35. Cari Kawan

2.1K 353 134
                                    

Serial HAMASSAAD - 35. Cari Kawan

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 22 Maret

-::-


Bismillaah...

Hujan yang turun sejak semalam, membuat Hamas begitu ingin melanjutkan kemesraannya dengan bantal dan gulingnya yang tersayang. Pendingin ruangan sudah dimatikan bahkan sejak jam sebelas malam. Hamas tidak main game sampai larut, karena...

"Mas, bangun buruan."

Karena ada Saad yang bermalam di rumahnya!

"Hmmm," dalam selimut, Hamas malah mendekap guling lebih erat.

"Heh, udah hampir Subuh nih!"

"PAAN SIK AH ELAH!"

Hamas ngamuk. Dia baru tidur ngga sampai satu jam setelah dari jam tiga sampai jelang jam empat dia dipaksa Saad untuk tahajud. Disuruh mandi malah, katanya biar segar.

Apaan, malah makin ngantuk!

"Bangun atuh cepetan," Saad menarik tangan Hamas. Suaranya diperhalus, karena sadar bahwa mereka sedang tidak berada di kontrakan, melainkan di rumah Hamas yang mewah.

Tapi Hamas bergeming. Saad ngikik sebentar sebelum mendekatkan wajahnya ke wajah Hamas. 

Kemudian membuang napas melalui hidung dengan kasar.  Berkali-kali. Sampai Hamas bangun saking kegeliannya.

"Ngapain sik lu, elah gue ngantuk!" dumal Hamas. Dan kesadarannya perlahan terisi penuh setelah Saad menarik lagi jempol kaki kanannya. Meski masih mengantuk, setidaknya nyawanya sudah penuh daripada sebelumnya.

"Bangun, kasep. Atuh kumaha mau jadi qowwam yang baik buat rumah tangga nanti euy, kalau bangun Subuh aja lebih dari sepuluh menit?" ledek Saad. Dia turun dari tempat tidur yang sungguh empuk dan memang membuat nyaman, lantas ke kamar mandi yang ada di kamar Hamas.

Jujur ya, kamar Hamas itu ibaratnya keseluruhan luas kontrakan Saad dikali tiga. Besar banget.

Hamas berbaring, menatap langit-langit kamarnya. Perutnya lapar.

"Kok gue laper ya?" gumam Hamas kemudian.

Suara azan Subuh terdengar sayup-sayup. Sebab masjid komplek rumah Hamas letaknya sekitar dua blok dari sini.

"Gue sunnah dulu, kalau antum masih tidur, gue tinggal," kata Saad sambil menggelar sajadah besar serupa permadani, berwarna hijau.

Hamas manyun. 

Dalam hitungan detik, kakinya sudah menjejak lantai kamar. Terayun menuju kamar mandi.

*****

.

.

.

Pulang Subuh berjamaah, Hamas dan Saad berjalan kaki, kembali ke rumah. Beberapa orang yang juga ikut berjamaah, pulang ke rumah masing-masing menggunakan sepeda motor. Di perjalanan, telinga mereka menangkap pemberitahuan dari pengeras suara masjid.

"Telah meninggal dunia pada hari ini, Bapak Sumargo..." berikutnya info-info tentang di mana jenasah sekarang dan kapan akan dikebumikan.

"Bapak Sumargo?" desis Saad. "Tetangga lo, Mas?"

Dengan tangan memgangi sarung, kening Hamas mengernyit. "Siapa yak?"

Ya Hamas mana kenal sih sama tetangganya? Jarak rumah satu dengan yang satu aja dipisah teras lumayan, belum lagi gerbang yang tinggi-tinggi. Hidup masing-masing sudah mereka itu. Seumpama meninggal sendirian di dalam rumah, ya bau busuk mayat mungkin yang akan menginformasikan ke sekitar jikalau tidak ada orang yang datang. 

[✓] HAMASSAAD Bromance Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang