38. Shalat untuk Rehat

1.9K 299 71
                                    

Serial HAMASSAAD – 38. Shalat untuk Rehat

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 3 April

*****

Bismillaah...

  ⁠⁠⁠"Sesungguhnya apabila seorang hamba shalat, dia membawa seluruh dosanya, lalu diletakkan di kepala dan kedua pundaknya. Maka setiap kali dia rukuk atau sujud, dosa-dosa itu berjatuhan darinya."

(HR Thabrani dengan sanad shahih

Ahad jam dua siang, mini cooper milik Hamas terparkir menawan di parkiran masjid di bilangan Jakarta Pusat. Hamas dan Saad sedang dalam perjalanan pulang menuju Jakarta setelah mereka bermalam di rumah Saad di Bandung.

Tadi Saad yang meminta Hamas untuk menepi ke satu masjid, padahal kalau mereka teruskan perjalanan, pasti sampai kontrakan Saad sebelum azan Asar berkumandang. Tetapi, karena Saad yang minta, maka Hamas setuju saja.

Saad pernah bilang sih, bahwa sebaik-baiknya tempat yang dikunjungi setelah perjalanan jauh adalah masjid. Tempat peristirahatan untuk para mukmin ya masjid. Di sana bisa berwudhu untuk menyegarkan tubuh, lalu shalat untuk menyegarkan pikiran.

Mereka berdua shalat sunnah tahiyatul masjid sebanyak dua rakaat. Dan sebagaimana biasanya, Hamas selesai duluan, sedangkan Saad masih asik dengan ritualnya.

Usai memundurkan duduknya, Hamas memerhatikan gerakan-gerakan shalat yang Saad kerjakan. Persis seperti penjelasan Bima beberapa waktu lalu. Dan di sujud terakhirnya, Saad memperlama jeda sujudnya.

Membuat Hamas berpikir, apakah Saad membaca seluruh doa yang pernah Saad ajarkan pada Hamas dulu.

Semuanya?

Begitu selesai, Saad bergeser ke dekat pilar. Masjid agak lengang karena memang belum masuk waktu shalat. Sebuah botol minum berisi air mineral keluar dari tas ransel Saad. 

"Minum, Mas?" tawar Saad pada Hamas yang kemudian menggeleng.

"Lu aja udah, gue kaga haus."

Saad meneguk air di dalam botol sebanyak tiga kali, kemudian mengambil napas seraya mengucap hamdalah sebelum meneguk tiga tegukan lanjutan.

"Capek juga euy," kata Saad. "Apalagi antum yang bawa mobil ya."

Hamas nyengir. "Kaga sik," ucapnya. "Eh, lu laper kaga?"

"Ngga terlalu, tapi boleh lah kalau antum mau makan," kata Saad dengan senyuman semringahnya. Mengusap-usap lengan kanannya sendiri. 

Saad memang bukan orang yang suka makan banyak. Dia makan secukupnya, tapi bisa dibilang sering. Makannya juga lama, karena dikunyah pelan-pelan.

Ngga kayak Hamas...

"Tar abis dari sini dah kita ngenaspad dulu," tukas Hamas, agak kecewa melihat notifikasi ponselnya nihil.

"Dibungkus aja," kata Saad. "Gue capek banget. Jadi makan di kontrakan gitu ya, Mas?"

"Beres, bosku!" sergah Hamas. "Eh, eh, lu kalau capek, terus kenapa maksain mampir ke sini dah?" tanyanya kemudian, setelah memasukkan ponsel ke dalam tas kecilnya. "Kenapa kita kaga langsung pulang aja gitu, sampe kontrakan lu kan bisa istirahat!"

[✓] HAMASSAAD Bromance Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang