8. Prajurit Allah

4K 417 71
                                    

Serial HAMASSAAD – 8. Prajurit Allah

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2016, 30 November

-::-


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shalih Squad sedang berada di rumah Kahfi, bakda Isya ini, membicarakan rencana mereka untuk ikut turun dalam salat Jumat berjamaah terbesar di Jakarta yang akan dihelat pada Jumat, dua Desember nanti.


"Parah ya cuma gara-gara mulut satu orang, Indonesia sampai begini," kata Shiddiq.


Nora dan Queen ikut bergabung dengan mereka tak lama kemudian. Piring-piring berisi gorengan dan minuman, terhidang dalam hitungan selanjutnya.


"Tapi kan jelas," kata Bima. "Gara-gara itu mulut satu, kita bergerak."


"Yoi," kata Hamas. "Ghirah masih menyala, men!" katanya, memukul-mukul dada.


"Takbir!" Fajar mengepalkan tangan kanannya ke atas, lalu mencomot goreng pisang.


"Allaahu akbar!" sambut yang lain.


Queen dan Nora terkikik sembari menutupi mulut mereka, karena yang barusan itu tuh unyu momen. Pokoknya entah kenapa setiap ada yang bilang takbir maka otomatis mereka berseru Allaahuakbar!


"Gue malah ngarep ada yang berani gorok lehernya," kata Kahfi.


"Setuju, Bang!" teriak Hamas.


"Weh, santai, bro," kata Saad. "Ngga semua hal dilaksanakan dengan kekerasan..."


"Ya lagian, ibarat kutu tuh bikin kepala gatel," kata Kahfi. "Kenapa ngga dibasmi kutunya sih malah dipenggal kepalanya. Kan lawak."


"Gue setuju tuh," kata Fahri, sambil ngunyah tahu jeletot. Ngga lama dia kepedesan sendiri, sibuk minum air banyak-banyak. "Ini tahu setan apa gimana sih, pedes amat?!"


"Makan baca bismillah, Bang," kata Saad, kalem. Dia sendiri memilih tempe goreng. Hamas, apalagi kalau bukan bakwan goreng.


"Gue mau makan baca Yasin, tong. Etah barudak sok nasehatin!" gerutu Fahri.


[✓] HAMASSAAD Bromance Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang