36. Fastabiqul Khairat

2.4K 313 102
                                    

SoftCase hape HAMASSAAD biar hape kamu makin greget! 😄 Kuy diorder! ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SoftCase hape HAMASSAAD biar hape kamu makin greget! 😄 Kuy diorder! ❤

Serial HAMASSAAD - 36. Fastabiqul Khairat

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 23 Maret

-::-

Bismillaah...

"Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah maka dia mendapatkan satu kebaikan, dankebaikan itu dilipat gandakan sepuluh kali. Aku tidak katakan alif lam mim itu satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf."

(HR. At-Tirmidzi).  

Azan Zuhur di hari Senin baru berkumandang. Beberapa orang terlihat menghampiri masjid kampus untuk menunaikan kewajiban mereka. Suara kasak kusuk terdengar di bagian tempat wudhu akhwat. Sementara di bagian ikhwan juga tak kalah kasak kusuk. Hamas sebenarnya kepo, karena dia juga baru tiba setelah bergulat dengan mata kuliah yang menurutnya menyebalkan.

Oke, semua mata kuliah memang menyebalkan, bukan?

Setibanya di tempat wudhu, Hamas ikut kasak kusuk juga begitu mendapati keran untuk berwudhu menggunakan keran keren, yang memiliki sensor. Jadi, jika ada tangan di bawah keran, airnya mengalir. Jika tidak, airnya mati.

"Lah, cakep amat ini keran masjid?" komentar Hamas sembari cengengesan. 

Saad tak kalah takjubnya. "MasyaaAllah banget ini mah. Keren pisan. Kok Bima ngga bilang apa-apa ya?"

*****

.

.

.

Bakda Zuhur, sebagian besar mahasiswa dan mahasiswi kembali ke kesibukan masing-masing. Ada yang makan siang dan sebagainya. Sedangkan Shalih Squad, mereka bertahan di masjid untuk berbincang. Bahas apa saja sebab mereka tidak makan siang, karena sedang berpuasa.

"Eh, Bim, itu keran kenapa diganti?" tanya Fajar. "Mana canggih euy! Jadi semangat aja nih aing wudhunya."

Bukan hanya keran, tapi tiap tempat wudhu diberi satu cermin besar dengan doa bercermin tertera nyaman untuk dibaca di sana.

"Iya, itu difasilitasi hamba Allah," kata Bima dengan kalem. Tangannya memegang mushaf. Bola matanya bergerak pelan memerhatikan terjemah ayat yang tengah dinikmatinya.

"Tapi bagus ya," kata Saad, "jadi ngga boros air... Kalau lagi usap kepala, ngga ada air ngalir sia-sia kitu..."

"Bukan dari kampus, Bim?" tanya Ben.

"Bukan," kata Bima. "Ada lah, ngga mau disebut namanya..."

Yang ganti itu Jevin. Setelah belajar berwudhu dan berpikir bahwa berwudhu sebaiknya harus dengan volume keran yang kecil, lantas kenapa tidak sekalian diganti dengan keran sensor agar pengeluaran air bisa lebih dihemat?

[✓] HAMASSAAD Bromance Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang