19. Setan Terbang

3.8K 419 192
                                    

Serial HAMASSAAD – 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD – 19. Setan Terbang

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 11 Januari

-::-

Kelar berzikir selepas shalat Asar, Bima bangkit dari duduknya, mengambil tasnya yang bertumpuk dengan tas temannya yang lain. Hamas, yang duduk di sebelah Saad, menggerakkan punggungnya ke belakang, melongok pada Bima yang kini asik dengan ponselnya.

"Nyomai, Bim?" tanya Hamas pada Bima.

Hamas melongok ke arah tempat Shiddiq duduk.

"Yah, Kang Somay-nya lagi ngaji," celetuk Hamas kemudian.

"Gue ngga," kata Bima.

"Puasa lu yak?"

"Berisik ah," tukas Bima cepat. Hamas manyun.

"Dih, sensi bat!" gerutu Hamas, sebal. Dilihatnya Saad menghampiri, mengambil tas, lalu keluar tanpa bicara apa pun. "Lah? Pada kenapa dah?"

Hamas bingung. Tapi tak urung diikutinya juga Saad menuju ke bagian luar masjid.

Bima mengekor di belakang, dengan kepala tertunduk pada layar ponsel dan menggeret tali di bagian atas tas ranselnya. Lalu duduk di sisi kiri Saad sedangkan Hamas di sisi kanan.

Fajar datang beberapa menit kemudian, heboh dengan kasus yang sedang ramai terjadi.

"Eh, eh, antum pada tahu ngga? Yang kasus pembunuhan itu? Yang disekap di kamar mandi?" tanya Fajar heboh.

"Tahu gue," sela Hamas cepat. "Parah dih, sekarang di komplek rumah gue, keamanannya ditambah!"

"Eh, ada yang mau nitip somay ngga?" tanya Shiddiq tiba-tiba. Tas ranselnya mendarat di samping tas ransel Fajar dan Bima. "Gue laper."

"Laper mulu lu," Hamas merogoh saku celananya, "nih, gue nitip ye, bro. Ceban aje. Yang lain kalau mau sekalianan," katanya.

Shiddiq menerima lembar merah dari Hamas.

"Gue mau!" kata Fajar, senang ada tawaran somay gratisan. "Mabelas ribu!"

"Heh kok banyak bat?!" tukas Hamas.

"Bima pasti ngga mau, kan buat gue mayan!" kilah Fajar cepat.

"Lo mau ngga, Ad?" tanya Shiddiq.

Saad menggeleng, Hamas buru-buru berkata, "Gue lima belas ribu juga deh. Nanti palingan digangguin si Saad."

"Sip." Shiddiq mengacungkan jempol. Pandangannya beralih pada Ben yang baru keluar masjid. "Ben, lo mau somay ngga?"

"Gue nitip dong, tujuh ribu aja," Rangga datang-datang menyeruak, hingga Ben agak terhuyung sebab Rangga menyenggol lengan kirinya ketika bergegas meletakkan tas ranselnya, bertumpukan dengan tas yang lain.

[✓] HAMASSAAD Bromance Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang