Part 21 - Reyhan dan Farhan

47 9 0
                                    

----

"Tia!!! Lo kenapa sih? Harusnya kalo lo ngak enak badan yah ngomong jangan kek gini. Lo buat semua orang khawatir."

"Lexa bangun! Lo mah katanya pen jalan-jalan sama gue. Eh tau-tau malah sakit."

Di kamar bernuansa biru ini Reyhan dan Farhan duduk di pinggiran kasur. Farhan di sebelah kanan dan Reyhan di sebelah kiri.

Entah mengapa mereka berdua tidak pernah bertegur sapa padahal mereka berdua adalah sahabat dari Tia.

Mereka berdua terdiam dengan pemikiran masing-masing.

"Lexa, lo inget ngak pertama kali kita ketemu? Lo harus ingat karena kalo ngak gue bakal jitak pala lo."

Tanpa sadar Reyhan memperhatikannya, entah perasaan apa yang berkecamuk tapi dia merasa tidak nyaman. Reyhan penasaran dengan cerita Farhan jadi dia terus saja menajamkan telinganya.

"Waktu itu, entah ada apa dengan gue. Tanpa ada alasan gue datang untuk nenangin lo."

Reyhan menunduk tapi Reyhan tetap mendengarkannya. Dia ingin tau sedekat apa Farhan dan Tia sampai-sampai mereka tidak pernah mengalami kecanggungan sama sekali.

"Gue ngak tau waktu itu lo kenapa? Tapi yang gue tau lo punya masalah yang besar. Melihat penampilan lo yang sangat berantakan, mata yang membengkak, hidung memerah dan rambut yang sangat acak-acakan. Apa yang lo lakuin waktu itu sampe lo kelihatan begitu menyedihkan."

"Sepertinya gue tau kapan itu terjadi, selama di indonesia gue hanya dapetin Tia seperti itu ketika dia di... VILLA ya pas kejadian itu."

Reyhan membatin dan dia sudah tau awal pertemuan mereka.

"Tapi lo itu unik, lo nangis sebegitu parahnya tapi lo juga bisa nenangin diri lo sendiri. Lo bisa marah tapi lo ngak mau. Lo bisa melakukan apapun tapi lo selalu mikirin orang lain."

Reyhan tidak berbicara sama sekali tapi dia tetap mendengarkan apa yang di bicarakan oleh Farhan.

"Lo itu orangnya ekspresif tapi kenapa tadi gue ngak bisa liat itu, kenapa lo bisa nyembunyiin rasa sakit lo Lexa. Apapun itu lo harusnya bisa cerita ke gue atau kalo bukan gue kan ada Reyhan juga ada keluarga lo. Tapi kenapa lo milih sendirian."

"Gue rasa lo udah kenal dekat banget yah sama Tia?"

Akhirnya Reyhan berani angkat bicara dari tadi dia hanya bisa mendengarkan.

"Gue rasa gue belum kenal dekat dengan Lexa, masih banyak yang belum gue tau tentang dia."

"Yah, Tia itu ekspresif tapi dia mempunyai sejuta rahasia."

"Lo tau waktu itu gue melakukan hal konyol dan di tonton seluruh orang. Tapi kau tau apa jawabannya?"

Reyhan hanya menggeleng dan menunggu Farhan berbicara.

"Waktu itu gue kira dia marah sama gue makanya gue mau ngehibur dia tapi dia bilang dia ngak marah sama sekali."

Reyhan terkikik geli dia juga pernah melakukan hal yang konyol untuk menghibur gadis itu.

"Gue juga pernah ngalamin itu sama Tia! Lo tau awal pertemuan gue sama dia. Dia itu orangnya jijay dah jutek banget. Tapi lama-lama dia bisa jinak juga sama gue. Tapi gue sama dia ngak pernah bisa akur sampai masalah datang dan itu membuat kami jauh."

"Yah, pertama kenal dia, gue kek kagak di anggap tau ngak? Gue bicara sendiri seperti berbicara dengan patung."

"Eh iya, kalian ketemu di mana?"

"Gue pertama kali ngeliat dia itu di Sungai yang juga ada terdapat danau di sana. Gue rasa belum ada yang pernah kesana kecuali gue sama Lexa."

"Pas Tia ada di Villa yah?"

"iya, mansion gue tepat di sebelah villa yang Lexa tempati."

"Waktu itu Tia nangis gara-gara gue, masalah yang di buat oleh manusia iblis itu. Dia buat skenario seolah Tia yang salah. Dan bodohnya kami semua percaya dan akhirnya kami tidak mendapatkan momen baik ketika Tia hendak kembali ke German."

"Gue rasa kita sama-sama cowok brengsek yang hadir di kehidupan gadis berhati baik."

Reyhan dan Farhan terkikik geli dan ini pertama kali mereka mengobrol sepanjang ini.

***

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang