Serial HAMASSAAD - 32. Perbanyak Sujud
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2017, 16 Maret
-::-
Bismillaah...
Usai shalat Isya, Hamas duduk zikir sembari matanya sesekali melirik Saad yang juga duduk bersimpuh dalam zikir selepas shalat wajib. Perut Hamas terasa lapar sebab tadi buka puasa hanya dengan teh manis dan belum makan apa pun karena bakda shalat Magrib tadi Saad pulang ke kontrakan, shalat sunnah bakdiyah Magrib dan lanjut tilawah.
Saad sih tahan sama lapar. Lah Hamas?
Hamas mengubah posisi duduknya menjadi bersila. Namun beberapa detik kemudian, lengannya ditepuk Saad.
Kepala Hamas mendongak demi melihat Saad bangkit dari duduknya, menggeser kaki. Mengajak Hamas bertukar tempat shalat. Sepanjang pertemanan Hamas dengan Saad, setiap kali Saad shalat sunnah bakdiyah, memang tukar tempat begini terus sih kalau sedang di masjid. Saad biasanya shalat rawatib di kontrakan. Katanya, ada hadits bahwa sebaik-baiknya shalat adalah di rumah, kecuali shalat wajib.
Tapi kalau mereka sedang di luar ya tetap di masjid.
Menurut, Hamas kemudian berdiri tegap di tempat di mana Saad shalat tadi. Mereka berdua lalu kembali fokus pada titik sujud mereka di sajadah, dan menunaikan shalat sunnah bakdiyah Isya dengan khusu.
Setelah itu, Hamas harus bersabar karena Saad menggunakan delapan menit selanjutnya untuk berdoa segala hal. Sementara perut Hamas sudah demo minta diisi.
"Kuy, makan," ajak Saad begitu dia selesai dari doa panjangnya. Dengan wajah lesu setengah cerah, Hamas mengekor Saad ke teras masjid. Kepalanya terlintas seporsi soto dan pecel ayam.
Mereka makan tak jauh dari masjid. Ini pecel ayamnya enak banget. Hamas bisa nambah nasi kalau makan di sini.
Eerrr... di mana juga dia sering nambah nasi sih.
"Eh, Ad," kata Hamas begitu pesanan mereka diangkut oleh pelayan warung tenda. "Lu kenapa kalau abis shalat tuh, mau bakdiyah mesti ngajak gue tukeran tempat?"
Dia sebenarnya sudah lama ingin bertanya perihal ini. Tapi agak malas. Maksudnya, ya udah sih mungkin buat seru-seruan aja gitu pindah-pindah tempat abis shalat. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Saad ngga mungkin mengerjakan sesuatu yang ngga berguna. Ngga mungkin ngerjain suatu hal cuma buat seru-seruan tanpa faedah.
"Oh itu," Saad menyahut, meletakkan jaketnya di atas tas ransel di kursi sebelah kanannya. "Biar memperbanyak tempat sujud."
"Hah?" Hamas melongo. "Kudu pindah gitu? Emang kalau shalat di tempat awal aja, sujudnya ngga dihitung?"
Saad nyengir, nyaris tertawa. Hamas manyun. Dia paling sebal pertanyaannya direspons dengan tawa. Kelihatan banget kan bodohnya.
"Dihitung, tapi ahsan-nya kita sujud di banyak tempat," kata Saad lagi. Dua gelas teh hangat terhidang ke hadapan mereka. Saad dan Hamas mengucap terima kasih dalam bahasa yang berbeda.
Saad dengan jazakallaah khayran-nya.
Dan Hamas dengan thank you-nya.
"Sunnah dari Nabi Muhammad," Saad dan Hamas mengucap gelar mulia Nabi bersamaan, "Shallallaahu 'Alayhi Wasallam, yaitu sebaik-baiknya shalat adalah di rumah, kecuali shalat wajib. Makanya, kita sebagai ikhwan, shalat wajib di masjid. Sunnah qabliyah dan bakdiyah... kalau bisa di rumah. Gue sering kan kalau lagi ngga ke mana-mana, shalat sunnah bakdiyah ya di kontrakan."
Seraya menyeruput teh hangatnya, Hamas mengangguk setuju. "Terus gue ikutan, ehehe..."
Saad terkekeh, "Alhamdulillah," katanya. "Nah, fungsinya tuker tempat shalat sama lo tadi itu, biar memperbanyak tempat sujud. Semua tempat yang dipakai shalat akan menjadi saksi di hari kiamat, maka dianjurkan seseorang untuk pindah tempat. Jadi di hari kiamat nanti tempat-tempat kita sujud itu bakal bersaksi bahwa kening kita pernah nempel di sana untuk sujud pada Allah."
Ada aliran sejuk di relung dada Hamas demi mendengar kalimat sahabatnya barusan.
Kalau sudah urusan ada yang bersaksi baik di akhirat sana, Hamas bawaannya senang terus.
"Ada haditsnya juga," kata Saad. Kalimatnya terhenti begitu pelayan warung tenda mengantarkan makanan pesanan mereka. "Kang, afwan, saya tambah tahu gorengnya dua ya."
Si pelayan mengiyakan, lalu bergegas kembali ke tempat memasaknya.
"Hadits apaan?" tanya Hamas seraya mencelupkan tangannya ke mangkuk berisi air bersih.
"Janganlah menyambung satu shalat dengan shalat yang lain, sebelum kita berbicara atau pindah dari tempat shalat. Hadits Imam Muslim, kalau gue ngga salah," ucap Saad. "Nah, tentang pindah shalat ini ada sabda Nabi juga; Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu untuk sekedar maju, mundur, ke kiri atau ke kanan dalam shalatnya?"
Alis Hamas mengernyit sekilas, "Pindah tempat shalat, atau ngomong?"
"Iya, kayak gue abis shalat wajib terus ngomong aja ke lo, kemudian shalat bakdiyah di tempat yang sama, ya ngga apa-apa," jelas Saad. "Tapi lebih ahsan kalau pindah tempat. Kan Rasul yang ngajarin begitu."
"Ooo..." Hamas manggut-manggut, menyuap nasi ke mulutnya sendiri. "Ahsan apaan dah?"
"Ahsan itu baik," kata Saad, ikut menyuap nasi.
"Ooo, ngerti, ngerti. Jadi intinya perbanyak tempat sujud yak? Saik dah kan enak kalau gue paham!" kata Hamas. "Selama ini mah gue iya aja tiap lau ngajak tuker tempat. Kirain buat seru-seruan. Hahaha."
"Alhamdulillaah," kata Saad senang. Satu piring berisi dua potong tahu goreng terhidang tak seberapa lama. Saad mengucap terima kasih, dan Hamas mencomot satu potong, lantas menggigitnya tanpa izin lagi.
"Eh, ini buat gue kan yak?" tanya Hamas, dengan potongan tahu yang tinggal separuh di tangannya.
"Iya, makanya gue pesen dua," kata Saad singkat, kemudian melanjutkan makannya.
Hamas nyengir, "Jazakallaah, yaa Habibi..."
"Khayran-nya mana?"
"Hah?"
"Khayran-nya mana?" tanya Saad lagi. "Jazakallah artinya kan semoga Allah membalasmu. Khayran itu kebaikan. Kalau jazakallah khayran kan semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Kalau tanpa khayran, nanti Allah balas yang kayak mana, Mas?"
"Oh!" Hamas terkesiap, "Jazakallaah khayran, yaa Habibi..."
"Uhibbuka fillah, yaa Ukhayya..." balas Saad dengan alis turun naik.
Hamas?
Dia tersedak sampai terpaksa menggapai air teh milik Saad sebab air tehnya sudah tandas sejak tadi.
Sedap jawabannya si Aa mah Mantabh Seoul~ *i love you even more hueeeee T_T
*nasib author jatuh cinta sama karakter buatannya sendiri T___T
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HAMASSAAD Bromance Until Jannah
SpiritualSeason 2 😎 [Kalau kalian sabar, kalian masih bisa baca banyak Bab di sini] "Eh, nyet... Lau kalau lagi sujud, doa paan aje dah?" tanya Hamas, menyenggol-nyenggol Saad dengan siku kirinya. Saad, yang sedang sibuk baca buku cetak setebal alai...