahun gue tinggal di apartement sebelah gue ngak pernah ngedapetin Lexa sakit."

Farhan berbicara sekedar informasi saja, Farhan memang belum pernah melihat Tia sakit. Dan ini pertama kalinya.

"Tia!!! Eh, ada lo berdua rupanya. Ini anak udah baikan?"

Citra tanpa tau berasal dari mana dia dengan tiba-tiba telah muncul di kamar bernuansa biru ini.

Farhan dan Reyhan menggeleng pertanda dia belum baik malah semakin parah.

Citra berjalan mendekat ke arah tempat tidur dan duduk di sisi ranjang Tia.

"Pindahin Tia ke pangkuan gue?"

"Lah, emang kenapa? Dia lagi pules ini."

Memang di antara teman Tia yang paling Over menjaganya itu yah Citra. Citra terpaut lebih tua dari Tia maka dari itu dia merasa punya kewajiban untuk menjaga Tia. Dia sudah menganggap Tia sebagai adiknya dan dia bertugas sebagai kakak di sini.

Farhan sudah pernah beberapa kali kena omelan dari Citra maka dari itu dia hanya terkikik melihat Reyhan adu mulut dengan Citra.

"Apasih bawel banget dah."

Reyhan pun memindahkan Tia dari pangkuannya. Dia tidak memindahkannya di pangkuan Citra tetapi dia memindahkannya di bantal hingga mau tidak mau Citra mencebikkan bibirnya.

"Eh, bego! Lo kenapa sakit huh? Bertahun tahun gue tinggal sama lo. Baru kali ini gue lihat lo terbaring dengan muka yang pucat kek gitu."

"Elah, lo ini apa dah. Orang tidur malah lo omelin. Ntar bangun bakal lo juga yang susah."

Citra sengaja menulikan telinganya agar dia tidak mendengar suara lain. Dengan tingkahnya itu dia membuat Reyhan kesal dan sekali lagi Farhan terkikik geli melihat itu.

"Eh, lo manja banget sih. Pan harusnya lo ngajak keluarga lo jalan keliling German. Eh malah tiduran di sini. Lo sakitnya kok pas rame sih. Pilih-pilih amat dah."

"Jangan bawel kek, orang lagi sakit juga masih lo omelin."

Entah dari mana datangnya Ira datang dan you know lah dia tidak terlalu suka kehebohan.

"Minggir!"

"Eh, gue kena semprot lagi! Tia lo dapet temen dari mana sih kok ngak ada yang bener yah. Benci banget kayaknya sama gue."

Ira dan Cindy menatap Reyhan tajam dan itu sukses membuat Reyhan bergidik ngeri.

"Diem lo! Seneng banget gue kena omel Duo serigala."

"Yah biarin aja sekali kali gitu Rey. Lagian ini jarang loh terjadi."

"Farhan sialan."

***

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang